Tabel 2.4 Keterampilan Berpikir Kritis Menurut Ennis
No Kelompok
Indikator Penjelasan
1. Memberikan
penjelasan sederhana
1 Memfokus-
kan pertanyaan
Mengidentifikasi atau merumuskan
pertanyaan.
Mengidentifikasi atau merumuskan
kriteria untuk mempertimbangkan
kemungkinan jawaban
Menjaga kondisi berpikir
2 Menganalisis
argument
Mengidentifikasi kesimpulan
Mengidentifikasi kalimat-kalimat
pertanyaan
Mengidentifikasi kalimat-kalimat
bukan pertanyaan
Mengidentifikasi dan menangani
suatu ketidaktepatan
Melihat struktur dari suatu argument
Membuat ringkasan 3
Bertanya dan menjawab
pertanyaan
Memberikan penjelasan
sederhana
Menyebutkan contoh
Bagaimana menerapkannya
dalam kasus tersebut
Perbedaan apa yang menyebabkannya
Akankah Anda menyatakan lebih
dari itu.
2. Membangun
keterampilan dasar
4 Mempertim-
bangkan kredibilitas
kriteria suatu sumber
Mempertimbangkan keahlian
Mempertimbangkan kemenarikan konflik
Mempertimbangkan kesesuaian sumber
Mempertimbangkan reputasi
Mempertimbangkan penggunaan
prosedur yang tepat
Mempertimbangkan risiko untuk reputasi
Kemampuan untuk memberikan alasan
Kebiasaan berhati- hati
5 Mengobser-
vasi dan mempertim-
bangkan laporan
observasi
Melibatkan sedikit dugaan.
Menggunakan waktu yang singkat
antara observasi dan laporan.
Melaporkan hasil observasi.
Merekam hasil observasi.
Menggunakan bukti- bukti yang benar.
Menggunakan akses yang baik.
Menggunakan teknologi
Mempertanggung- jawabkan hasil
observasi
Mencatat hal-hal yang diinginkan
3. Menyimpulkan 6
Membuat deduksi dan
mempertim- bangkan
hasil deduksi Siklus logika Euler.
Mengkondisikan logika.
Menyatakan
tafsiran. 7
Membuat induksi dan
mempertim- bangkan
hasil induksi Mengemukakan hal
yang umum. Mengemukakan
kesimpulan dan hipotesis
Mengemukakan hipotesis
Merancang eksperimen
menarik kesimpulan sesuai fakta
Menarik kesimpulan dari hasil
menyelidiki.
8 Membuat
dan mempertimb
angkan nilai keputusan
Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan berdasarkan latar
belakang fakta-fakta
Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan berdasarkan akibat.
Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan berdasarkan
penerapan fakta.
Membuat dan menentukan hasil
pertimbangan keseimbangan dan
masalah
4. Memberikan
penjelasan lanjut 9
Mendefinisi- kan istilah
dan mempertim-
bangkan definisi
Membuat bentuk definisi.
Strategi membuat definisi.
Bertindak dengan memberikan
penjelasan lanjut.
Mengidentifikasi dan menangani
ketidakbenaran yg disengaja.
Membuat isi definisi.
10 Mengiden-
tifikasi asumsi-
asumsi
Penjelasan bukan pernyataan
Mengonstruksi argument
5 Mengatur
strategi dan taktik
11 Menentu-
kan suatu tindakan
Mengungkap masalah
Memilih kriteria untuk
mempertimbangkan solusi yang mungkin
Merumuskan solusi alternative.
Menentukan tindakan sementara.
Mengulang kembali.
Mengamati penerapannya
12 Berinterak-
si dengan orang lain
Menggunakan argument.
Menggunakan strategi logika.
Menggunakan strategi retorika.
Menunjukkan posisi, orasi, atau tulisan
f. Delapan Langkah Untuk Menjadi Pemikir Kritis
Ada delapan langkah yang dapat diikuti oleh pemikir kritis. Kedelapan langkah berikut ini disajikan dalam bentuk sebuah
pertanyaan karena dengan menjawab pertanyaan, para siswa dilibatkan dalam kegiatan mental yang mereka perlukan untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam. Pertanyaan-pertanyaan ini harus dikemukakan sesuai dengan urutan untuk meneliti secara
menyeluruh setiap masalah, isu, proyek, atau keputusan yang
dihadapi oleh siswa ketika menjalankan kegiatan pengajaran dan pembelajaran kontekstual atau merasakan pengalaman pribadi.
49
1 Apa sebenarnya isu, masalah, keputusan, atau kegiatan yang
sedang dipertimbangkan?Ungkapkan dengan jelas. Sebuah masalah atau isu mustahil bisa diteliti sebelum
masalah atau isu tersebut di gambarkan dengan jelas. Oleh karena itu, subjek yang akan diteliti harus dijelaskan dengan
setepat-tepatnya. Mungkin subjek itu berupa sebuah isu. Isu adalah sebuah topik pelik yang dapat memunculkan
perselisihan.
50
2 Apa sudut pandangnya?
Sudut pandang adalah sudut pribadi yang kita gunakan dalam memandang sesuatu, dapat membutakan kita dari
kebenaran. Pemikir
kritis waspada
terhadap bahasa
manipulative, logika yang cacat, dan bukti yang lemah.
51
3 Apa alasan yang diajukan?
Alasan bisa berupa sebuah hubungan yang biasa saja. Alasan bisa berupa penjelasan atas suatu kejadian, menegaskan
sebuah ide umum, atau mengambil bentuk-bentuk yang lain. Tugas pemikir kritis adalah mengidentifikasi alasan-alasan dan
bertanya apakah alasan-alasan yang dikemukakan masuk akal sesuai dengan konteksnya. Alasan yang bagus didasarkan pada
informasi yang dapat dipercaya dan relevan dengan kesimpulan yang ditarik sesudahnya.
52
4 Asumsi-asumsi apa saja yang dibuat?
Asumsi adalah ide-ide yang kita terima apa adanya. Kita menganggap asumsi sebgai kebenaran yang sudah terbukti, dan
49
Elaine B, Jhonson, Contextual Teaching Learning Menjadikan Kegiatan Belajar- Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Bandung: Mizan Learning CenterMLC, 2007, Cet.5 h.
190.
50
Ibid., h. 192.
51
Ibid., h. 193.
52
Ibid., h. 194.
kita berharap orang lain mau bergabung dengan kita untuk menerima kebenaran asumsi tersebut.
53
5 Apakah bahasanya jelas?
Ketika mereka meneliti apa yang ditulis atau dikatakan oleh orang lain, siswa harus tetap waspada pada kata-kata tidak
jelas yang menutupi makna, atau kata-kata emosional yang menghalangi logika. Mereka selalu ingat bahwa kata-kata
membentuk ide, karena itu pemikir kritis harus terus-menerus memeriksa bahasa mereka sendiri dan bahasa orang lain, sambil
bertanya, misalnya, apakah kata-kata yang digunakan justru mengaburkan pengertian atau memperjelasnya?.
54
6 Apakah alasan didasarkan pada bukti-bukti yang meyakinkan?
Menurut Ruggiero dalam Elaine menyebutkan bahwa bukti yang dapat dipercaya memiliki sifat antara lain:Tidak
bertentangan dengan pokok masalahnya;Berasal dari sumber- sumber terbaru;Akurat;Dapat diuji;Berlaku umum, bukan
pengecualian. Untuk menemukan bukti yang dapat dipercaya, kita harus bekerja selaras dengan alam.
55
7 Kesimpulan apa yang ditawarkan
Langkah-langkah efektif untuk menentukkan sebuah kesimpulan adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi alasan.
b. Apakah alasan yang diambil sesuai dengan alasan yang
mendasarinya.
56
8 Apakah implikasi dari kesimpulan-kesimpulan yang sudah
diambil? Kesimpulan memiliki efek samping baik menyangkut
persoalan pribadi maupun umum. Pemikir kritis berusaha untuk
53
Ibid., h. 195.
54
Ibid., h. 197.
55
Ibid., h. 198.
56
Ibid., h. 199.
memprediksi dan mengevaluasi semua efek samping yang akan timbul. Jika kesimpulan yang diambil tidak berdampak negatif,
makan pemikir kritis akan memakainya.
57
3. Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Materi Larutan
Elektrolit dan non elektrolit
Pemilihan materi menjadi sangat penting karena harus dilihat keterkaitannya dengan variabel dalam penelitian. Selain itu,
kompetensi inti KI dan kompetensi dasar KD juga harus diperhatikan. Berdasarkan definisinya, kompetensi inti merupakan
operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki para siswa yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan
tertentu atau jenjang pendidikan tertentu. Sedangkan kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang
diturunkan dari kompetensi inti. Kompetensi dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang
bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi organising
element kompetensi dasar. Selain itu, konten kompetensi dasar dijabarkan secara terperinci dalam suatu indikator pembelajaran.
Menurut Zulfiani, indikator pencapaian adalah tanda-tanda siswa telah memiliki kemampuan dasar atau kompetensi dasar tertentu.
Berdasarkan uraian diatas, pada tabel 2.6 akan dijelaskan keterkaitan KI, KD, Indikator pencapaian dan materi yang dipilih pada penelitian
ini.
57
Ibid., h. 200.
Tabel 2.5 KI, KD, dan Indikator Materi kimia
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
Indikator KI 3 : Memahami
,menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah. 3.8. Menganalisis
sifat larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit berdasarkan daya
hantar listriknya. Membedakan
larutan elektrolit dan non
elektrolit berdasarkan
daya hantar listrik melalui
penayangan video.
Mengelompok- kan larutan ke
dalam larutan elektrolit dan
non elektrolit serta larutan
elektrolit kuat dan elektrolit
lemah berdasarkan
hantaran listrik.
Menganalisis penyebab
larutan elektrolit dapat
menghantarkan arus listrik.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji
dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait
dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan. 4.8.Merancang,
melakukan dan
menyimpulkan serta menyajikan
hasil percobaan
untuk mengetahui
sifat larutan elektrolit dan
larutan non-
elektrolit. Menyusun
perencanaan proyek mengenai
perancangan alat identifikasi
larutan elektrolit dan
non elektrolit.
Merancang percobaan
pengujian daya
hantar listrik
berbagai larutan. Menyimpulkan
bahwa larutan
elektrolit dapat
berupa senyawa ion dan senyawa
kovalen polar.
Pada tabel 2.5 diatas dapat dilihat bahwa pada KI 3 dan KI 4. Sedangkan kompetensi dasar 3.8 dan 4.8 adalah menganalisis sifat
larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
Merancang;melakukan; dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan
nonelektrolit. Berdasarkan KI dan KD tersebut siswa dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis. Kemampuan analisis dapat
diartikan sebagai memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukkan hubungan-hubungan antar bagian
itu.
58
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan
informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya dan mampu mengenali serta membedakan faktor
penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Kategori ini terdiri
dari kemampuan
membedakan Differentiating,
mengorganisasi Organizing, dan memberi simbol Attributing.
59
Kemampuan analisis peserta melalui didik dapat dilihat sebuah model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model
pembelajaran berbasis proyek yang didukung dengan sebuah metode pembelajaran, yaitu praktikum. Selain itu, prinsip-prinsip pada
pembelajaran berbasis
proyek yang
mampu meningkatkan
kemampuan analisis diantaranya prinsip driving questionpertanyaan
58
Lorin Anderson, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, Cet.1 h. 101.
59
Ibid., h. 101.
pendorong yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu dan prinsip
investigasi konstruktif. Dalam investigasi konstruktif ini memuat proses perancangan, pembuatan keputusan, penemuan masalah,
pemecahan masalah, discovery, dan pembentukan model. Berdasarkan uraian diatas, jika dilihat dari hubungan KI, KD
dan indikator materi pelajaran tersebut, pengimplementasian model pembelajaran berbasis proyek lah yang mampu mencapai KD 3.8 dan
KD 4.8.
4. Konsep Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Dalam kehidupan sehari-hari kita berinteraksi dengan berbagai jenis benda atau materi, yang bermacam-macam bentuk wujudnya, ada
yang berwujud fase padatan, cairan, gas, larutan dan campuran antara padatan dan cairan.
Larutan memegang peranan yang sangat penting dalam segala bidang kehidupan karena kebanyakan proses-proses kimia, biologi,
maupun fisika berlangsung dalam fase larutan. Larutan didefiniskan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat. Keenan
mendefinisikan larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan tersusun atas
komponen zat pelarut solvent dan zat terlarut salute. Solvent umumnya zat yang berada pada larutan dalam jumlah yang besar, dan
zat terlarut solute yang jumlahnya lebih sedikit. Zat pelarut atau solvent yang paling banyak terdapat dialam semesta adalah air. Air
memiliki sifat pelarutan yang sangat baik, yang menyebabkan air mampu mengangkut zat-zat makanan dalam tubuh organisme. Jika
suatu larutan terbentuk dari pelarut air dengan zat terlarut senyawa- senyawa ionik, maka larutan tersebut akan memiliki sifat dapat
menghantarkan arus listrik. Untuk menguji daya hantar listrik larutan dapat dilakukan dengan menggunakan alat penguji elektrolit. Larutan
yang dapat menghantarkan arus listrik dapat menyebabkan lampu pijar
dalam alat tersebut menyala dan timbul gelembung-gelembung gas disekitarnya elektrodenya.
Berdasarkan daya
hantar arus
listrik larutan
dapat dikelompokkan menjadi: larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.
60
a Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik, dengan data percobaan berupa bola lampu menyala dan timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya: larutan HCl,
larutan NaOH, larutan HCl. b
Larutan nonelektrolit, yaitu larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, dengan data percobaan berupa bola
lampu tidak menyala dan tidak timbul gelembung gas disekitar elektrode. Contohnya:air suling, larutan etanol 70, larutan gula.
Berdasarkan kekuatan daya hantar arus listrik larutan elektrolit dapat dikelompokkan menjadi
61
: a
Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar arus listriknya kuat sehingga menyebabkan bola lampu pijar
menyala dan timbul gelembung gas disekitar elektrodenya. Contohnya:Larutan HCl, larutan NaOH, larutan HCl.
b Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang daya hantar
arus listriknya lemah sehingga menyebabkan bola lampu pijar tidak menyala kadang menyala redup tetapi timbul gelembung gas
disekitar elektrodenya. Contohnya: larutan CH
3
COOH, larutan NH
3
. Lihatlah perbedaan antara elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan
nonelektrolit pada tabel 2.7.
60
Michael Purba, Kimia 1 untuk SMA kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006, h. 166.
61
Ibid., h. 170.
Tabel 2.7 Perbedaan Elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit
62
Jenis Elektrolit
Jenis zat terlarutpelarut air
Nyala lampu
Contoh Larutan
Elektrolit kuat Senyawa ion.
Senyawa kovalen
polar yang
terhidrolisis sempurna.
Terang
NaCl, HNO
3
, H
2
SO
4
, NaOH, CH
3
COOK
Elektrolit Lemah
Senyawa kovalen polar terhidrolisis sebagian.
Redup CH
3
COOH, NH
3
, H
2
CO
3
Nonelektrolit Senyawa kovalen polar
yang tidak terhidrolisis. Tidak
menyala C
12
H
22
O
11
, C
2
H
5
OH, CONH
2 2
, C
6
H
12
O
6
Tahun 1884 Stevane Arrhenius berpendapat bahwa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik karena mengandung ion-ion
yang bergerak bebas. Zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang
bermuatan listrik yang dinamakan ion. Jadi suatu zat dapat bersifat elektrolit bila dalam larutannya zat tersebut terurai menjadi ion-ion.
Ion yang bermuatan negatif disebut anion. Dan ion yang bermuatan positif dinamakan kation. Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi
ion-ionnya disebut reaksi ionisasi. Larutan elektrolit dapat berasal dari senyawa ion dan kovalen.
senyawa ion meskipun tersusun dari ion-ion, tetapi dalam bentuk padat tidak dapat menghantarkan listrik karena ion-ion terikat kuat
62
Ibid., h. 168-169