memiliki keterampilan tertentu dan pemimpin perusahaan memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri
bordir dan industri keramik. d. Industri Besar
Industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam
bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan
kelayakan fit and proper test. Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang Siahaan, 1996.
ii. Berdasarkan lokasi, industri dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. Industri Perkotaan
Industri yang terletak dalam jarak yang dekat dengan daerah metropolitan atau kota yang besar. Adanya kepadatan penduduk yang cukup tinggi di
kota metropolitan atau kota besar dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga kerja bagi industri tersebut.
b. Industri Semi perkotaan Kawasan industri yang terletak di ibukota kabupaten diantaranya daerah
perkotaan dan kecamatan. c. Industri Pedesaan
Kawasan industri yang terletak di ibukota kecamatan yang penduduknya cukup besar.
iii. Menurut Badan Pusat Statistik 2009 industri diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Industri kerajinan rumahtangga yang mempunyai 1-4 karyawan. 2. Industri kecil rumahtangga yang mempunyai 5-19 karyawan.
3. Industri sedang rumahtangga yang mempunyai 20-99 karyawan. 4. Industri besar rumahtangga yang mempunyai lebih dari 100 karyawan.
2.1.6 Strategi Nafkah dan Sistem Penghidupan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, nafkah diartikan sebagai cara hidup, definisi ini biasanya disejajarkan dengan konsep livelihood mata-pencaharian
akan tetapi konsep livelihood mencakup pemahaman yang lebih luas bukan hanya sekedar bagaimana memperoleh pemasukan. Secara sederhana livelihood
didefinisikan sebagai “cara dimana orang memenuhi kebutukan mereka atau peningkatan hidup”. Dalam pandangan yang sangat sederhana livelihood terlihat
sebagai “aliran pendapatan” berupa uang atau sumberdaya yang dapat digunakan
oleh seseorang untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dharmawan dalam Tulak 2009 memberikan penjelasan bahwa livelihood
memiliki pengertian yang lebih luas daripada sekedar means of living yang bermakna secara sempit sebagai mata-pencaharian semata-mata. Dalam sosiologi
nafkah, pengertian strategi nafkah lebih mengarah pada pengertian livelihood strategy strategi penghidupan daripada means of living strategy strategi
bertahan hidup. Pengertian livelihood strategy yang disamakan pengertiannya menjadi strategi nafkah dalam bahasa Indonesia, sesungguhnya dimaknai lebih
besar sekedar “aktivitas mencari nafkah” belaka. Sebagai strategi membangun sistem penghidupan, maka strategi nafkah bisa didekati melalui berbagai cara atau
manipulasi aksi individual maupun kolektif. Strategi nafkah bisa berarti cara bertahan hidup ataupun memperbaiki status kehidupan. Dalam hal ini strategi
penghidupan livelihood strategies pedesaan adalah strategi penghidupan dan nafkah yang dibangun dan selalu menunjuk pada peran sektor pertanian. Dalam
posisi sistem nafkah yang demikian, basis nafkah rumahtangga industri adalah segala aktivitas ekonomi yang terkait dengannya. Karakteristik sistem nafkah
penghidupan dan nafkah yang dicirikan oleh bekerjanya dua sektor ekonomi, juga sangat ditentukan oleh sistem sosial budaya setempat. Strategi nafkah dilakukan
berdasarkan sumber-sumber nafkah yang dimiliki individu atau rumahtangga dan faktor-faktor di luar rumahtangga yang menentukan kemampuan rumahtangga dan
menentukan strategi nafkah. Dengan demikian, strategi nafkah mempresentasikan serangkaian pilihan pengguanaan sumberdaya nafkah dan aktivitas nafkah yang
dialukan rumahtangga untuk mencapai tujuan kesejahteraan sosial dan ekonomi rumahtangga. Dharmawan, et.al 2007.
Pemikiran Sajogyo dan para muridnya sangat jelas mengarah kepada upaya mengungkap akar persoalan tata-kehidupan serta kerentanan-kerentanan yang
menyertai sistem penghidupan livelihood vulnerability penduduk di pedesaan.
Meski tidak secara eksplisit menggunakan istilah livelihood, namun perhatian Sajogyo mahzab Bogor pada persoalan kemiskinan yang kemudian menjelma ke
dalam beberapa persoalan “derivet” nya seperti diversifikasi sumber nafkah income sources diversification, pekerjaan nafkah wanita dan pembagian kerja
dalam rumahtangga, ataupun lapangan kerjausaha dan kesempatan kerja pedesaan, cukup untuk memperkuat klaim bahwa ia memang concern dengan
masalah sistem penghidupan pedesaan. Sosiologi yang berkonsentrasi
pada analisis “sistem penghidupan dan nafkah pedesaan” adalah bidang kajian yang muncul suatu keniscayaan
bekerjanya dinamika sosial-ekonomi, ekologi dan politik yang mempengaruhi derajat eksistensi individu, rumahtangga, dan keolompok yang membina
kehidupan suatu kawasan. Respon atas dinamika sosial-ekonomi dan politil dalam sistem penghidupan dan nafkah pedesaan direpresentasikan oleh pola-pola yang
dibentuk, strategi yang dibangun, serta manuver-manuver dari aktivitas nafkah yang ditunjukkan disetiap aras, dalam menggali sumber-sumber penghidupan
nafkah. Strategi nafkah dalam kehidupan sehari-hari direpresentasikan oleh keterlibatan individu dalam pada proses perjuangan untuk mendapatkan suatu
jenis mata-pencaharian atau bentuk kegiatan produktif demi mempertahankan ataupun meningkatkan derajat kehidupan dalam merespon dinamika sosial-
ekonomi, ekologi dan politik yang mengenai mereka. Dharmawan, 2007. Menurut Mardianingsih 2003 menunjukkan bahwa masyarakat yang
memilili keunggulan dalam pencapaian tingkat ekonomi, biasanya memiliki kelenturan dalam strategi bertahan hidup livelihood strategy. Hal ini
menunjukkan bahwa mereka yang memiliki kelenturan dalam struktur nafkah livelihood structure akan menunjukkan tingkat stabilitas ekonomi rumahtangga
yang lebih baik. Dengan menerapkan berbagai strategi nafkah livelihood diversity bertumpu pada sumberdaya yang dimiliki setiap rumahtangga dapat
meningkatkan derajat kesejahteraannya Tulak, et.al 2009. Strategi nafkah dalam hal ini dibatasi sebagai keseluruhan cara atau kegiatan ekonomi yang diambil
rumahtangga sekedar untuk bertahan hidup survival danatau dalam kondisi memungkinkan untuk membuat status kehidupan menjadi lebih baik melalui
pemanfaatan berbagai sumberdaya yang dimiliki.
2.1.7 Strategi Bertahan Hidup Masyarakat