Penerapan Well-Being Therapy pada Individu dengan Kanker Payudara

meningkatkan psychological well-being berdasarkan dimensi Ryff 1989. Karena keduanya berbagi teknik dan komponen terapeutik yang serupa, well-being therapy dapat dikonseptualisasikan sebagai strategi spesifik dalam spectrum yang luas pada self- therapies Fava, 2000. Perbedaan yang terakhir adalah fakta bahwa well-being therapy menghindari penjelasan akan masalah individu serta strateginya dan menekankan pada perkembangan pencapaian self yang positif. Misalnya pada pasien yang mengalami kecemasan, dapat dibantu untuk melihat bahwa kecemasan adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diatasi dengan peningkatan akan penguasaan lingkungan dan penerimaan diri. Well-being therapy tidak harus digunakan secara tersendiri namun dapat juga menjadi bagian dari strategi cognitive behavioral yang lebih kompleks. Dengan menambahkan episodes of well-being, maka akan meliputi interupsi prematur dan skema disfungsional yang lebih menyeluruh Fava, 2003.

5. Penerapan Well-Being Therapy pada Individu dengan Kanker Payudara

Kanker payudara tidak hanya berhubungan dengan fenomena biologis semata, melainkan juga berhubungan dengan fenomena psikologis bagi wanita yang mengalaminya Hawari, 2004. Adanya pengaruh faktor psikologis terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara berarti diperlukan suatu penanganan yang komprehensif antara medis dan psikologis. Dalam hal ini peranan bidang Psikologi lebih ditekankan dalam upaya membantu penderita kanker payudara dalam strategi penanganan stres yang dialaminya, untuk membantunya meningkatkan kesejahteraan psikologis psychological well-being. Salah satu terapi yang bertujuan untuk mengoptimalkan psychological well- being ini adalah well-being therapy Linley Joseph, 2004. Terapi ini berupa meningkatkan enam dimensi dari psychological well-being yang dikemukakan Ryff Universitas Sumatera Utara 1989, yaitu penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup dan pertumbuhan pribadi. Terapi well-being memiliki dua sudut pandang, yaitu hedonic dan eudomanic Ryan Deci, 2001. Pendekatan hedonic memandang well-being dalam konteks kebahagiaan happiness yang dialami oleh individu. Pendekatan ini mendefinisikan well- being therapy sebagai suatu pencapaian kesenangan pleasure dan terhindar dari penderitaan pain. Sementara itu pendekatan eudomanic berfokus pada makna hidup dan realisasi diri self-realization. Defenisi well-being menurut pendekatan ini adalah derajat seberapa jauh individu dapat berfungsi secara optimal. Melalui dua pendekatan yang telah disebutkan, maka diharapkan penderita kanker payudara dapat mengalami peningkatan psychological well-being yang optimal. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Linley Joseph 2004 yang mengatakan bahwa implikasi teoritis dari well-being therapy adalah bahwa kesejahteraan wellness dan hidup yang sehat dapat dicapai dengan membantu individu menyadari potensi diri yang sesungguhnya, memiliki keterlibatan secara penuh dengan orang lain, dan meraih fungsi yang optimal. Dikatakan juga bahwa distres psikologis dapat diatasi dan bahkan dicegah dengan cara meningkatkan level well-being. Universitas Sumatera Utara

D. Paradigma Penelitian