Batasan Hasil Tangkapan HASIL

57 utama nelayan Karimunjawa yaitu : teri Stolephorus sp, tongkol Auxis thazard, tenggiri Scomberomerus, sp dan ekor kuning Caesio cunning.

5.2 Batasan Hasil Tangkapan

Penentuan batasan hasil tangkapan didasarkan kepada metode yang disarankan oleh Sparre Venema 1999 dengan melakukan analisis pada tren penangkapan ikan yang terjadi pada suatu kurun waktu tertentu, yang dalam penelitian ini digunakan data periode tahun 1999-2006. Sparre Venema 1999 menyarankan perkiraan nilai MSY Maximum Sustainable Yield sebagai berikut : Untuk memperkirakan MSY pada stok yang telah dieksploitasi untuk beberapa lama, nampaknya data runtun waktu dari hasil tangkapan akan tersedia, dimana data tersebut dapat diuji. Walaupun tidak tersedia secara rinci data upaya penangkapan, indikasi adanya peningkatan yang berkelanjutan pada sutau periode waktu dan hasil tangkapan total telah stabil untuk beberapa waktu, maka ini berarti bahwa MSY telah dicapai paling tidak pada struktur eksploitasi saat ini. Sementara itu bila hasil tangkapan telah menurun dari tingkatan yang tinggi sebelumnya dapat berarti bahwa stok telah mengalami penangkapan yang berlebih dan rata-rata hasil tangkapan tertinggi berdasarkan pengalaman yang lalu dapat menyediakan suatu perkiraan yang bebas terhadap MSY. Dalam menginterpretasikan hasil tangkapan berdasarkan runtun waktu seperti disarankan diatas, dibuat satu asumsi bahwa variasi hasil tangkapan disebabkan perubahan upaya penangkapan dan bukan oleh perubahan lingkungan maupun sosial ekonomi. Penentuan MSY Maximum Sustainable Yield tentunya tidak semudah itu dilakukan dan memiliki metode tersendiri, misalnya Schaefer atau Fox untuk pendekatan holistik, namun metode di atas tetap digunakan sebagai pendekatan praktis dan dalam hal ini tidak disebut sebagai MSY. Batasan hasil tangkapan dilakukan untuk 4 empat jenis ikan yang merupakan komoditi utama seperti telah ditentukan sebelumnya yaitu : ekor kuning Caesio cunning, tongkol Auxis thazard, tenggiri Scomberomerus, spp dan teri Stolephorus, spp. Tren hasil tangkapan ikan tahunan pada kurun waktu 1999-2006 ditunjukkan pada Gambar 16. 58 TREN HASIL TANGKAPAN TAHUNAN 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 1999 2000 2001 2002 2004 2005 2006 Tahun H a s il Ta ng k a p a n k g TONGKOL TENGGIRI EKOR KUNING TERI Gambar 16. Tren hasil tangkapan tahunan empat komoditi utama 59 Grafik pada Gambar 16 memperlihatkan bahwa tren hasil tangkapan cenderung meningkat untuk ekor kuning dan tenggiri, sedang untuk tongkol dan teri trennya cenderung menurun. Pengambilan nilai perkiraan untuk penetapan batas volume penangkapan masing-masing komoditi diambil sebagai berikut : Tongkol : cenderung menurun, diambil nilai rata-rata hasil tangkapan periode 1999 – 2002, yaitu 173.586 kg. Tenggiri : cenderung meningkat, diambil dari nilai tertinggi 2006, yaitu 79.091 kg. Ekor Kuning : cenderung meningkat, diambil dari nilai tertinggi 2005, yaitu 84.800 kg. Teri : cenderung menurun, diambil dari nilai rata-rata hasil tangkapan periode 1999 – 2004, yaitu 121.821 kg. Dengan demikian nilai perkiraan batas penangkapan untuk masing-masing komoditi adalah sebagai berikut : Tongkol : 173.586 kg Tenggiri : 79.091 kg Ekor Kuning : 84.800 kg Teri : 121.821 kg Perlu diperhatikan juga bahwa dalam penentuan batasan hasil tangkapan ini dibuat asumsi bahwa nilai-nilai batasan tersebut tidak melampaui nilai MSY, yang dalam hal ini belum dapat diketahuiditentukan karena tidak tersedia data yang cukup memadai.

5.3 Penentuan Musim Penangkapan