13. Ragam sumber pendapatan adalah macam-macam jenis pekerjaan baik
pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan yang dapat mendukung dalam peningkatan pendapatan.
14. Konsumsi adalah penggunaanpengeluaran kebutuhan sehari-hari,
mencakup: kebutuhan primer, sekunder dan tersier. 15.
Tempat tinggal adalah tempat seseorang bernaung dalam satu rumah. 16.
Stres kerja merupakan suatu kondisi keadaan seseorang mengalami ketegangan karena adanya kondisi yang mempengaruhi dirinya.
17. Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan pekerja batik
terhadap kondisi yang diterimanya.
2.5 Definisi Operasional
1. Pendidikan adalah kemampuan untuk dapat memenuhi pendidikan terakhir
responden. Pendidikan responden diukur dari tingkat pendidikan yang paling rendah sampai yang paling tinggi.
a. Sangat Rendah : Tidak SekolahTidak Tamat SD
b. Rendah : Tamat SD
c. Sedang : Tamat SMPSederajat
d. Tinggi : Tamat SMASederajat
e. Sangat Tinggi : Tamat Perguruan Tinggi PTSederajat
2. Status Pernikahan adalah status yang dimiliki responden yang
rumahtangga yang terikat dalam perkawinan baik tinggal bersama ataupun terpisah.
a. Belum Menikah : responden yang masih berstatus anak dan belum
memiliki keluarga, skor 1. b. Menikah
: responden yang sudah memiliki keluarga sendiri, skor 2.
c. Janda : responden yang hidup terpisah dengan suami atau
suami sudah meninggal dunia, skor 3. 3.
Struktur pendapatan adalah jumlah pemasukan yang diterima seseorang sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan dalam kurun waktu
satu tahun. Jumlah pendapatan dikategorikan berdasarkan rata-rata pendapatan rumahtangga di lokasi penelitian.
a. Rendah : pendapatan Rp 10.612.686, skor 1
b. Sedang : Rp 10.612.686 ≤ pendapatan Rp 18.299.770, skor 2
c. Tinggi : pendapatan ≥ Rp 18.299.770, skor 3
4. Persepsi tingkat pendapatan adalah penilaian responden terhadap jumlah
uang yang diterima sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilakukan dalam kurun waktu satu tahun. Tingkat pendapatan diukur dari jumlah
pendapatan total rumahtangga pekerja batik saat ini pada industri kecil dan industri besar dibanding lima tahun yang lalu.
a. Lebih buruk : tingkat pendapatan
yang diperoleh responden sangat tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga dibandingkan lima tahun yang lalu pada saat belum atau sudah
bekerja di industri batik, skor 1. b. Sama saja belum bisa memenuhi kebutuhan keluarga : tingkat
pendapatan respoden yang diperoleh saat ini dibandingkan lima tahun yang lalu tidak terjadi perubahan sehingga pendapatan yang didapat
saat ini masih belum bisa memenuhi kebutuhan rumahtangga, skor 2. c. Sama saja bisa memenuhi kebutuhan keluarga
: tingkat pendapatan yang diperoleh responden saat ini dibandingkan lima tahun yang lalu
tidak terjadi perubahan akan tetapi pendapatan yang di dapat saat ini dapat mencukupi kebutuhan rumahtangga, skor 3.
d. Lebih baik : tingkat pendapatan
yang diperoleh responden saat ini lebih baik atau pendapatan yang diperoleh saat ini lebih besar sehingga dapat mencukupi kebutuhan
rumahtangga, skor 4. 5.
Persepsi kontribusi rumahtangga adalah penilaian rumahtangga responden dalam menentukan terhadap peluang pekerjaan yang berperan sebagai
kontribusi pendapatan dalam rumahtangga. a. Berkontribusi, tetapi bukan sebagai kontribusi utama : responden yang
bekerja pada industri kecil dan industri besar berkontribusi dalam
pendapatan rumahtangga akan tetapi status kontribusinya bukan sebagai kontribusi utama, skor 1.
b. Berkontribusi, sebagai kontribusi utama : responden yang
bekerja pada industri kecil maupun industri besar berkontribusi utama dalam pendapatan rumahtangga memiliki peran utama dalam
keluarga, skor 2. 6.
Persepsi tentang kesempatan kerja adalah penilaian responden terhadap peluang untuk memperoleh pekerjaan di luar sektor industri batik pada
saat ini dibanding lima tahun yang lalu. a. Lebih kecil : tidak terdapat kesempatan kerja di luar sektor industri
batik, skor 1. b. Sama saja : sama saja, tidak terjadi perubahan kesempatan kerja di
luar sektor industri batik, skor 2. c. Lebih besar : pekerjaan di luar sektor industri batik terbuka lebar dan
mudah dalam memperoleh pekerjaan dibanding pada sektor industri batik, skor 3.
7. Pilihan bekerja pada industri batik adalah pilihan masing-masing
responden untuk bekerja pada industri kecil maupun industri besar. a. Membatik sudah menjadi hobbi
: skor 1 b. membatik sudah turun-temurun
: skor 2 c. Tidak memiliki keterampilan selain membatik
: skor 3 8.
Pengaruh keterampilan pada jam lembur membatik adalah kemampuan responden untuk melakukan kegiatan lemburpenambahan jam kerja
membatik. a. Tidak mendapatkan lembur membatik
: responden
yang tidak melakukan kegiatan lembur membatik, skor 1. b. Mendapatkan lembur membatik
: responden yang melakukan kegiatan lembur membatik sesuai dengan tingkat
keterampilan, skor 2. 9.
Struktur pengeluaran rumahtangga adalah tingkat pengeluaran dari pendapatan yang diperoleh rumahtangga untuk membelanjakan kebutuhan
primer, sekunder dan tersier dalam rumahtangga. Tingkat kemampuan
saving rumahtangga adalah besanrnya selisih pendapatan rumahtangga pada industri kecil maupun industri besar.
a. Tidak mempunyai selisih pendapatan kecil : selisih pendapatan
yang diperoleh rumahtangga tidak dapat digunakan untuk saving, skor 1.
b. Mempunyai selisisih pendapatan besar : selisih pendapatan yang diperoleh rumahtangga digunakan untuk pengeluaran tak terduga, skor
2. 10.
Alokasi waktu kerja adalah banyaknya penggunaan waktu kerja untuk kegiatan produktif dan reproduktif. Tingkat produktivitas pekerja diukur
selisih antara pendapatan responden dalam satu hari dengan jumlah alokasi waktu kerja dalam satu hari responden industri kecil dibanding
industri besar. 11.
Kepuasan kerja pada industri batik adalah menunjukkan adanya kesesuaian harapan kerja responden dengan hasil yang diinginkan oleh
responden yang bekerja pada industri kecil maupun industri besar. a. Tidak puas
: skor 1 b. Kurang puas
: skor 2 c. Cukup puas
: skor 3 d. Puas
: skor 4 e. Sangat puas
: skor 5 12.
Tingkat stres kerja adalah kondisi menegangkan fisik dan mental yang dialami responden terhadap durasi jam pekerjaan membatik, ragam
sumber pendapatan dan lingkungan yang berada disekitar tempat kerja. a. Sangat rendah
: skor 1 b. Rendah
: skor 2 c. Netral
: skor 3 d. Sangat Tinggi
: skor 4 13.
Tempat tinggal adalah tempat sesorang bernaung. Tempat tinggal ini terdiri dari kondisi fisik tempat tinggal dan status kepemilikan alat
elektronik dan kendaraan rumahtangga.
i. Kondisi tempat tinggal adalah kondisi fisik rumah yang ditempati oleh satu keluarga saat ini dibandingkan lima tahun yang lalu.
a. Tidak baik lebih jelek : kondisi dinding triplekbambu, alas tanah, keadaan rumah tidak memungkinkan untuk ditempati semua anggota
rumahtangga kondisi lebih jelek dibanding lima tahun yang lalu, skor 1.
b. Kurang baik : keadaan tempat tinggal, kondisi dinding
triplek bambu dan alas tanah atau dinding tembok dan alas kurang baik dibanding lima tahun yang lalu, skor 2
c. Sama saja : keadaan tempat tinggal, kondisi dinding
triplek bambu dan alas tanah atau dinding tembok dan alas tidak terjadi perubahan pada saat ini dibanding lima tahun yang lalu, skor
3. d. Lebih baik
: keadaan tempat tinggal, kondisi dinding triplek bambu dan alas tanah atau dinding tembok dan alas lebih
baik atau pernah merenovasi rumah jadi lebih baik dibanding lima tahun yang lalu, skor 4.
i. Kepemilikan peralatan rumahtangga adanya barang-barang elektronik dan kendaraan yang dimiliki oleh setiap rumahtangga. Kepemilikan
peralatan elektronik dan kendaraan ini dikategorikan ke dalam barang mewah luxurious dan barang bukan mewah non luxurious.
a. Barang mewah luxurous : terdiri dari sepeda, televisi, kipas angin dan setrika.
b. Barang bukan mewah : terdiri dari sepeda motor, telepon
selularHP, magig jar, DVDVCD, water dispenser dan radio.
BAB III PENDEKATAN LAPANGAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif, penelitian ini
menggunakan metode penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data pokok Singarimbun, 1989. Sedangkan dalam metode penelitian kualitatif menggunakan metode studi kasus, pengamatan, dan
wawancara. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui struktur nafkah dan
penghidupan setiap rumahtangga pekerja batik tulis yang menjadi sampel penelitian. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk melihat perkembangan
pekerja batik tulis baik industri skala kecil maupun industri skala besar di Kota Pekalongan Jawa Tengah yang terungkap dari hasil penelitian kualitatif.
Pengambilan data dilakukan melalui dua tahap. Tahap pertama, dilakukan pengambilan data melalui wawancara kuesioner kepada beberapa responden dan
informan untuk melakukan test kuesioner uji kuesioner sebagai preliminary research. Tahap kedua, setelah menggunakan test kuesioner kemudian dilakukan
editing kuesioner sebagai penelitian sesungguhnya yang disesuaikan dengan karakteristik masyarakat dan daerah lokasi penelitian.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari lapanganhasil kuesioner yang dilakukan
dengan wawancara langsung kepada responden pada industri kecil dan industri besar. Selain itu, dilakukan juga wawancara mendalam kepada informan.
Sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang sumbernya berasal dari berbagai arsipdokumen-dokumen Pemerintah Kota Pekalongan, data-data
dari dinas terkait, makalah ilmiah, skripsi, tesis, internet dan lain sebagainya.