Keramba Jaring Apung KJA Rumput Laut

45

4.7.2.1 Keramba Jaring Apung KJA

Pembuatan satu demplot percontohan budi daya laut dengan karamba jaring apung KJA yang dilakukan dan diprakarsai oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Diskanlut Jateng di Kepulauan Karimunjawa dan mini hatchery untuk memproduksi benih-benih ikan karang yang lokasinya berdekatan dengan Pelabuhan Perikanan Pantai PPP Karimunjawa. Benih-benih ikan untuk kegiatan ini diperoleh dari hatchery di Lampung, Bali, Lombok, Riau, dan Sulawesi Selatan, untuk benih udang lobster bisa diperoleh dari Cilacap ataupun Kebumen. Jenis ikan yang dibudidayakan dalam KJA adalah kerapu bebek, kerapu lumpur, kerapu pasir, kerapu kertang tiger, sunuk bintang timur, sunuk kuning, dan sunuk hitam glempo. Gambar 13. Demplot percontohan KJA kerapu di Karimunjawa Karena besarnya modal yang dibutuhkan, resiko yang tinggi serta rumitnya pemeliharaan, meskipun nelayan Karimunjawa tertarik karena harga jualnya yang tinggi, namun tidak ada satupun yang tergerak untuk mengikuti jejak percontohan ini. Ketiadaan modal dan pengetahuan serta jaringan pemasaran yang terjamin membuat nelayan mengubur keinginannya untuk berusaha di bidang ini. 46

4.7.2.2 Rumput Laut

Budidaya rumput laut juga telah dilakukan oleh masyarakat di beberapa lokasi, yaitu di Pulau Karimunjawa, Pulau Menjangan Besar, Pulau Menjangan Kecil, Pulau Parang, Pulau Nyamuk, dan Pulau Genting. Tahun 1990-an budidaya rumput laut telah berkembang pesat di Karimunjawa. Saat itu, hasil produksi akan dibeli sebuah perusahaan untuk memenuhi pasar ekspor ke Jepang. Budidaya rumput laut merupakan kegiatan budidaya laut dengan teknik yang cukup sederhana sehingga sesuai untuk diterapkan pada masyarakat nelayan sebagai alternatif mata pencaharian. Para petaninelayan di perairan Kepulauan Karimunjawa umumnya mengembangkan usaha budidaya rumput laut Eucheuma sp dengan metode tali panjang longline method yang dapat diterapkan diperairan yang relatif dalam maupun perairan dangkal yang mempunyai keunggulan-keunggulan tertentu dibandingkan dengan metode lain. Gambar 14. Budidaya rumput laut dengan metode rawai long line method yang terdapat di Karimunjawa. Kesinambungan komoditas rumput laut dapat dilakukan sepanjang tahun. Nelayanpetani rumput laut di Karimun Jawa umumnya menjual produknya kepada pengepul, untuk kemudian dipasarkan ke Jepara dan ada juga yang langsung ke Surabaya dengan harga Rp. 5.300kg serta sebagian rumput laut setengah kering dari pengepul kepada eksportir di Panarukan Situbondo dengan harga Rp.4.500kg. Dari berbagai kegiatan alternatif selain perikanan tangkap, maka budidaya rumput laut merupakan pilihan yang paling baik. Hal ini antara lain ditunjang oleh 47 terpenuhinya persyaratan fisik lingkungan, permintaan pasar cukup tinggi, sebagian besar masyarakat telah mengenalnya serta merupakan kegiatan yang didorong untuk dikembangkan oleh pemerintah daerah. Untuk menghasilkan produksi yang baik, maka diperlukan beberapa persyaratan lokasi antara lain : • Perairan harus tenang, terlindung dari pengaruh angin dan ombak yang kuat • Tersedianya rumput alami setempat • Kedalaman perairan tidak boleh kurang dari 60 cm pada saat surut terendah dan tidak boleh lebih dari 2,1 meter pada saat pasang tertinggi • Kualitas air memiliki suhu antara 26 - 33° C, salinitas antara 15 - 38 ‰, dengan kondisi optimum pada salinitas 25 ‰, pH normal cenderung basa. • Dasar perairan cocok untuk penempatan konstruksi • Jauh dari sumber air tawar, seperti muara sungai atau daerah yang banyak dimasuki air tawar • Bebas dari bahan pencemar, misalnya limbah rumah tangga, tumpahan minyak, buangan industri dan lain-lain. Ditinjau dari aspek persyaratan fisik dan kimia perairan, berdasarkan hasil pengambilan beberapa sampel data di lapangan, umumnya wilayah perairan laut sekitar Pulau Karimunjawa memenuhi persyaratan lokasi budidaya rumput laut seperti dijelaskan di atas dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Kondisi fisik dan kimia perairan pulau Karimunjawa dan Kemujan No. Lokasi Kecerahan m Suhu C Salinitas 00 pH Arus cmdtk Subtrat 1. Karimunjawa +30 31 31 – 32 7 12-24 Pasir, Karang 2. Kemujan +30 31 30 – 32 7 8-14 Pasir, Karang 48 Gambar 15. Survey kondisi fisik dan kimia perairan pulau Karimunjawa dan Kemujan Sedangkan produksi budidaya rumput laut yang pernah dihasilkan oleh nelayan Kepulauan Karimunjawa adalah sebagai berikut : Tabel 5. Produksi budidaya rumput laut Karimunjawa NO. Teknis Usaha Jumlah Unit Jumlah Produksi ton 2004 Jumlah Produksi ton 2005 1. Rakit 173 302,8 369.2 2. Rawai 1693 2.404,1 2879,08 JUMLAH 1.866 2.706,9 3248,28 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Jepara, 2006 Namun demikian, berdasarkan pengamatan di lapangan serta keterangan dari aparat Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara, mulai tahun 2006 produksi rumput laut ini menurun drastis bahkan nyaris lumpuh. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya gagal panen, yang disinyalir dikarenakan kesalahan dalam pemilihan bibit. Melihat besarnya potensi ekonomi yang dapat dan pernah dihasilkan dari budidaya rumput laut serta animo masyarakat nelayan yang masih cukup tinggi, komoditi ini bisa menjadi sumber alternatif penghidupan masyarakat nelayan Kepulauan Karimunjawa selain perikanan tangkap.

4.8 Prasarana dan Sarana Perikanan