19
2.9.3 Sosial, Ekonomi dan Budaya
Aspek sosial ditekankan pada faktor keamanan menyangkut kelangsungan usaha, yang sebaiknya ditempuh melalui pola pengamanan terpadu, dimana
masyarakat diikutsertakan dalam segmen-segmen usaha seperti pembibitan, pemeliharaan atau kegiatan lain yang mendukung usaha tersebut, misalnya
kemitraan pembudidaya dengan perusahaan swasta di wilayah tersebut. Ditinjau dari aspek ekonomi, kawasan budidaya rumput laut harus
merupakan kawasan yang terintegrasi antara peruntukan untuk skala ekonomi lemah dengan mengutamakan masyarakat setempat dengan skala ekonomi
menengah dan besar. Ditinjau dari aspek budaya, kegiatan budidaya akan merubah kebiasaan
nelayan menjadi rajin, tekun serta lebih kreatif. Dengan demikian pembudidaya dapat mengharapkan penghasilan secara rutin dari usaha ini. Sumber : DKP,
2004
2.10 Teknik Optimasi
Kadarsan 1984 menyatakan bahwa untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, suatu usaha perikanan laut harus memiliki faktor produksi yang
cukup dan kombinasi yang tepat. Keterbatasan sumberdaya menyebabkan diperlukannya pengaturan atau alokasi sumberdaya agar dapat mencapai
keseluruhan atau sebagian tujuan yang diinginkan. Teknik optimasi sering digunakan dalam mengatasi masalah keterbatasan sumberdaya tersebut.
Optimasi menurut Beveridge dan Schicter 1970 adalah kemampuan proses untuk mendapatkan gugus kondisi yang diperlukan dalam mencapai hasil
terbaik dari situasi yang tertentu. Persoalan optimasi dapat berbentuk maksimalisasi atau minimalisasi. Apabila fungsi kendala ada, dapat berbentuk
pertidaksamaan atau persamaan.
2.11 Linear Programming
Linear programming merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara
20 optimal. Pada dasarnya persoalan optimasi adalah suatu persoalan untuk membuat
nilai suatu fungsi beberapa variabel menjadi maksimum atau minimum dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada. Biasanya pembatasan-
pembatasan tersebut meliputi tenaga kerja, uang, material yang merupakan input serta waktu dan ruang.
Persoalan programming berkenaan dengan penentuan alokasi yang optimal daripada sumber-sumber yang langka untuk memenuhi suatu tujuan. Persoalan
linear programming adalah suatu persoalan untuk besarnya masing-masing nilai variabel sedemikian rupa sehingga nilai fungsi tujuan objective function yang
linier menjadi optimum maksimum atau minimum dengan memperhatikan batasan-batasan yang ada Supranto, 1988.
2.12 Sosial Ekonomi dan Budaya Masyarakat Pesisir
Kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir antara satu kelompok nelayan dengan kelompok nelayan lainnya umumnya sama, tetapi secara prinsipil mungkin
ada perbedaan dengan kelompok nelayan pada daerah yang berbeda. Kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat pesisir di Indonesia
berdasarkan hasil penelitian Norimarna 1996, memiliki mobilitas sosial yang tinggi, haus gengsi pribadi dan kelompok, persaingan berdasarkan keahlian dan
modal, ketaatan pada peraturan tergantung untung dan rugi pribadi serta suka meniru tapi tidak memberi penghargaan kepada orang yang punya gagasan semula.
Selanjutnya Raharjo 1996 mengemukakan bahwa masyarakat pesisir terutama nelayan umumnya memiliki sosial ekonomi terbelakang. Hal tersebut
dapat dilihat dari beberapa indikator, misalnya pendapatan yang relatif rendah, kelembagaan sosial budaya dan ekonomi hampir tidak ada yang mau bekerjasama
dengan mereka, di wilayah pesisir infrastruktur lemah baik sosial, fisik, ekonomi, tingkat pendidikan dan kesehatan rendah, dan lain-lain.
Sifat dan karakteristik masyarakat pesisir sangat dipengaruhi oleh jenis kegiatan mereka. Menurut Fahrudin 1997 bahwa masyarakat pesisir berbeda
dengan masyarakat lainnya. Perbedaan tersebut terletak pada karakteristik aktivitas ekonomi masyarakat pesisir dan latar belakang budaya mereka.
21 Masyarakat pesisir merupakan kumpulan satu kesatuan sistem sosial yang
anggota-anggotanya tergantung pada kelimpahan sumberdaya pesisir dan lautan Adiwibowo, 1995. Masyarakat pesisir mempunyai nilai budaya yang berorientasi
hidup selaras dengan alam, sehingga teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan sumberdaya adalah adaptif dengan kondisi ekologi wilayah pesisir Damanhuri dan
Adrianto, 1995. Sifat dan karakteristik nelayan berbeda dengan pedagang. Nelayan mempunyai dinamika kehidupan yang dipengaruhi oleh lingkungan, musim dan
pasar sehingga kehidupannya pun tidak menentu. Berbeda dengan pedagang misalnya bakul, yang tidak terpengaruh banyak oleh alam dan lingkungan. Mereka
dapat berusaha untuk sektor lain jika ikan paceklik karena mereka punya modal untuk usaha lainnya.
Digambarkan oleh Prasojo 1993 bahwa pada musim baik, yaitu saat cuaca dan gelombang bersahabat, nelayan sangat sibuk melaut dan menangkap ikan
bahkan hasil tangkapannya berlebih. Sebaliknya pada musim paceklik kegiatan melaut berkurang bahkan berhenti sama sekali dan mereka banyak menganggur
karena tidak ada pekerjaan alternatif. Untuk itu kehidupan sosial budaya dan ekonomi masyarakat pesisir di
perairan Indonesia dibagi atas 3 musim oleh Nontji 1987 yaitu: a Musim Timur Juni – September b Musim Barat Desember – Maret dan c Musim pancaroba
I April – Mei dan Musim Pancaroba II Oktober – November. Pendapatan masyarakat pesisir terutama nelayan ditentukan oleh
produktivitas alat tangkap, ketrampilan yang dimiliki, dan keuletan mereka serta sistem bagi hasil yang disepakati dengan juragan atau bakul Syafrin, 1993. Hal ini
diperkuat oleh Carner 1984 bahwa pendapatan nelayan tergantung pada kepemilikan alat tangkap, perahu dan alat tangkapnya.
2.13 Estimasi MSY pada stok yang telah dieksploitasi berdasarkan data