Pengertian Berpikir Kritis Hakikat Keterampilan berpikir kritis

Menurut Departemen Pendidikan Nasional mengatakan bahwa berpikir adalah kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang kita terima melalui panca indra, dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Istilah berpikir dipergunakan untuk menunjukan suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan terarah. 33 Menurut Jenicek dalam Laurent berpikir kritis tidaklah identik dengan kemampuan memecahkan masalah, meskipun kemampuan menyelesaikan masalah adalah bagian dari kemampuan berpikir kritis. 34 Dalam perspektif deskriptif, berpikir kritis merupakan analisis situasi masalah melalui evaluasi potensi, pemecahan masalah, dan sintesis informasi untuk menentukan keputusan. 35 Berpikir didalam batin akan mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukan alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari bagaimana berbagai hal berhubungan satu sama lain, mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi, membahasakan suatu realita. Dengan demikian, berpikir tidak sama dengan melamun, mengkhayal, merasakan pekerjaan pancaindra seperti: mendengar, melihat. Setiap orang yang sudah melakukan kegiatan berpikir, belum tentu dapat dikatakan telah berpikir dengan kritis atau dengan tepat, sebab untuk berpikir dengan kritis orang dituntut untuk mengikuti hukum-hukum pemikiran. Selama beberapa dekade, para ahli mempunyai definisi beragam tentang istilah critical thinking. Norris dalam depdiknas 33 Anonim. Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, Departemen Pendidikan Nasional, 2009, h. 9. 34 Joyce M Laurens, integrasi riset dan desain:sebuah pendekatan dalam pembelajaran di studio perancangan. prosedding seminar nasional jurnal Seminar nasional Pendidikan Arsitektur profesional Denpasar, 9-10 februari 2008. h. 35 http:fportfolio.petra.ac.iduser_files99-0353.5-Joyce20M.Laurens.pdf diunduh pada 09 januari 2014 14.43 WIB 35 Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011, Cet.1 h. 19. berpendapat bahwa critical thinking adalah kemampuan membuat keputusan secara rasional terhadap apa yang harus dipercayai tidak boleh dipercayai. 36 Menurut Jhon Dewey yang disebut juga sebagai bapak tradisi berpikir kritis modern mendefinisikan berpikir kritis sebagai pertimbangan yang aktif, terus menerus dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dengan menyertakan alasan-alasan yang mendukung dan kesimpulan-kesimpulan yang rasional. 37 Menurut Alec Fisher, berpikir kritis adalah interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. 38 Robert Duron menyatakan critical thinking sebagai kemampuan untuk membuat analisis dan melakukan evaluasi terhadap data atau informasi. Menurut Ennis, berpikir kritis adalah cara berpikir yang masuk akal atau berdasarkan nalar yang difokuskan untuk menentukan apa yang harus diyakini dan dilakukan. 39 Wanda menyatakan bahwa berpikir kritis itu lebih dari argumentasi, suatu disiplin ilmu yang luas daripada logika. Yang termasuk berpikir kritis adalah keterampilan observasi, deskripsi, kesimpulan, analisis bahasa, dan menilai dengan kerangka acuan. 40 Liliasari mengutip Facione menyatakan bahwa inti berpikir kritis adalah deskripsi yang rinci dari sejumlah karakteristik yang berhubungan, meliputi analisis, inferensi, eksplanasi, evaluasi, 36 Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, Departemen Pendidikan Nasional, 2009, h. 9. 37 Kasdin Sihotang, dkk., Critical Thinking Membangun Pemikiran Logis, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2012, Cet.1 38 Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama, 2008, h. 10. 39 Ibid., h. 4 40 Wanda Teays, Second thought:critical thinking for a diverse society, New York: Mc Graw-Hill Companies, 2006, h. 22. pengaturan diri, dan interpretasi. 41 Berdasarkan hal ini berpikir kritis telah menjadi salah satu kompetensi dari tujuan pendidikan. Selama menempuh pendidikan, berpikir kritis dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari dengan mengevaluasi secara kritis argument pada buku teks, jurnal, teman diskusi, termasuk argumentasi guru dalam kegiatan pembelajaran. Jadi, berpikir kritis dalam pendidikan merupakan kompetensi yang akan dicapai serta alat yag diperlukan dalam mengkonstruksi pengetahuan. 42 Menurut Halpern, pembelajaran berpikir kritis memerlukan latihan;siswa dapat diberikan banyak dilema, argument logis dan tidak logis, iklan ang sah dan menyesatkan, dan seterusnya. Pengajaran pemikiran kritis yang efektif bergantung pada penentuan suasana ruang kelas yang mendorong penerimaan terhadap sudut pandang yang berlainan dan diskusi bebas. Kemampuan berpikir kritis paling baik dipelajari pada topik-topik yang sudah tidak asing lagi bagi siswa. 43 Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah Kemampuan membuat keputusan secara rasional, kemampuan membuat analisis, kemampauan membuat interpretasi dan evaluasi yang terampil dan aktif terhadap observasi dan komunikasi, informasi dan argumentasi. 41 Liliasari, Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Sains Kimia menuju Profesionalisme guru. http:file.upi.eduDirektoriSPSPRODI.PENDIDIKAN_IPA194909271978032- LILIASARIBERPIKIR_KRITIS_Dlm_Pembel_09.pdf diunduh 09 januari 2014 17.04 WIB 42 Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, Departemen Pendidikan Nasional, 2009, h. 14. 43 Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan : Teori dan Praktik Edisi Kedelapan Jilid 2, Terj. Marianto Samosir, Jakarta: PT.Indeks, 2009, h. 40.

c. Prinsip Berpikir Kritis

Prinsip kecakapan berpikir kritis bersumber kepada enam keahlian BIG6 dan Empowering-8. 44 Tabel 2.3 Prinsip Kecakapan Berpikir Kritis 6 Keahlian 12 Keterampilan atau Langkah

1. Perumusan Masalah

1.1 Merumuskan masalah 1.2 Mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan

2. Strategi pencarian

Informasi 2.1 Menentukan Sumber 2.2 Memilih sumber terbaik

3. Lokasi dan Akses

3.1 Mengalokasi sumber secara intelektual dan fisik. 3.2 Menemukan Informasi di dalam sumber-sumber tersebut

4. Pemanfaatan Informasi

4.1 Membaca, mendengar, meraba, dsb. 4.2 Mengekstraksi Informasi yang relevan.

5. Sintesis

5.1Mengorganisasikan informasi dari berbagai sumber 5.2Mempersentasikan informasi tersebut

6. Evaluasi

6.1Mengevaluasi Hasil Evektivitas 6.2Mengevaluasi proses Efisiensi 44 Anonim, Pembelajaran yang Mengembangkan Critical Thinking, Departemen Pendidikan Nasional, 2009, h. 15.

d. Karakteristik Berpikir Kritis

Robert duron mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi: 1 Kegiatan merumuskan pertanyaan, 2 Membatasi permasalahan, 3 Menguji data-data, 4 Menganalisis berbagai pendapat dan bias, 5 Menghindari pertimbangan yang sangat emosional, 6 Menghindari penyederhanaan berlebihan, 7 Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan 8 Mempertimbangkan toleransi ambiguitas. 45

e. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis

Ada beberapa indikator untuk mengukur keterampilan berpikir kritis menurut depdiknas, yaitu:1 Membandingkan, 2 Hubungan Sebab-Akibat, 3 Memberi alasan, 4 Meringkas, 5 Menyimpulkan, 6 Berpendapat, 7 Mengelompokkan, 8 Menciptakan, 9 Menerapkan, 10 Analisis, 11 Sintesis, 12 Evaluasi. 46 Menurut Ennis dan Norris menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis itu dikelompokkan kedalam lima langkah Memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, memberikan penjelasan sederhana dan mengatur strategi dan taktik. 47 Berikut ini adalah Indikator dan sub indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis dalam Suwarna . 48 45 Ibid., h. 19. 46 Ibid., h. 18. 47 Perkins, C., Murphy, E, 2006. Identifying and measuring individual engagement in critical thinking in online discussions: An exploratory case study. Educational Technology Society, 9 1, h. 299. 48 Dina Mayadiana Suwarna, Suatu Alternatif Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika, Jakarta: Cakrawala Maha Karya, tt, h. 13-16. Tabel 2.4 Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis No Kelompok Indikator Penjelasan 1. Memberikan penjelasan sederhana 1 Memfokus- kan pertanyaan  Mengidentifikasi atau merumuskan pertanyaan.  Mengidentifikasi atau merumuskan kriteria untuk mempertimbangkan kemungkinan jawaban  Menjaga kondisi berpikir 2 Menganalisis argument  Mengidentifikasi kesimpulan  Mengidentifikasi kalimat-kalimat pertanyaan  Mengidentifikasi kalimat-kalimat bukan pertanyaan  Mengidentifikasi dan menangani suatu ketidaktepatan  Melihat struktur dari suatu argument  Membuat ringkasan 3 Bertanya dan menjawab pertanyaan  Memberikan penjelasan sederhana  Menyebutkan contoh  Bagaimana menerapkannya dalam kasus tersebut  Perbedaan apa yang menyebabkannya  Akankah Anda menyatakan lebih dari itu.