Hakikat Media Gambar Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

4 Apakah materi yang disajikan otentik dan aktual, ataukah informasi yang sudah lama diketahu dan peristiwanya telah terjadi? 5 Apakah fakta dan konsepnya terjamin kecermatannya atau ada suatu hal yang masih diragukan? 6 Apakah format penyajiannya berdasarkan tata urutan belajar yang logis? 7 Apakah pandangannya objektif dan tidak mengandung unsur pripaganda atau hasutan terhadap anak didik? 8 Apakah narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya memenuhi syarat standar kualitas teknis? 9 Apakah bobot penggunaan bahasa, simbol-simbol dan ilustrasi sesuai dengan tingkat kematangan berfikir anak didik? 10 Apakah sudah diuji kesahihannya validitas? 20 Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, mengemukakan rumusan pemilihan media dengan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1 Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan intruksional yang telah ditetapkan. 2 Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih dipahami siswa. 3 Kemudahan memperoleh media, artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar. 4 Keterampilan guru dalam menggunakan apapun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. 5 Sesuai dengan taraf berfikir siswa, memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berfikir siswa. 21 Dari kriteria-kriteria pemilihan media pembelajaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kriteria-kriteria dalam pemilihan media adalah sebagai berikut: 20 Pupuh Fathurrohman, Sobry Sutikno, op.cit., h. 70 21 Ibid, h. 72 1 Media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran sesuai dengan tujuan instruksional 2 Media harus mendukung bahan pelajaran 3 Media harus mudah diperoleh atau mudah dibuat oleh guru pada saat mengajar dan praktis penggunaannya 4 Guru dapat menggunakan media tersebut 5 Media yang dipilih sesuai dengan taraf berfikir siswa e. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar Media gambar merupakan media visual. Menurut Arief S. Sadiman, dkk media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Dia menggunakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. 22 Kelebihan Media gambar: 1 Sifatnya kongkrit. Gambar lebig realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata 2 Gambar dapat mengatasi ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dihadirkan di kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Dengan gambar dapat mengatasi hal-hal tersebut 3 Media gambar dapat mengatasi keter batasan pengamatan kita 4 Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman. 5 Murah harganya dan mudah didapat serta mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus Kelemahan media gambar: 1 Gambar hanya menekankan indera mata 2 Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran 22 Arief S. Sadiman, dkk, Op. cit., h. 29 3 Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar 23 Dari teori di atas bahwa media gambar memiliki kelebihan dan kekurangan, dengan kelebihan dan kekurangan inilah kita sebagai guru harus bisa memilih gambar yang tepat untuk dijadikan media pembelajaran. Gambar yang dipilih tentunya gambar yang seminimal mungkin memiliki kelemahan atau kekurangan, sehingga gambar tersebut bisa efektif untuk dijadikan media pembelajaran. Menurut Arief S. Sadiman, dkk, ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh gambar yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan. 1 Autentik Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda sebenarnya. 2 Sederhana Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin- poin pokok dalam gambar. 3 Ukuran relatif Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objekbenda sebenarnya. 4 Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan 5 Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar karya siswa sering kali lebih baik. 6 Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 24 Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa dalam memilih gambar yang akan dijadikan media pembelajaran harus memenuhi syarat-syarat. Sehingga gambar tersebut layak dijadikan sebagai media pembelajaran.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitan yang akan dilakukan oleh peneliti, mengacu pada penilitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti-peniliti sebelumnya. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Irma 23 Ibid., h. 31 24 Ibid., h. 33 Febriani, dengan judul skripsi “Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bagi Siswa Kelas II Sekolah Dasar” Kelas 2 SD Negeri Cilumber Kabupaten Bandung Barat. Hasil penelitian tersebut adalah bahwa penggunaan media gambar terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Berdasarkan penelitian, dapat diketahui bahwa pada siklus 1, nilai kemampuan membaca siswa dengan kategori “baik”, yaitu 55, sedangkan pada siklus 2 nilai kemampuan membaca siswa dengan kategori baik naik menjadi 100. 25 Selain penelitian yang dilakukan oleh Irma Febriani, ada juga penelitian yang dilakukan oleh Adi Ogi Shogirin dengan judul skripsi “Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Berbicara pada Siswa Kelas V MI Raudhatul Islamiyah Batuceper, Tangerang Tahun Pelajaran 20122013”. Hasil penelitiannya adalah bahwa penggunaan media gambar yang tepat terbukti efektif meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Berdasarkan penelitian , dapat diketahui bahwa pada siklus I dari 30 siswa hanya 50 yang dapat menjawab pertanyaan berdasarkan gambar. Pada siklus II terjadi perubahan nilai menjadi 70 di kelompok yang menggunakan media gambar, pada siklus III siswa dapat mencapai 80. Setelah melalui rangkaian siklus, kurang lebih 50 yang sudah mencapai target KKM. 26 Menurut Mulyadi dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar Suatu Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas 1 SD Negeri Senden kecamatan Selo Kabupaten Boyolali tahun Pelajaran 20092010. Dalam penelitiannya dikatakan bahwa melalui model pembelajaran kooperatif, guru dapat meningkatkan 25 Irma Febriani, Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bagi Siswa Kelas II Sekolah Dasar, Universitas Pendidikan Indonesia, 2014 26 Adi Ogi Shogirin, Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran Berbicara pada Siswa Kelas V MI Raudhatul Islamiyah Batuceper, Tangerang, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013 proses pembelajaran dan kemampuan membaca permulaan. Hasil penelitiannya diperoleh bahwa tingkat ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 43,75, siklus II sebesar 68,75, siklus III sebesar 87,5. 27 Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan peneliti Irma Febriani terletak pada subyek penelitian dan kelas yang diteliti. Penulis melakukan penelitian pada kelas 1, sedangkan peneliti di atas melakukan penelitian pada kelas 2. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan Adi Ogi Shogirin terletak pada kemampuan yang akan ditingkatkan kepada siswa. Penulis melakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan, sedangkan peneliti di atas menggunakan media gambar untuk meningkatkan kemampuan bercerita siswa. Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan peneliti Mulyadi terletak pada model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Peneliti Mulyadi menggunakan model pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan, sedangkan penulis menggunakan media gambar untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori di atas, maka hipotesis dari penelitian ini a dalah “Penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas 1 MI Yahya Islamic Fullday School Pondok Gede Bekasi ”. 27 Mulyadi, Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Siswa Kelas I Sekolah Dasar, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009 19

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di MI Yahya Islamic Fullday School Jl. Kemang Sari 1 No 74A Pondok Gede Bekasi, di kelas 1 dengan jumlah siswa 27 siswa. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2015, semester ganjil tahun pelajaran 20152016. Tabel 1 Perincian Waktu Penelitian KEGIATAN BULAN AGUS SEP OKT NOV DES Persiapan √ √ Kegiatan Penelitian √ √ Analisis Data √ √ √ Laporan Penelitian √

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas Clasroom Action Reseach. Menurut Arikunto “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. 1 Menurut Wiriaatmadja “penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik 1 Tukiran Taniredja, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Alfabeta, cv, 2012, cet. 3, h. 15 pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. 2 Menurut Sanford, “PTK merupakan suatu kegiatan siklus yang bersifat menyeluruh yang terdiri atas analisis, penemuan fakta, koseptualisasi, perencanaan, pelaksanaan, enemuan fakta tambahan, dan evaluasi. 3 Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran. Berdasarkan model penelitian di atas, peneliti berkeinginan untuk mengkaji dan merefleksikan penggunaan media gambar untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Dalam hal ini peneliti memilih pokok bahasan membaca permulaan. Diharapkan, setelah penelitian ini dilaksanakan masalah kurangnya kemampuan membaca permulaan dapat diatasi. Penelitian tindakan kelas dapat dilaksanakan melalui empat langkah utama yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Keempat langkah tersebut saling berkaitan, dan dalam penelitian tindakan kelas keempat langkah tersebut sering disebut satu siklus. Proses pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini peneliti laksanakan sesuai prosedur yang meliputi empat langkah, yaitu:

1. Perencanaan Planning

Pada tahap ini peneliti bersama dengan kolaborator menyusun rancangan tindakan yang akan dilakukan di dalam pelaksanaan penelitian. Peneliti juga menyiapkan materi atau bahan ajar, rencana 2 Ibid 3 Ibid