Dari penjelasan di atas merupakan contoh pengalaman pengusaha pada dua industri batik mengenai kedisiplinan pekerja batik tulis. Konflik yang dialami
pada perusahaan batik Larissa mengakibatkan kerugian secara ekonomi dan sosial. Hubungan antar pengusahamajikan dengan pekerjanya harus terjalin
dengan baik sehingga menimbulkan dampak positif bagi pekerja dan perusahaan. Kedisiplinan pada pekerjaan akan terbangun dan memberikan kepuasan bagi
pekerjanya. Setiap keputusan diambil secara bijaksana dan sesuai dengan kebutuhan pekerjanya. Untuk meningkatkan kedisplinan diperlukan adanya
peraturan-peraturan pada setiap industri batik dan adanya fasilitas-fasilitas yang memadai bagi para pekerjanya. Dengan demikian kepuasan dan keloyalan pekerja
akan berdampak pada kehidupan sosial para pekerja batik tulis.
6.2 Tingkat Stres Pekerja Batik Dalam Membatik
Pekerjaan membatik merupakan pekerjaan yang tidak mudah dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan satu kain batik.
Penyelesaian untuk batik tulis diperlukan waktu selama dua sampai tiga bulan. Setiap hari pekerja batik tulis membatik selama tujuh jam, apabila ditambah
dengan pekerjaan lembur dan pekerjaan sampingan akan lebih lama waktu untuk bekerja. Situasi tersebut yang membuat pekerja batik tulis mengalami tekanan
terhadap jumlah jam kerja yang panjang. Faktor lingkungan kerja dan suasana kerja menyebabkan nyaman atau tidaknya mereka bekerja. Selain itu, faktor usia
responden yang mayoritas sudah tua secara terus-menerus bertahan untuk membatik sesuai dengan durasi jam kerja mereka. Hal tersebut mampu
menyebabkan stres sesuai dengan kondisi pekerjaan. Tingkat stres yang dihadapi pekerja dalam pekerjaan membatik dapat
dikatakan cukup tinggi. Bagaimana tidak, membatik dilakukan dengan duduk di atas kursi kecil, fokus menggambar dengan canting dan bau asap malam yang
sangat menyengat hidung. Setiap hari mereka dihadapkan dengan situasi seperti itu dan berdampak pada kesehatan pekerja batik. Dampak yang mereka rasakan
adalah rasa pusing, capek punggung dan batuk-batuk. Selain itu, perubahan teknologi dari minyak tanah ke gas pada industri kecil maupun industri besar juga
berdampak pada rasa ketakutan dan ketidaknyamanan responden akan bahayanya. Mereka mengatakan bahwa apabila menggunakan gas takut tabung meledak. Hal
tersebut juga
menjadikan streskekhawatiran
para pekerjanya
dengan menggunakan gas. Di bawah ini contoh kasus yang dialami responden dalam
membatik.
Kerja membatik itu sangat capek dari pagi sampai sore terus membatik dan terdapat lembur membatik pada malam hari.
Waktu untuk istirahat di rumah sangat sedikit, karena banyak waktu yang digunakan untuk bekerja.
Rumah saya jauh dari tempat kerja, sesampai di rumah sudah sangat capek. Setelah maghrib saya melanjutkan kembali untuk lembur. Walaupun saya
sudah tua, alhamdulillah saya masih kuat untuk membatik Ibu Msl; pekerja batik industri kecil, 60 tahun.
Ibu Msl mengatakan bahwa hal yang dirasakan pada saat membatik adalah rasa capek yang sangat tinggi. Durasi jam kerja mempengaruhi tingkat stres pada
pekerjaan membatik. Apalagi ditambah dengan pekerjaan lembur membatik di malam hari, rasa capek pun semakin terasa. Jarak rumah dengan tempat kerja
yang cukup jauh juga menjadi penyebab keterlambatan untuk sampai di rumah, setelah itu masih ada tanggungjawab untuk mengurus anak-anak dan suami. Pukul
19.00 WIB beliau meneruskan pekerjaan membatik sampai pukul 22.00 WIB. Hal tersebut berdampak pada kesehatan pekerja batik yang semakin menurun sesuai
dengan usia yang sudah tua. Walaupun umur boleh dikatakan tua, semangat untuk terus bekerja mencari nafkah dijalaninya dengan rasa senang dan bahagia. Bagi
pekerja batik, rasa capek dan stres kerja sudah dianggap biasa dalam pekerjaannya. Kondisi yang dialami oleh Ibu Msl sebagian besar responden juga
mengalami hal yang sama.
6.3 Kondisi Tempat Tinggal Rumahtangga 6.3.1 Kondisi Fisik Tempat Tinggal Rumahtangga