1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 bahwa Standar Kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan meresponsituasi lokal, regional, nasional, dan global. Bahasa memiliki peran sentral
dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dalam pasal 33 disebutkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa negara menjadi bahasa pengantar dalam pendidikan
nasional. Bahasa Indonesia memiliki peranan penting bagi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai alat komunikasi, pemersatu dan lambang kebanggaan
bagi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki peranan di berbagai bidang. Berdasarkan Standar Kompetensi Dasar Tingkat SDMI ruang lingkup bahasa
Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra
yang meliputi
empat aspek
keterampilan, yaitu:
1 keterampilan
menyimakmendengarkan; 2 berbicara; 3 membaca; dan 4 menulis. Sedangkan tujuan mata pelajaran bahasa Indonesia agar peserta didik memiliki kemampuan
untuk sebagai berikut: 1 mampu berkomunikasi dengan efektif dan efisien sesuai etika yang berlaku baik secara lisan maupun tertulis; 2 menghargai dan bangga
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3 memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan; 4 menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial; 5 menikmati dan memanfaatkan
karya sastra untuk memperluas wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan 6 menghargai dan
membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia Depdiknas, 2006: 38.
Satu diantara kompetensi dasar keterampilan menulis di kelas IV semester 2 adalah menulis karangan tentang berbagai topik sederhana. Menulis adalah kegiatan
menyampaikan sesuatu menggunakan bahasa melalui tulisan, dengan maksud dan pertimbangan tertentu untuk mencapai sesuatu yang dikehendaki Rahardi dalam
Kusumaningsih, 2013: 65. Menulis karangan persuasi adalah menulis karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi perasaan pembaca agar pembaca yakin dan
percaya tentang isi karangan tersebut dan mmengikuti keinginan si penulisnya Dalman, 2014: 146. Karangan persuasi dapat dikatakan sebagai jenis karangan yang
besifat sugestif atau bujukan. Maksudnya adalah karangan ini khusus ditulis untuk mempengaruhi dan membujuk atau merayu seseorang melakukan sesuatu.
Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair and Share adalah strategi berpikir berpasangan berbagi yang merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Strategi Think Pair and Share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu. Pertama kali
dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends 1997, menyatakan bahwa Think Pair and Share merupakan
suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk
mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think Pair and Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon
dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya. Sekarang guru
menginginkan siswa mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami. Guru memilih menggunakan Think Pair and Share untuk membandingkan
tanya jawab kelompok keseluruhan. Model pembelajaran Think Pair and Share telah dirancang dengan langkah-langkah yang lebih rinci yaitu a guru menyampaikan inti
materi dan kompetensi yang ingin dicapai; b siswa diminta untuk berfikir tentang materipermasalahan yang disampaikan guru; c siswa diminta berpasangan dengan
teman sebelahnya kelompok 2 orang dan mengutarakan hasil pemikiran masing-
masing; d guru memimpin kelompok kecil diskusi, tiap kelompok mengutarakan hasil diskusinya; e berawal dari kegiatan tersebut, mengarahkan pembicaraan pada
pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan; f guru memberi kesimpulan; g penutup Aqib, 2014: 24.
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip film rangkai,
slide film bingkai, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar dan simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartu
Djamarah dan Aswan, 2010: 124 Permasalahan mengenai membaca diperkuat adanya survei internasional
PIRLS tahun 2011 tentang literasi membaca untuk sekolah dasar yang dilakukan setiap lima tahun sekali ini menunjukkan bahwa prestasi literasi membaca di
Indonesia masih dibawah rata-rata internasional yaitu 500. Hal ini ditunjukkan Indonesia berasa di posisi 41 dengan skor 405 dari 45 negara.
Hasil dari evaluasi yang telah dilakukan guru kelas IV pada akhir semester gasal mata pelajaran bahasa Indonesia dengan hasil belajar menulis menunjukkan
bahwa 6 siswa dari 17 siswa di kelas yang mencapai nilai ketuntasan minimal dan 11 siswa masih dibawah KKM. Mayoritas siswa kelas IV belum bisa menulis karangan
dengan baik dan dalam proses pembelajaran siswa sulit untuk bekerjasama dalam kelompok. Selain itu, permasalahan tentang masih kurangnya keterampilan siswa
dalam menulis merupakan masalah yang mendesak dan memerlukan perbaikan pembelajaran yang lebih aktif dan inovatif agar siswa mampu mengembangkan daya
imajinasinya dalam menulis karangan serta untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu
dicari alternatif pemecahan masalah untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan menulis pada siswa kelas IV SDN Sekaran 02 Semarang.
Model Think Pair and Share dengan visual dipilih untuk mengatasi masalah pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV di SDN Sekaran 02 Semarang dan
didukung adanya penelitian sebelumnya. Pertama penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni tentang model pembelajaran Think Pair and Share. Kedua penelitian oleh
Hesti Lestiana tentang media visual. Pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Indonesia tersebut, diperlukan
kemampuan merancang pembelajaran sehingga terciptalah pembelajaran yang berkualitas. Namun kenyataan di lapangan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia
masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji melalui
penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Keterampilan Menulis Persuasi melalui Model Think Pair and Share Berbantuan Media Visual pada Siswa Kelas IV
SDN Sekaran 02”.
1.2 PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH