guru siswa
Penggunaan Pendukung, peripheral Utama, integral
Teknologi Dijalankan guru
Diarahkan siswa Kegunaan untuk
perluasan presentasi guru
Kegunaan untuk memperluas presentasi
siswa atau penguatan kemampuan siswa
Konteks kelas Siswa bekerja sendiri
Siswa bekerja dalam kelompok
Siswa kompetisis satu dengan yang lainnya
Siswa kolaboratif satu dengan yang lainnya
Siswa menerima informasi guru
Siswa mengkonstruksi,
berkonstribusi, dan melakukan sintesis
informasi
Peranan siswa Menjalankan perintah
guru Melakukan kegiatan
belajar yang diarahkan oleh diri sendiri
Pengingat dan pengulang fakta
Pengkaji, integrator, dan penyaji ide
Pembelajar menerima dan menyelesaikan
tugas-tugas laporan pendek
Siswa menentukan tugas mereka sendiri
dan bekerja secara independen dalam
waktu yang besar
Tujuan jangka pendek
Pengetahuan tentang fakta, istilah, dan isi
Pemahaman dan aplikasi ide dan proses
yang kompleks
Tujuan jangka panjang
Luas pengetahuan Dalam pengetahuan
Lulusan yang memiliki pengetahuan
yang berhasil pada tes standar pencapaian
Lulusan yang berwatak dan terampil
mengembangkan diri, mandiri, dan belajar
sepanjang hayat
2. Hakikat Keterampilan berpikir kritis
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan adalah
sebuah kemampuan
untuk memfungsikan akal, pikiran, dan kreatifitas dalam mengerjakan,
mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut
.
Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia keterampilan diartikan sebagai kecakapan dalam meyelesaikan tugas.
Menurut Muhibbin, keterampilan itu suatu aktifitas yang berkaitan dengan kegiatan jasmaniah seperti menulis, mencuci,
mengetik, dan lain-lain, artinya keterampilan itu bersifat motorik yang membutuhkan koordinasi gerak dan kesadaran yang tinggi.
Dengan demikian, siswa yang melakukan gerakan motorik dengan koordinasi dan kesadaran yang rendah dapat kurang atau tidak
terampil.
25
Menurut Rebber dalam muhibbin, keterampilan adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan
tersusun rapi dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu. Keterampilan bukan hanya pada aspek gerak motorik
melainkan juga pengejawantahan fungsi yang bersifat kognitif.
26
Berdasarkan beberapa pengertian keterampilan yang telah dikemukakan diatas maka keterampilan dapat disimpulkan bahwa
suatu kecakapan atau keahlian dalam mengerjakan sesuatu kegiatan yang memerlukan koordinasi gerakan-gerakan otot.
b. Pengertian Berpikir Kritis
Pendidikan diharapkan memberikan pengetahuan yang memungkinkan orang dapat mengatasi masalah-masalah kehidupan
dalam tugas-tugas professional dan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat
25
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, Cet.15 h. 117.
26
Ibid. h. 117.
cepat seperti sekarang ini, sering kali pengetahuan yang kita peroleh tidak mampu kita implementasikan untuk mengatasi
masalah-masalah yang muncul. Oleh karena itu diperlukan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, keterampilan memecahkan
masalah dan mengambil keputusan. Memecahkan masalah memerlukan penggunaan keterampilan berpikir secara terpadu dan
dasar pengetahuan yang relevan.
27
Menurut para ahli psikologi asosiasi, berpikir adalah kelangsungan tanggapan-tanggapan di mana subjek yang berpikir
pasif. Plato beranggapan bahwa berpikir itu berbicara dalam hati. Berpikir adalah proses yang dinamis yang dapat dilukiskan
menurut proses atau jalannya.
28
Proses atau jalannya berpikir itu pada dasarnya ada tiga langkah,yaitu pembentukan pengertian,
pembentukan pendapat, penarikan kesimpulan atau pembentukan keputusan.
29
Menurut Peter Reason dalam Wina mendefinisikan berpikir sebagai proses mental seseorang yang lebih dari sekedar
mengingatremembering dan memahamicomprehending.
30
Menurut Donald, berpikir adalah tindakan yang kompleks yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
memungkinkan individu untuk membentuk lingkungannya lebih efektif daripada intuisi saja. Mengajar siswa bagaimana berpikir
adalah sebuah perjalanan, bukan suatu peristiwa.
31
Menurut Edward de Bono, berpikir sebagai keterampilan mental yang memadukan
kecerdasan dengan pengalaman.
32
27
Darmiyati Zuchdi, Humanisasi Pendidikan Menemukan Kembali Pendidikan yang Manusiawi, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet.2 h. 124.
28
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press, 2010, cet.1 h. 54- 55
29
Ibid, h. 55.
30
Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011, cet.8 h. 230.
31
Donald C. Orlich, Teaching Strategies A Guide to Effective Instruction, USA: Wadsworth Cengage Learning, 2010, h. 286.
32
Edward de Bono, Revolusi Berpikir Edward De Bono:Belajar Berpikir Canggih dan Kreatif dalam Memecahkan masalah dan Memantik Ide-ide Baru, Bandung: Kaifa, 2007 h. 24.
Menurut Departemen Pendidikan Nasional mengatakan bahwa berpikir adalah kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan
yang kita terima melalui panca indra, dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Istilah berpikir dipergunakan untuk
menunjukan suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan terarah.
33
Menurut Jenicek dalam Laurent berpikir kritis tidaklah identik dengan kemampuan memecahkan masalah, meskipun
kemampuan menyelesaikan
masalah adalah
bagian dari
kemampuan berpikir kritis.
34
Dalam perspektif deskriptif, berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi,
pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan.
35
Berpikir didalam
batin akan
mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukan
alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari bagaimana berbagai hal berhubungan satu sama lain,
mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi, membahasakan suatu realita. Dengan demikian, berpikir tidak sama dengan melamun,
mengkhayal, merasakan pekerjaan pancaindra seperti: mendengar, melihat. Setiap orang yang sudah melakukan kegiatan berpikir,
belum tentu dapat dikatakan telah berpikir dengan kritis atau dengan tepat, sebab untuk berpikir dengan kritis orang dituntut
untuk mengikuti hukum-hukum pemikiran. Selama beberapa dekade, para ahli mempunyai definisi
beragam tentang istilah critical thinking. Norris dalam depdiknas
33
Anonim. Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, Departemen Pendidikan Nasional, 2009, h. 9.
34
Joyce M Laurens, integrasi riset dan desain:sebuah pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan. prosedding seminar nasional jurnal Seminar nasional Pendidikan
Arsitektur profesional Denpasar, 9-10 februari 2008. h. 35 http:fportfolio.petra.ac.iduser_files99-0353.5-Joyce20M.Laurens.pdf
diunduh pada
09 januari 2014 14.43 WIB
35
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, Cet.1 h. 19.