Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Kerangka Pemikiran

23

3. METODOLOGI

3.1 Metode Penelitian

Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan studi kasus. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, kondisi, sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Nazir, 1999. Sedangkan studi kasus, menurut Maxfield adalah penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja dengan mempertimbangkan : 1. Merupakan Taman Nasional yang mencakup wilayah perairan laut dan mulai tahun 2005 diberlakukan sistem zonasi yang baru, yang dalam pengaturan zonanya antara lain memuat zona pemanfaatan perikanan tradisional dan zona budidaya. 2. Mayoritas penduduknya adalah nelayan dengan tingkat kesejahteraan yang rendah. Waktu penelitian dilaksanakan pada awal bulan Maret 2005 observasi, bulan Juni-Juli 2006 pengumpulan data, survei dan wawancara serta bulan Juli- November 2007 untuk menganalisis berbagai data yang diperoleh.

3.3 Kerangka Pemikiran

Seperti telah disebutkan pada bab pendahuluan, bahwa saat ini telah dilakukan revisi zonasi sebagai langkah awal penataan kembali pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa. Revisi zonasi disebut sebagai langkah awal, karena hanya dengan zonasi saja tentunya tidak mencukupi untuk dapat menjamin keberlanjutan dari Taman Nasional. Keberlanjutan Taman Nasional untuk 24 menjalankan fungsinya memerlukan rencana pengelolaan yang lebih menyeluruh, meliputi berbagai strategi pendukung yang dapat menjamin bahwa Taman Nasional dapat terus terjaga fungsinya, namun disisi lain masyarakat di sekitar kawasan dapat turut menikmati hasilnya serta timbul kesadarannya untuk turut melindungi serta melestarikan Taman Nasional. Sebagai gambaran, kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini disajikan dalam Gambar 8. Gambar 8. Kerangka pemikiran partisipasi Taman Nasional Karimunjawa TNKJ Lembaga Pengelola Masyarakat Rencana Pengelolaan Aktivitas nelayan di kawasan TNKJ Zonasi TNKJ Strategi Mendukung Keberlanjutan TNKJ Optimasi Kegiatan Nelayan Optimasi Jumlah Alat Tangkap Pengaturan Musim Tangkap Optimasi Area Budidaya Rumput Laut Penentuan Jenis Ikan Tangkapan Utama Fokus Penelitian 25 Dari kerangka pemikiran di atas, dapat dijelaskan bahwa Taman Nasional Karimunjawa dikelola oleh suatu lembaga pengelola yang dalam hal ini adalah Balai Taman Nasional Karimunjawa BTNKJ, dan diwajibkan memiliki suatu rencana pengelolaan yang diantaranya adalah Rencana Zonasi. Disisi lain, dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa terdapat masyarakat yang telah menghuni kawasan tersebut serta melakukan berbagai aktivitas, dimana mayoritas adalah berprofesi sebagai nelayan. Meskipun masyarakat telah dilibatkan dalam penyusunan rencana zonasi namun dalam implementasinya menghadapi berbagai permasalahan, antara lain : biaya terutama untuk pengawasan, tekanan aktifitas manusia yang sulit dikontrol seiring dengan tumbuhnya perekonomian kawasan, serta potensi pelanggaran terhadap zona inti karena kemampuan nelayan lokal yang hanya mampu beroperasi di dalam perairan Taman Nasional dan adanya desakan kebutuhan ekonomi yang harus dipenuhi. Permasalahan kebutuhan ekonomi nelayan lokal merupakan permasalahan inti, karena nelayan yang merupakan mayoritas penduduk Karimunjawa merupakan subyek penentu dalam keberhasilan pengelolaan Taman Nasional. Agar implementasi pengelolaan dapat berjalan dengan efektif, maka diperlukan strategi untuk meminimalisir permasalahan yang terjadi agar keberlanjutan fungsi Taman Nasional dapat terus terjaga. Salah satu strategi yang dapat diambil adalah dengan meningkatkan tingkat kesejahteraan nelayan lokal melalui pengembangan mata pencaharian alternatif bagi nelayan. Kegiatan perikanan tangkap sifatnya tidak menentu dan nelayan terbatas dalam kemampuan serta teknologi. Kemungkinan bagi nelayan untuk menangkap ikan ke luar perairan pulau bukanlah pilihan yang tepat mengingat Kepulauan Karimunjawa terletak di perairan Laut Jawa yang diklaim telah mengalami overfishing khususnya untuk jenis ikan pelagis. Maka untuk menghindari terus menurunnya hasil tangkapan ini diperlukan optimasi terhadap kegiatan perikanan tangkap. Konsekwensi dari hal ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah tangkapan per unit, namun disisi lain ada sejumlah nelayan yang terpaksa mengalihkan kegiatannya ke aktifitas yang lain, yaitu budidaya rumput laut atau 26 keramba jaring apung, sebagai alternatif yang dipilih oleh nelayan bagi aturan pengelolaan di zona budidaya. Dengan mempertimbangkan konsekwensi tersebut maka diperlukan optimasi tidak hanya terhadap kegiatan perikanan tangkap tapi juga optimasi terhadap kegiatan budidaya rumput laut, karena apabila tidak diatur alokasi luas area bagi nelayan, maka kegiatan budidaya rumput laut inipun akan menimbulkan tekanan yang sama besarnya terhadap zona-zona yang dilindungi.

3.4 Metode Pengumpulan Data