Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Tabel 2.7 Perbedaan Elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit 62 Jenis Elektrolit Jenis zat terlarutpelarut air Nyala lampu Contoh Larutan Elektrolit kuat  Senyawa ion.  Senyawa kovalen polar yang terhidrolisis sempurna. Terang NaCl, HNO 3 , H 2 SO 4 , NaOH, CH 3 COOK Elektrolit Lemah Senyawa kovalen polar terhidrolisis sebagian. Redup CH 3 COOH, NH 3 , H 2 CO 3 Nonelektrolit Senyawa kovalen polar yang tidak terhidrolisis. Tidak menyala C 12 H 22 O 11 , C 2 H 5 OH, CONH 2 2 , C 6 H 12 O 6 Tahun 1884 Stevane Arrhenius berpendapat bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion yang bergerak bebas. Zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang dinamakan ion. Jadi suatu zat dapat bersifat elektrolit bila dalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion-ion. Ion yang bermuatan negatif disebut anion. Dan ion yang bermuatan positif dinamakan kation. Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya disebut reaksi ionisasi. Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan kovalen. senyawa ion meskipun tersusun dari ion-ion, tetapi dalam bentuk padat tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion terikat kuat 62 Ibid., h. 168-169 dan tidak bergerak bebas. Bila senyawa ion dalam bentuk lelehan dan larutan atau cair, maka cairan dan dan dalam larutn senyawa ion dapat menghantarkan listrik. Misalnya garam dapur NaCl dalam larutannya terurai menjadi ion-ion Terionisasi. NaClaq + − Senyawa kovalen dalam bentuk larutan juga dapat menghantarkan listrik bila senyawa tersebut terionisasi. Misalnya asam sulfat merupakan senyawa kovalen tetapi dalam air terionisasi sehingga larutannya dapat menghantarka listrik. Reaksinya:H 2 SO 4 aq 2 + 4 − Tidak semua senyawa kovalen polar tergolong elektrolit. Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang dapat menghantarkan listrik jika dalam bentuk larutan atau lelehannya. Tabel 2.8. Perbedaan Senyawa ion dan senyawa kovalen polar Jenis Senyawa Padatan Lelehan Larutan dalam pelarut air Senyawa Ion Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk padatan, ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas. Dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk lelehan, ion-ionnya dapat bergerak jauh lebih bebas dibandingkan ion-ion dalam zat padat. Dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas. Senyawa kovalen polar Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena padatannya terdiri dari molekul- molekul netral meskipun bersifat polar. Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena lelehannya terdiri dari molekul- molekul netral meski dapat bergerak bebas. Dapat menghantarkan arus lsitrik, karena dalam bentuk larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas.

B. Hasil Penelitian yang relevan

Hasil penelitia n yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Navies Luthvitasari, Ngurah Made D., dan Suharto Linuwih dengan judul “Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Keterampilan Berpikir Dan Kemahiran Generik Sains”. Hasilnya adalah pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan aspek keterampilan berpikir kritis, berpikir kreatif dan kemahiran generik siswa SMK. Setiap aspek keterampilan berpikir kritis mempunyai hubungan dengan aspek keterampilan berpikir kreatif berdasarkan hasil analisis uji regresi. Sebagian besar siswa merespon baik dan senang dengan pembelajaran fisika berbasis proyek. 63 2. Penelitian yang dilakukan oleh Rosyidatul Munawaroh, Bambang Subali, dan Achmad Sopyan dengan judul “Penerapan Model Project Based Learning Untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaraan siswa smp”. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa Hasil belajar dan motivasi siswa dengan model Project Based Learning PBL lebih tinggi dari pada model pembelajaran kooperatif dalam membangun empat pilar pembelajaran pada siswa SMP kelas VIII pokok bahasan perubahan bentuk energi. 64 3. Penelitian yang dilakukan oleh Ida Ayu Kade Sastrika, I Wayan Sadia, dan I Wayan Muderawan dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis”. Hasilnya adalah Siswa yang mengikuti 63 Navies Luthvitasari, Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek Pada Keterampilan Berpikir Dan Kemahiran Generik Sains. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol.3,2013. 64 Rosyidatul Munawaroh, “Penerapan Model Project Based Learning Untuk Membangun Empat Pilar Pembelajaraan siswa smp”.Jurnal dari Unnes Physics Education Journal2012 http:journal.unnes.ac.idsjuindex.phpupej model pembelajaran berbasis proyek mendapatkan ruang lebih luas untuk belajar secara mandiri. 65 4. Penelitian oleh Herti Patmawati dengan judul “Analisis Keterampilan Berpikir Siswa Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Dengan Praktikum”. Hasilnya menunjukan bahwa keterampilan berpikir kritis pada pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit dengan metode praktikum tergolong sangat baik. 66 5. Penelitian oleh Istiqomah dengan judul :Analisis Keterampilan Berpikir kritis dengan Menggunakan PBL pada Materi laju reaksi. Hasilnya menunjukkan bahwa indikator keterampilan berpikir kritis yang diukur tergolong baik. 67

C. Kerangka Berpikir

Salah satu tujuan pembelajaran kimia di SMA adalah “siswa dapat memahami konsep-konsep kimia dan keterkaitannya serta penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari- hari”. Pada konsep kimia yang kebanyakan bersifat abstrak, memerlukan penalaran tinggi dan kebanyakan juga perhitungan, yang mana guru selalu menyajikan materi kimia dengan menggunakan ceramah saja tanpa menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari dan lingkungan kehidupan. Sehingga bagi siswa pelajaran kimia itu cenderung tidak bermakna dan menakutkan. Pada dasarnya proses pembelajaran kimia itu, guru tidak hanya menekankan kepada salah satu dimensi aspek kognitif saja atau hanya sekedar mengingat C1 dan memahami C2 saja, namun pada dimensi mengaplikasikan C3, menganalisis C4, mengevaluasi C5, sampai dengan menciptaC6. Hal ini sangat penting, karena siswa akan mampu 65 Ida Ayu Kade Sastrika, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Pemahaman Konsep Kimia Dan Keterampilan Berpikir Kritis ” e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA Vol. 3 Tahun 2013 66 Herti,Patmawati, “Analisis Keterampilan Berpikir Siswa Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Dengan Praktikum ”, Skripsi Pada Strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2011. Tidak dipublikasikan. 67 Istiqomah, Analisis Keterampilan Berpikir Kritis dengan Menggunakan PBL”Skripsi pada Strata satu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.2012. Tidak dipublikasian mengembangkan keterampilan berpikirnya dalam memecahkan permasalahan dan mampu menciptakan sesuatu yang berguna untuk kehidupan sekitarnya dari konsep-konsep yang telah dipelajari. Oleh karena itu, guru wajib menerapkan model-model pembelajaran yang relevan dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa, sehingga mampu meningkatkan berbagai aspek belajar, yaitu aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Salah satu alternative model pembelajaran yang bisa meningkatkan keaktifan siswa ketika pembelajaran, menjalin kerjasama dengan anggota kelompoknya, serta melatih keterampilan berpikir secara kritis sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi adalah model project based learning. Larutan elektrolit dan non elektrolit adalah salah satu materi mata pelajaran kimia yang sangat sarat dengan konsep teoritik dan konsep-konsepnya sangat erat dengan kehidupan sehari-hari atau bersifat kontekstual. Sesuai dengan KD 3.8 menganalisis sifat larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya dengan salah satu indikator pembelajaran yaitu merancang dan menguji alat daya hantar listrik larutan, hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip model pembelajaran berbasis proyek, diantaranya prinsip investigasi konstruktif. Dalam investigasi memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model. Selain itu, project based learning memiliki sintak pembelajaran yang mampu mengembangkan indikator-indikator keterampilan berpikir kritis. Berikut ini akan digambarkan lebih rinci mengenai kerangka berpikir dalam penelitian ini.