6
Konteks dan Persepsi Context and Perceptions :
Dipandang sebagai aset masyarakat, sebagai bagian dari aset nasional; pengelolaan dipandu berdasarkan kewajiban dan tanggungjawab internasional
serta kepentingan nasional dan kepentingan lokal, mengarah kepada sistem daerah perlindungan lintas wilayah dan internasional; direncanakan sebagai bagian dari
sistem perencanaan nasional, regional dan internasional, dimana daerah perlindungan dikembangkan sebagai bagian dari kelompok daerah perlindungan.
Pengelolaan dan Pembiayaan Management and Finance :
Pengelolaan dilakukan dalam perspektif jangka panjang, dimana pengelolaan merupakan proses pembelajaran; pemilihan, perencanaan dan
pengelolaan dipandang sebagai kegiatan politis penting, yang memerlukan sensitifitas, konsultasi dan keputusan yang adil; dikelola oleh sumberdaya
manusia dari berbagai bidang keahlian yang terkait; menghormati dan menerapkan pengetahuan masyarakat lokal; dibiayai melalui berbagai sumber
pendanaan sebagai bagian atau menggantikan subsidi pemerintah
2.3 ZonasiPemintakatan
Zoning
Kelleher 1999 mengatakan bahwa rencana zonasi merupakan landasan utama bagi rencana pengelolaan kawasan lindung. Zonasi merupakan alat yang
ampuh untuk menetapkan aturan perlindungan melalui penetapan zona-zona yang merupakan bagian dari area yang lebih luas dengan berbagai pemanfaatan. Di
kawasan dengan banyak pemanfaatan multiple use area perlu ditetapkan beberapa tujuan objectives yang mungkin tidak bisa secara seragam diterapkan
untuk keseluruhan kawasan lindung. Tujuan utama dari sebuah rencana zonasi seyogyanya meliputi hal-hal
berikut : 1 memberikan perlindungan terhadap habitat kritis atau penting, ekosistem serta proses-proses ekologis; 2 memisahkan kegiatan-kegiatan yang
berpotensi konflik; 3 melindungi kualitas alami danatau budaya dari kawasan lindung dengan tetap mengakomodasi spektrum kegiatan pemanfaatan yang dapat
dilakukan; 4 menyediakan lokasi-lokasi yang sesuai untuk kegiatan pemanfaatan
7 seraya meminimalisasi dampak merugikan yang dapat terjadi terhadap kawasan
lindung; 5 mempertahankan beberapa area dalam kawasan lindung agar tetap dalam kondisi alaminya, tak terganggu oleh aktivitas manusia kecuali kegiatan
penelitian ilmiah atau pendidikan.
2.4 Unsur Biaya Dalam Pengelolaan Kawasan Lindung
Kelleher 1999 menyebutkan kesulitan dana merupakan kendala utama untuk pembentukan dan pengelolaan suatu kawasan lindung. Di negara
berkembang, pemerintah seyogyanya menyadari kewajiban untuk menyediakan dana yang memadai agar tujuan pembentukan kawasan lindung dapat tercapai.
Namun di beberapa negara, anggaran pemerintah untuk konservasi cenderung mengalami penurunan seiring dengan penurunan ekonomi nasionalnya disertai
meningkatnya jumlah penduduk yang membutuhkan sarana dan prasarana sekolah, rumah sakit serta hal-hal mendasar lainnya. Dengan demikian setiap tahun, pihak
pengelola harus menciptakan sumber dana untuk memenuhi kebutuhan anggarannya.
Selanjutnya Kelleher 1999 menjelaskan ada dua unsur biaya terkait dengan kawasan lindung yang perlu dipahami, yaitu kompensasi terhadap
masyarakat lokal atau keuntungan yang didapat dengan ditetapkannya kawasan lindung; dan biaya pengelolaan kawasan lindung.
Unsur biaya pertama dapat bernilai sangat besar, dalam hal ini termasuk kompensasi kepada nelayan yang kehilangan pendapatannya akibat ditutupnya
area penangkapan fishing ground mereka. Namun jika kawasan lindung berhasil dalam menciptakan kegiatan pariwisata dan memulihkan stok ikan sebagai tujuan
utama, maka biaya kompensasi tersebut tidak akan menjadi beban yang perlu dipertimbangkan oleh pengelola, kecuali mungkin dalam masa transisi.
Peluang terciptanya hal ini akan lebih besar ketika masyarakatlah yang menginginkan dibentuknya kawasan lindung didaerahnya dan bersedia untuk
menanggung sebagian biaya jangka pendek mereka. Namun hal ini baru dimungkinkan apabila keputusan penetapan serta penerapan aturannya datang dari
masyarakat itu sendiri. Bila hal ini tidak terjadi, maka biaya kompensasi akan diperlukan.
8
2.5 Model Bioekonomi