35 Sedangkan di Pulau Kemujan tidak terdapat sumber air yang besar.
Penduduk umumnya mendapatkan air dengan membuat sumur sampai pada kedalaman 20 m dan umumnya terletak di bagian tengah dan selatan pulau.
Arus di perairan Kepulauan Karimunjawa pada musim baratbarat laut
berasal dari laut Cina Selatan yang menyeret massa air laut menuju ke Laut Jawa sampai kearah timur yaitu Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafura dan sebaliknya
pada musim tenggara. Berdasarkan peta laut Indonesia Gambar 10 yang diterbitkan oleh BPPT 2002, pola arus di Laut Jawa menunjukkan musim timur
terjadi pada bulan Juni – September dengan puncaknya terjadi pada bulan Agustus, musim barat terjadi pada bulan Desember – Maret dengan puncaknya terjadi pada
bulan Januari, peralihan I terjadi pada bulan April – Mei dan peralihan II terjadi pada bulan Oktober – November.
Kecepatan arus permukaan rata-rata berkisar antara 8-24 cmdetik.
Kondisi ini sangat mempengaruhi kehidupan perairan, terutama ekosistem terumbu karang Supriharyono, 2000.
4.4 Ekosistem
4.4.1 Ekosistem Terumbu Karang
Pada umumnya tipe dasar perairan di Kepulauan Karimunjawa mulai dari tepi pulau adalah pasir, makin ke tengah dikelilingi oleh gugusan terumbu karang
mulai dari kedalaman 0.5 meter hingga kedalaman 20 meter. Ekosistem terumbu karang terdiri dari tiga tipe terumbu, yaitu terumbu karang pantai fringing reef,
penghalang barrier reef dan beberapa taka patch reef. Tipe substrat dasar perairan berupa pasir berlumpur dan lumpur berpasir.
Pulau-pulau kecil yang ada di Gugus Pulau Karimunjawa umumnya dikelilingi oleh terumbu karang tepian finging reefs dengan kedalaman 0.5 – 5
meter yang juga merupakan habitat bagi berbagai jenis biota laut. Jenis-jenis karang yang dapat ditemukan di gugusan kepulauan Karimunjawa termasuk ke
dalam jenis karang keras hard coral seperti karang batu massive coral, karang meja table coral, karang kipas gorgonian, karang daun leaf coral,, karang
jamur mushroom coral.
36 Gambar 10.
Pola arus sepanjang tahun di perairan pulau Jawa bagian utara Sumber : Peta Laut Indonesia, BPPT Jakarta, 2002
PERALI H AN I
PERALI H AN I I M U SI M T I M U R
M U SI M BARAT
37 Gugusan terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa merupakan gugusan
terumbu karang tepi dengan kedalaman 0.5 – 5 meter, terdapat 63 genera dari 15
famili karang keras berkapur scleractinian dan tiga genera non-scleractinian yaitu Millepora dari kelas Hydrozoa, Heliopora dan Tubipora dari kelas
Anthozoa WCS, 2004. Penutupan karang keras berkisar antara 6,7 hingga 68,9 dan indeks keragaman berkisar antara 0,43 hingga 0,91.
Kondisi terumbu karang di Kepulauan Karimunjawa secara umum mempunyai rata-rata penutupan sekitar 40-50. Faktor utama rendahnya persen
penutupan karang adalah bencana alam. Hal ini dapat dilihat dari gundukan pecahan karang mati yang cukup luas coral rubble di beberapa lokasi seperti di
P. Burung, P. Krakal Besar, P. Krakal Kecil, Karang Kapal, P. Bengkoang dan P. Menyawakan.
Selain itu, pada umumnya rataan karang di bagian barat cenderung tinggi tingkat kerusakannya akibat gelombang musim barat yang keras dan ekploitasi
yang tinggi oleh masyarakat, sehingga hanya jenis karang tertentu saja yang dapat bertahan misalnya jenis Porites yang masif.
Berdasarkan hasil pengamatan dan beberapa kajian yang pernah dilakukan di perairan Kepulauan Karimunjawa, kondisi terumbu karang mengalami
kerusakan akibat penggunaan potasbom, jangkar perahu, patah terinjak yang diakibatkan oleh wisatawan ataupun penggunaan alat tangkap seperti bubu atau
muroami, namun pada beberapa lokasi telah terjadi pemulihan yang ditandai dengan tumbuhnya cabang-cabang baru pada karang.
4.4.2 Ekosistem Padang Lamun dan Rumput Laut