Dinamika Kehidupan Sosial-Ekonomi Memotong kain mori

pekerjaan mencari nafkah. Salah satu upaya untuk tetap dapat bertahan hidup survival dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah dengan adanya industri kecil di pedesaan yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi wanita dan mengurangi pengangguran. Faktor ekonomi juga menjadi salah satu faktor yang cukup penting yang dapat menjadikan seorang wanita mencari pekerjaan di luar rumah yaitu pada industri kecil sebagai penambah penghasilan rumahtangga. Dari keadaan ini muncullah apa yang dinamakan peran ganda wanita, disatu sisi kesempatan yang ada yakni bekerja di luar rumah tetapi disisi lain mereka tidak boleh meninggalkan perannya di rumah. Untuk wanita yang tinggal di pinggiran kota desa urban atau kota besar umumnya tidak menjadi problem, meskipun kondisinya berbeda, tetapi untuk mereka yang tinggal di daerah pelosok desa desa rural tampaknya ini adalah pilihan yang sulit. Oleh sebab itu, adanya industri kecil yang berada di pedesaan dianggap paling cocok. Karakteristik yang melekat di dalamnya jenis pekerjaan memungkinkan mereka dapat melakukan kedua peran di atas, meskipun dengan resiko tidak dapat bekerja secara optimal.

2.1.8 Dinamika Kehidupan Sosial-Ekonomi

Menurut Faridah 2007, industrialisasi akan mendorong pada perubahan sosial. Adanya industri dapat memberikan dampak positif pada sektor non- pertanian di deerahnya. Kehadiran industri ini berpengaruh besar bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat, yaitu dengan tersedianya lapangan pekerjaan baru mengurangi jumlah pengangguran, meningkatkan pendapatan masyarakat yang tentunya akan meningkatkan pula kesejahteraan masyarakat, menanggulangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh pembuangan limbah pabrik di kota- kota besar, mengurangi arus urbanisasi, melahirkan para pengusaha-pengusaha baru, meningkatkan pendidikan, dan melahirkan jiwa-jiwa yang disiplin yang mempunyai prinsip efektif dan efisien dalam segala kehidupannya Faridah, 2007. Berkembangnya industri di pedesaan memberikan pengaruh yang sangat nyata yaitu munculnya golongan baru dalam masyarakat yaitu golongan pengusaha dan golongan buruhpekerja. Menurut Soesilowati 1988, masuknya industri membawa perubahan sosial pada masyarakat, yaitu masyarakat memiliki pandangan dunia yang baru. Dengan berbaurnya penduduk setempat dengan pendatang yang sudah ada membawa gaya hidup yang lain, maka sangat memungkinkan masyarakat mempunyai pandangan dunia yang berubah. Perubahan ini terjadi, terutama karena a. Dengan berdirinya pabrik banyak tanah pertanian yang terpakai, b. Dengan adanya industri mengundang orang-orang untuk datang, yang kemudian lebih banyak membuka lapangan pekerjaan dalam bidang jasa. Diikuti pula dengan pembangunan rumah- rumah penduduk di sekitar industri sehingga membuat suasana ramai. Dengan bertambah ramainya akibat dari kehadiran industri, menjadi daya tarik bagi penduduk pendatang untuk bertempat tinggal menetap, maka semakin berkembang pula perkampungan baru. Banyak pendatang dari luar yang bekerja sebagai buruh industri maupun mencoba mengadu hidup di daerah. Sebagian besar penduduk desa yang tadinya bekerja sebagai buruh tani, sekarang banyak yang diterima menjadi buruh pabrik. Menurut Setyaningsih 2006, masuknya industri ke suatu daerah mengakibatkan berubahnya pola perilaku masyarakat. Perubahan perilaku masyarakat dalam hubungannya dengan pola kegiatan ekonomis. Masyarakat cenderung berperilaku seperti masyarakat pada negara-negara maju khususnya dalam hal konsumeritas. Masyarakat lebih konsumtif dalam hal pemenuhan kebutuhan. Di samping itu juga berubahnya mentalitas masyarakat yang lebih cenderung ke arah individualistis, sehingga nilai tolong-menolong, gotong-royong dan kerukunan atau kekeluargaan antar penduduk masyarakat mulai luntur. Pada dasarnya industri lebih mengenalkan pada masyarakat pedesaan tentang arti pentingnya disiplin dalam berbagai bidang kehidupan. Kehidupan yang materialistik yang mengukur segala sesuatunya dengan uang dan lebih cenderung individualistik. Selain itu, tercampurnya kebudayaan asli dengan kebudayaan modern. Hal ini disebabkan karena masuknya para pendatang dari luar desa yang bekerja tetap pada sektor industri.

2.2 Kerangka Konseptual