Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Aspek Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Kepulauan Karimunjawa

52 Dalam kurun waktu 4 tahun, jumlah nelayan Karimunjawa tahun 2006 Tabel 8 hanya sedikit sekali mengalami peningkatan, yaitu 61 orang, dibandingkan jumlah nelayan tahun 2002 Tabel 7. Sedangkan perbandingan antara juragan dengan pandega pekerja adalah sekitar 1 berbanding 3.

4.10.3 Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

Tingkat kesejahteraan masyarakat di Kepulauan Karimunjawa masih relatif rendah, hal itu terlihat dari indikator kesejahteraan penduduk per pulau yang masih berada dibawah angka 2 yaitu : Pulau Karimunjawa 1,8; Pulau Nyamuk 1,89; Pulau Kemujan 1,9; dan Pulau Parang 1,96 DKP, 2004. Petani, buruh dan nelayan merupakan duplikasi dari mayoritas pekerjaan penduduk yang memberikan hasil rendah. Kondisi ini juga dapat dilihat dari kepemilikan barang dan kondisi rumah. Penghasilan nelayan kecil di Karimunjawa dari kegiatan perikanan tangkap berkisar antara 400 – 800 ribu rupiah, atau masih dalam kisaran UMR Jawa Tengah sebesar 515 – 650 ribu rupiah. Nelayan yang mengandalkan pendapatannya hanya dari kegiatan perikanan tangkap umumnya miskin, seperti terlihat pada kondisi lingkungan dan perumahan nelayan di Pulau Nyamuk. Sedikit berbeda kita jumpai pada nelayan di Pulau Parang, yang umumnya tiap rumah tangga memiliki sebidang kebun yang mereka tanami buah-buahan. Hasil penjualan buah-buahan tersebut menjadi alternatif penghasilan nelayan Pulau Parang. Hal berbeda kita temui pada nelayan Karimunjawa yang lebih banyak memilih menjadi buruh tani dan buruh industri buruh bangunan serta pedagang kecil. Dengan tingkat pendapatan demikian, maka banyak kebutuhan dasar nelayan yang tidak dapat dipenuhi seperti kesehatan, sandang yang layak, perumahan yang cukup layak serta pendidikan. Kondisi ini menjadi seperti lingkaran setan, dimana kemiskinan menyebabkan kurangnya pendidikan dan rendahnya pendidikan menyebabkan mereka tidak dapat meningkatkan taraf kehidupannya. Dari hasil wawancara umumnya nelayan hanya mengalokasikan pendapatannya untuk pengeluaran pangan dan sandang serta modal usaha tapi 53 tidak mengalokasikan pendapatannya untuk pengeluaran biaya pendidikan, sedangkan pengeluaran biaya untuk papan pembangunan atau perbaikan rumah hanya dilakukan apabila nelayan mendapatkan panen berlimpah yang saat ini sangat jarang terjadi. Estimasi penulis terhadap kebutuhan biaya untuk mencukupi kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan serta pendidikan adalah sebesar 1,80 – 2,5 juta rupiah per bulan, dengan rincian sebagai berikut : Kebutuhan pangan : 400 – 500 ribu bulan Kebutuhan sandang : 50 – 100 ribu bulan Kebutuhan papan : 15 - 20 juta tahun Kebutuhan pendidikan : 100 - 300 ribu bulan Kebutuhan lain-lain : 100 ribu bulan Estimasi tersebut menunjukkan angka yang jauh lebih besar dari UMR Jawa Tengah 515 – 650 ribu rupiah, namun fakta yang ada memperlihatkan bahwa harga-harga barang dan kebutuhan pokok di Karimunjawa jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pulau Jawa daratan karena mahalnya biaya transportasi seiring dengan kenaikan harga BBM.

4.10.4 Persepsi Masyarakat Tentang Pengelolaan Taman Nasional