Dampak Psikologis Individu dengan Kanker Payudara

5. Dampak Psikologis Individu dengan Kanker Payudara

Bellenir 2009 mengatakan ada beberapa dampak pada penderita kanker payudara atas penyakitnya yaitu: a. Perilaku dan emosi penderita Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda, tergantung pada sumber penyakit reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain. Penyakit berat, apalagi jika mengancam kehidupannya, dapat menimbulkan perubahan emosi dan perilaku yang lebih luas, seperti: anxiety, shock, penolakan, marah, dan menarik diri. b. Peran keluarga. Setiap orang memiliki peran dalam kehidupannya, seperti pencari nafkah, seorang profesional, atau sebagai orang tua. Saat mengalami penyakit, peran-peran klien tersebut dapat mengalami perubahan. Perubahan tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau terlihat secara drastis dan berlangsung lama. c. Citra tubuh. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang terhadap penampilan fisiknya. Beberapa penyakit dapat menimbulkan perubahan dalam penampilan fisiknya danpenderita atau keluarga akan bereaksi dengan cara yang berbeda-beda terhadap perubahan tersebut. Reaksi penderita atau keluarga terhadap perubahan gambaran tubuh tersebut tergantung pada: jenis perubahan misalnya organ tertentu, kapasitas adaptasi, kecepatan perubahan, dan dukungan yang tersedia misalnya keluarga, teman, dan lainnya. Ogden 2007 juga mengemukakan bahwa wanita yang mengalami penyakit kanker payudara sering melaporkan adanya perubahan pada rasa kewanitaan, daya tarik, dan citra tubuh. Universitas Sumatera Utara d. Konsep diri. Konsep diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahan pada seluruh aspek kepribadiannya. Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan peran yang dimilikinya, tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan spiritual diri. Konsep diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan anggota keluarganya yang lain. Klien yang mengalami perubahan konsep diri karena sakitnya mungkin tidak mampu lagi memenuhi harapan keluarganya, yang akhirnya menimbulkan ketegangan dan konflik. Akibatnya, anggota keluarga akan merubah interaksi mereka dengan klien. Sutherland dan Orbach Hawari, 2004 juga mengemukakan bahwa setiap organ mempunyai arti psikologis tersendiri bagi masing-masing individu, oleh karena itu suatu tindakan operatif yang radikal yang mengakibatkan hilangnya bagian tubuh, mempunyai nilai psikologis, sehingga tidak dapat dihindarkan terjadi pula perubahan-perubahan terhadap citra tubuh dan konsep diri pada individu yang bersangkutan. e. Dinamika keluarga. Dinamika keluarga merupakan proses dimana keluarga melakukan fungsi, mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan melakukan coping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari. Jika penyakitnya berkepanjangan, seringkali keluarga harus membuat pola fungsi yang baru sehingga dapat menimbulkan stres emosional. Unsur psikologis terkait dengan persepsi penderita tentang ancaman dan stres yang disebabkan oleh penyakit itu sendiri, persepsi ini akan berbeda pada setiap individu. Menurut Baradero 2007, ada tiga kategori stresor yang disebabkan oleh kanker dalam hal ini kanker payudara, yakni ancaman dari penyakit itu sendiri, hilangnya bagian tubuh atau ancaman akan hilangnya bagian dari tubuhnya, dan frustasi dalam memenuhi Universitas Sumatera Utara dorongan biologis karena ketidakmampuan yang diakibatkan penyakit kanker payudara, atau efek-efek dari pengobatan kanker payudara. Respon penderita terhadap ketiga hal tersebut meliputi cemas, depresi, menurunnya harga diri, permusuhan dan mudah marah. Termasuk dalam efek sosiologis, yaitu berkurangnya interaksi dengan keluarga dan teman- teman, serta dapat mengurangi partisipasi dalam kegiatan sehari-hari.

B. Psychological Well-Being

1. Definisi Psychological Well-Being

Psychological well-being kesejahteraan psikologis merupakan gambaran kesehatan psikologis individu berdasarkan pemenuhan fungsi psikologi positif Ryff, dalam Papalia, Old, Feldman 2001. Psychological well-being seringkali dimaknai sebagai bagaimana seorang individu mengevaluasi dirinya. Adapun evaluasi tersebut memiliki dua bentuk, yaitu: a. Evaluasi yang bersifat kognitif seperti: penilaian umum kepuasan hidupnyalife satisfaction, dan kepuasan spesifikdomain specifik kepuasan kerja, kepuasan perkawinan b. Evaluasi yang bersifat afektif, berupa frekuensi dalam mengalami emosi yang menyenangkan misalnya: menikmati dan mengalami emosi yang tidak menyenangkan misalnya: depresi Menurut Ryff 1989 gambaran tentang karakteristik orang yang memiliki kesejahteraan psikologis merujuk pada pandangan Rogers tentang orang yang berfungsi penuh fully functioning person, pandangan Maslow tentang aktualisasi diri self- actualization, pandangan Jung tentang individuasi, konsep Allport tentang kematangan, juga sesuai dengan konsep Erickson dalam menggambarkan individu yang mencapai integrasi dibanding putus asa. Individu dengan psychological well-being yang positif tidak Universitas Sumatera Utara