Pencapaian Keterampilan Berpikir Kritis Setiap Kelompok Siswa

nilai keputusan 9 Mendefinisikan istilah, dan mempertimbangkan definisi 92 Sangat Baik 88 Sangat Baik 72 Baik 10 Mengidentifikasi Asumsi 42 Cukup 38 Kurang 33 Kurang 11 Memutuskan Suatu Tindakan 67 Baik 67 Baik 67 Baik 12 Berinteraksi dengan orang lain 94 Sangat Baik 88 Sangat Baik 81 Sangat Baik Rata-rata 79 Baik 76 Baik 72 Baik

B. Pembahasan

Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan. 1 Keterampilan ini diperoleh melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek dikelas. Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran dikelas dengan memuat tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja secara mandiri. 2 Pembelajaran berbasis proyek mempunyai lima karakteristik, yaitu sentralis, pertanyaan pendorong, investigasi konstruktif, otonomi, dan realistis. 3 Kelima karakteristik ini yang akan melatih keterampilan berpikir kritis siswa melalui lima tahapan pembelajaran berbasis proyek, diantaranya tahapan perencanaan proyek, tahapan pelaksanaan proyek, tahapan penyelidikan terbimbing dan pembuatan produk, dan kesimpulan proyek. Pada tahapan perencanaan proyek keterampilan berpikir kritis yang dikembangkan adalah memfokuskan pertanyaan, menginduksi dan 1 Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2009, h. 4. 2 John W Thomas, A review of Reasearch on Project-Based Learning, California: The Autodesk Foundation, 2000, p. 1. 3 Ibid, h.3-9 mempertimbangkan hasil induksi, mengobservasi mempertimbangkan laporan observasi, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini dikarenakan pada tahapan perencanaan proyek, siswa mengembangkan driving question dari guru yang akan menentukan bagaimana siswa akan merancang atau merencanakan sebuah proyek. Melalui penayangan video larutan elektrolit dan larutan non elektrolit yang ditampilkan oleh peneliti ini siswa distimulus untuk membuat sebuah proyek yaitu membuat alat uji elektrolit sederhana dengan cara mencari sumber atau informasi yang relevan dengan tema proyek. Selanjutnya adalah pada tahapan pelaksanaan dan tahapan penyelidikan terbimbing pembuatan produk keterampilan berpikir kritis siswa akan melibatkan beberapa indikator keterampilan berpikir kritis siswa seperti memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi mempertimbangkan laporan observasi. Menurut Annas Kurniawan, pada tahapan ini kreatifitas siswa dalam menciptakan sebuah produk yang original, siswa harus mampu bekerja secara kolaboratif. 4 Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari hasil penelitian ini, pada kelompok tinggi, kelompok sedang, dan kelompok rendah indikator menganalisis argumen, mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak, mengobservasi dan melaporkan hasil observasi, membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, dan berinteraksi dengan orang lain mencapai kategori sangat baik. Hal inilah yang menjadi temuan dalam penelitian ini, bagaimana ketiga kelompok siswa ini mampu mencapai kategori sangat baik terutama pada indikator keterampilan berpikir kritis diatas yang akan dijelaskan secara rinci berikut ini. 1 Indikator Memfokuskan Pertanyaan Indikator keterampilan berpikir kritis yang diteliti adalah memfokuskan pertanyaan. Indikator ini muncul pada tahapan perencanaan 4 Annas kurniawan, Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis dan Sikap terkait Sains Siswa SMP, Studi Eksperimen di SMPN 4 Singaraja