13 Terdapat dua sirip di bagian punggung, sirip pertama berjari-jari keras 10
dan sirip kedua berjari-jari lunak 14-16. Sirip dubur berjari-jari keras 3 dan berjari-jari lunak 10-12.
Panjang total maksimum ekor kuning mencapai 60 cm, merupakan jenis ikan karang, tidak beruaya dan dapat ditemukan hingga kedalaman 60 m dan
hidup di iklim tropis.
Gambar 4. Ikan ekor kuning Caesio spp.
Sumber : DKP, 2007 Secara biologi, ikan ekor kuning mendiami area pesisir di sekitar bebatuan
atau terumbu karang, membentuk kumpulan di tengah kedalaman perairan dan memangsa zooplankton sebagai makanannya.
Praktek penangkapan yang biasa dilakukan di Indonesia adalah dengan menggunakan jaring giring drive-in net, bubu dan jaring insang.
2.8 Alat Tangkap
2.8.1 Pancing Tonda
Pancing tonda adalah pancing yang diberi tali panjang dan ditarik oleh perahu atau kapal. Pancing diberi umpan ikan segar atau umpan palsu yang karena
pengaruh tarikan bergerak di dalam air sehingga merangsang ikan buas menyambarnya.
Pada prinsipnya pancing yang digunakan terdiri dari tali panjang, mata pancing tanpa pemberat. Pancing ini umumnya menggunakan umpan
tiruanumpan palsu. Umpan tiruan tersebut bisa dari bulu ayam, kain-kain
14 berwarna menarik atau bahan dari plastik berbentuk miniatur menyerupai aslinya
misalnya cumi-cumi, ikan dan lain-lain. Konstruksi utama pancing tonda terdiri dari gulungan senar, tali pancing,
swivel, pemberat atau tanpa pemberat dan mata pancing, seperti terlihat pada Gambar 5.
Kapal yang digunakan berskala kecil atau tradisional yang sering digunakan adalah jenis jukung, dengan ukuran rata-rata panjang 7,3 m, dalam
0,55 m dan lebar 0,35 m, dan rata-rata kapal bertonage 1 – 5 GT. Bahan untuk perahu ini biasanya dari kayu meranti. Jenis mesin yang
digunakan adalah motor tempel dengan kekuatan rata-rata 15 PK, dan jumlah tenaga kerja biasanya 1 – 2 orang saja.
Kapal tonda berangkat pada pagi hari untuk berburu gerombolan ikan yang mencari makan dipermukaan. Bila gerombolan terlihat, tonda segera diturunkan
dan kecepatan kapal dikurangi. Ujung dari pancing tonda diikatkan pada outrigger dan sebuah bantalan karet terikat pada pancing utama tepat berjarak satu meter
dari outrigger dimana pancing terikat. Selanjutnya kapal berlalu melewati gerombolan ikan tersebut, hingga dimangsa oleh ikan, dan secara perlahan kapal
diperlambat untuk menarik tonda dengan hasil pancingan. Penondaan dilakukan dengan mengulur tali lebih kurang dua pertiga dari seluruh panjang tali pancing
yang disediakan.
15 Gambar 5.
Bagian-bagian alat pancing tonda sumber : Martasuganda, 2005
2.8.2 Jaring Insang
Jaring insang dasar merupakan alat penangkap ikan berbentuk lembaran jaring empat persegi panjang yang mempunyai ukuran mata jaring merata.
Lembaran jaring dilengkapi dengan sejumlah pelampung yang dipasang pada bagian atas dan atau tanpa sejumlah pemberat yang dipasang pada bagian bawah
jaring. Pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara hanyut di dasar perairan, tegak lurus di dalam perairan dan menghadang arah gerakan ikan. Ikan
sasaran tertangkap pada jaring insang dengan cara terjerat insangnya pada mata jaring atau dengan cara terpuntal badannya pada tubuh jaring.
1 2
4 5 6
3
7
8 9
Keterangan:
1. Joran 2. Tali elastis
3. Swivel 4. Tali pancing utama
5. Papan penyelam - submarine board 6. Mata pancing dan umpan
7. Tali penarik tali pancing utama 8. Kursi tempat menarik hasil tangkapan
16 Gambar 6.
Jaring insang dasar bottom gillnet Sumber : Martasuganda, 2005
Pada umumnya, yang disebut dengan gill net ialah jaring yang berbentuk persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh
jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Dengan kata lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size
pada arah panjang jaring. Berdasarkan cara operasi ataupun kedudukan jaring dalam perairan , maka dapat dibedakan antara lain ; 1 Surface gill net 2 Bottom
gill net 3 Drift gill net dan 4 Encircling gill net atau surrounding gill net.
2.8.3 Bubu