5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pengertian Kemampuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata kemampuan berasal dari kata mampu yang berarti sanggup
1
. Menurut Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar,
”kemampuan, perihal mampu, kesanggupan, kecakapan, kekuatan, untuk mencapai cita-
citanya”.
2
Menurut Robbins, “kemampuan terdiri dari dua faktor, yaitu, 1
Kemampuan intelektual intelectual ability, merupakan kemampuan untuk melakukan aktivitas secara mental, kemampuan fisik physical
intelectual, merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina, kekuatan, dan karakteristik fisik
”.
3
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan itu dapat diidentifikasi sebagai kesanggupan,
kecakapan, kekuatan, atau potensi diri sendiri. Kemampuan awal siswa merupakan prasarat yang diperlukan siswa dalam mengikuti
proses belajar mengajar selanjutnya. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu. Seseorang dikatakan mampu
apabila ia dapat melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Dalam proses belajar mengajar, kemampuan awal siswa dapat menjadi titik
tolak untuk membekali siswa agar dapat mengembangkan kemampuan baru. Kemampuan awal inilah yang akan menjadikan siswa dapat
mengembangkan kemampuan lebih luas lagi.
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia
2
Kamus Umum Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Balai Pustaka, Edisi ketiga
3
Robbins http:www.digib.petra.ac.id
2. Hakikat Membaca
a. Pengertian Membaca
Menurut Hodgson seperti dikutip oleh Isah Cahyani, dkk menjelaskan bahwa
“membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan melalui media kata-kata atau bahasa tulis ”.
4
Suatu proses yang menuntut kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna
kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap
atau dipahami dan proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik. Menurut Novi Resmini, dkk “membaca adalah proses bahasa:
anak yang akan belajar membaca harus memahami hubungan antara membaca dan bahasanya.”
5
Proses karena salah satu langkahnya yang esensial adalah dengan bahasa yang dilisankan. Siswa difokuskan
pada kata-kata tunggal dan huruf-huruf dalam kata kemudian membunyikannya.
Menurut Anderson dalam H.G. Tarigan dari segi linguistik, membaca adalah suatu proses penyandian kembali dan
pembacaan sandi a recording and decoding process, berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan penyandian
encoding. Sebuah aspek pembacaan sandi decoding adalah menghubungkan kata-kata tulis written word dengan makna
bahasa lisan oral language meaning yang mencakup pengubahan tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
6
Istilah-istilah linguistik decoding dan encoding tersebut akan lebih mudah dimengerti kalau kita dapat memahami bahasa language
adalah sandi code yang direncanakan untuk membawamengandung makna meaning. Membaca sebagai suatu penafsiran atau interpretasi
4
Isah Cahyani dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di SD, UPI Press: 2007 Cet. 1, h. 98
5
Novi Resmini, Yayah Churiyah, Nenden Sundori, Membaca dan Menulis di SD Teori dan pengajaran, UPI Press: 2006 Cet. 1, h.2
6
Henry Guntur tarigan, Mebaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa, 2008 h. 7
terhadap ujaran yang berada dalam bentuk tulisan adalah suatu proses pembacaan sandi decoding process.
Menurut H.G. Tarigan “Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-
katabahasa tulis.”
7
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan membaca merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi, yang kemudian
informasi tersebut disampaikan kembali dalam bentuk lisan maupun tulisan. Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan
sehari-hari, karena membaca selain memperoleh informasi tetapi berfungsi juga untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang.
Dengan demikian sejak kelas awal SD, anak perlu mendapat latihan membaca dengan baik khususnya membaca permulaan.
b. Pengertian Membaca Permulaan
Pada awal persekolahan murid-murid kelas 1 SDMI dikenalkan membaca permulaan, untuk pertama kalinya para murid baru
diperkenalkan dengan lambang-lambang tulis yang biasa digunakan untuk berkomunikasi. Sasaran utamanya adalah agar murid-murid
kelas 1 SdMI memiliki kemampuan membaca pada tingkat dasar. Kemampuan dasar inilah yang akan menjadi landasan bagi
keterampilan-keterampilan lain. Menurut Solchan T.W., dkk “Kemampuan membaca permulaan
lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya anak-anak dapat mengubah dan
melafalkan lambang-lambang
tertulis menjadi
bunyi-bunyi bermakna”.
8
Dalam tahap ini anak-anak dapat melafalkan lambang- lambang bunyi tanpa diikuti pemahaman terhadap lambang-lambang
bunyi tersebut.
7
Henry Guntur Tarigan, Ibid
8
Solchan t.W.,dkk, Pendidikan Bahasa Indonesia di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009 cet. 7, h. 6.6.