Pembagian Ekonometrika

8. Pembagian Ekonometrika

  Ekonometrika dapat dibagi ke dalam 2 (dua) cabang, yaitu ekonomerika teoritis dan ekonometrika aplikatif atau terapan.

  Pertama, ekonometrika teoritis mencakup pengembangan dari metode yang tepat untuk pengukuran hubungan ekonomi. Seperti ditekankan sebelumnya, teknik ekonometrika didasarkan pada teknik statistika yang disesuaikan terhadap sifat khusus dari hubungan ekonomi. Dua fitur realitas ekonomi yang menyebabkan metode murni dari matematika statistika tekait dalam pengukuran fenomena ekonomi adalah data yang digunakan untuk pengukuran hubungan ekonomi diamati untuk kehidupan aktual dan tidak diturunkan untuk memonitor percobaan. Dalam kehidupan ekonomi percobaan tidak mungkin dilakukan, sebab banyak besaran ekonomi berubah secara temporer, dan masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh satu sama lain dari besaran-besaran ekonomi. Secara terkait, metode ekonometrika telah dikembangkan untuk menganalisis dari data non percobaan.

  Kedua, hubungan ekonomi tidaklah eksak seperti teori ekonomi dan matematika ekonomi sebagai asumsinya. Perilaku ekonomi sering berubah-ubah, dipengaruhi oleh kejadian yang tak dapat diprediksi. Dampak dari beberapa faktor ditetapkan ke dalam perhitungan oleh ahli ekonometrika melalui introduksi atau pengenalan dalam hubungan yang sedang dikaji dari variabel acak tertentu, yang mana secara alamiah akan di uji dalam bab tertentu.

  Metode ekonometrika dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok teknik persamaan tunggal, yang mana metode itu diterapkan untuk satu hubungan dalam periode waktu tertentu, dan teknik persamaan simultan, yang mana metode tersebut diterapkan pada seluruh hubungan dari sebuah model secara simultan. Walaupun Metode ekonometrika dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok teknik persamaan tunggal, yang mana metode itu diterapkan untuk satu hubungan dalam periode waktu tertentu, dan teknik persamaan simultan, yang mana metode tersebut diterapkan pada seluruh hubungan dari sebuah model secara simultan. Walaupun

  Dan ekonometrika terapan mencakup aplikasi dari metode ekonometrika untuk cabang teori ekonomi khusus. Metode ini menguji masalah-masalah yang dihadapi dan ditemukan dari penelitian terapan dalam lapangan teori ekonomi seperti permintaan, penawaran, produksi, investasi, konsumsi, dan sektor teori ekonomi lainnya. Ekonometrika terapan mencakup aplikasi dari alat ekonometrika teoritis untuk menganalisis fenomena ekonomi dan peramalan perilaku ekonomi.

9. Metodologi Penelitian Ekonometrika

  Dalam beberapa penelitian ekonometrika, dibedakan menjadi 4 (empat) tahap:

a. Tahap spesifikasi model atau formulasi hipotesis

  Dalam tahap ini peneliti menyatakan hubungan ekonomi dalam bentuk matematik (spesifikasi model), yang mana fenomena ekonomi akan dieksplorasi secara empiris. Langkah ini mencakup penentuan variabel dependen dan eksplanatori (penjelas) yang akan dimasukan ke dalam model; harapan teoritis secara apriori mengenai tanda dan ukuran dari parameter dari fungsi. Bentuk matematis dari model (jumlah persamaan, persamaan linear atau non linear dan lainnya) atau fitur dari model matematis tersebut. Spesifikasi model ekonometrika didasarkan pada teori ekonomi dan pada beberapa informasi yang terkait dengan fenomena yang sedang dikaji.

b. Variabel dalam model

  Dari beberapa sumber informasi, ahli ekonometrika akan dapat membuat urutan daftar variabel (regressors) yang mungkin mempengaruhi variabel dependen (regresand). Teori ekonomi menunjukkan faktor-faktor umum yang mempengaruhi variabel dependen dalam beberapa kasus terpisah. Sebagai contoh, diketahui bahwa ahli ekonometrika ingin mengkaji permintaan dari produk tertentu. Sumber pertama informasinya adalah teori statik permintaan yang menyatakan bahwa determinan permintaan dari permintaan untuk beberapa produk adalah harga produk itu sendiri, harga barang lainnya (substitusi atau komplementer), tingkat pendapatan konsumen, dan seleranya. Berdasarkan pada teori ini kita dapat menulis bahwa bentuk umum fungsi permintaan dinyatakan sebagai berikut:

  Q z =f (P z ,P o , Y, T)…[iv]

  Q z =jumlah komoditi z yang diminta

  P z

  =harga komoditi z

  P o

  =harga komoditi lainnya

  Y

  =pendapatan konsumen

  T

  =selera konsumen Ketika ahli ekonometrika memperoleh informasi empiris yang diperkirakan

  terkait dengan perintaan komoditi z tersebut, misalnya tingkat pendapatan periode- terkait dengan perintaan komoditi z tersebut, misalnya tingkat pendapatan periode-

  distribusi pendapatan (Y d ). Karenanya fungsi permintaan komoditi z di atas dapat

  diperluas sebagai berikut:

  Q z =f (P z ,P o , Y, T, Y t-1 ,Y t-2 , G, Y d )…[v]

  Dari contoh di atas diketahui bahwa variabel dependen adalah Q z dan variabel

  penjelasnya adalah P z ,P o , Y, T, Y t-1 ,Y t-2 , G, dan Y d . Permasalahan mengenai variabel

  random dapat dilihat dalam Kautsoyiannis (1978:179-196) atau lebih ringkas lagi dalam Thomas (1998) yang berisi tentang asumsi klasik.

c. Tanda dan besaran parameter

  Berdasarkan pada sumber pengetahuan yang sama – teori, penelitian terapan lainnya dan informasi tentang fitur khusus yang memungkinkan dari fenomena yang dikaji akan mengandung pernyataan tentang tanda dari parameter dan kemungkinan ukurannya.

  Sebagai contoh kita menyelidiki fungsi permintaan untuk produk tertentu dan dinyatakan secara matematis sebagai berikut:

  Q z =b 0 +b 1 P z +b 2 P o +b 3 Y+u…[vi]

  Selanjutnya, parameter b 1 diperkirakan memiliki tanda negatif, terkait dengan

  hukum permintaan yang menyatakan sebuah hubungan terbalik antara jumlah barang

  yang diminta dengan harga barang tersebut. Parameter b 3 terkait dengan variabel Y

  yang diharapkan muncul dengan tanda positif, ketika pendapatan dan jumlah yang diminta terkait secara positif, kecuali dalam kasus barang-barang inferior. Sedangkan

  parameter b 2 dari variabel P o diperkirakan memiliki tanda positif jika komoditi o

  adalah substitusi dari komoditi z, dan negatif jika komoditi o merupakan komplemen bagi komoditi z.

  Perkiraan besaran parameter didasarkan pula pada sumber-sumber pengetahuan yang diuraikan sebelumnya. Dari contoh fungsi permintaan komoditi z

  tersebut, diketahui bahwa b 1 dan b 2 secara berurutan mengandung informasi tentang

  elastisitas, sedangkan b 3 mengandung informasi tentang hasrat tambahan konsumsi

  (marginal propensity to consume - MPC). Teori permintaan menyatakan bahwa ukuran elastisitas tergantung pada sifat alami dari komoditi dan keberadaan komoditi substitusinya. Jika sebuah komoditi diperlukan maka elastisitas harga dan pendapatan diharapkan kecil dan sebaliknya jika komoditi barang mewah maka elastisitas diperkirakan besar dengan asumsi tidak ada pengganti komoditi tersebut. Elastisitas silang dari permintaan komoditi z dengan harga komoditi o, tergantung pada bagaimana bentuk hubungan komoditi o dan z tesebut, apakah saling mengganti atau melengkapi. Jika komoditi o berperan sebagai pengganti komoditi z, maka elastisitas silang permintaan akan besar sekali.

  Berdasarkan sumber-sumber pengetahuan tersebut, model ekonometrika dalam tahap ini selengkapnya dinyatakan sebagai berikut:

  Q z =b 0 +b 1 P z +b 2 P o +b 3 Y+u…[vii]

  b 1 <0, b 2 ,b 3 >0 b 1 <0, b 2 ,b 3 >0

  Teori ekonomi dapat atau tidak dapat menunjukkan bentuk matematis dari hubungan, atau jumlah persamaan yang dimasukan ke dalam model ekonomi. Sebagai contoh, teori permintaan tidak menentukan apakah permintaan untuk komoditi tertentu dapat dikaji dengan sebuah model persamaan tunggal atau dengan sistem persamaan simultan. Lebih dari itu teori ekonomi tidak menyatakan apakah fungsi permintaan itu berbentuk linear atau non linear. Kurva permintaan digambarkan sebagai garis lurus menurun ke bawah. Bagaimanapun, teori permintaan mengandung beberapa informasi tentang bentuk matematis dari fungsi permintaan.

  Teori permintaan statik di dasarkan pada asumsi bahwa perilaku konsumen adalah rasional dan mereka tidak mengalami ilusi uang. Asumsi ini menyebabkan bahwa jika seluruh harga dan pendapatan berubah dengan proporsi yang sama, consumen yang rasional tidak akan mengubah pola konsumsinya, dia tidak akan mengubah permintaannya. Kemudian fungsi permintaan dapat mengasumsikan bentuk matematis yang memperhitungkan rasionalitas asumsi fungsi permintaan. Dalam jargon teknis kita mengatakan bahwa fungsi permintaan adalah homogen derajat nol.

  Dalam kebanyakan kasus teori ekonomi tidak secara eksplisit menyatakan bentuk matematis dari hubungan ekonomi. Bentuk matematis dari model dapat ditentukan dengan cara memplot beberapa data dari variabel dependen dan variabel penjelas dalam bentuk diagram dua dimensi. Dari gambaran data ini peneliti dapat mengindentifikasi, apakah nature data tersebut bersifat linear atau non linear. Terakhir, teori ekonomi tidak secara eksplisit menyatakan apakah fenomena tertentu itu seharusnya dikaji dengan sebuah model persamaan tunggal ataukah harus dikaji dengan model sistem persamaan simultan. Terkait dengan kompleksnya dunia nyata, sangatlah sulit untuk mengkaji fenomena ekonomi secara memuaskan dengan menggunakan model persamaan tunggal. Simplifikasi model biasa dilakukan terkait dengan keterbatasan data, dana penelitian dan waktu yang tersedia bagi peneliti. Spesifikasi model adalah bagian terpenting dari penelitian ekonometrika. Hal ini sering kali menjadi titik kelemahan dari penerapan ekonometrika. Beberapa alasan dari kesalahan spesifikasi atas model ekonomi adalah ketidaksempurnaan, kehilangan pernyataan teori ekonomi; batasan pada pengetahuan kita atas faktor-faktor yang ada dalam beberapa kasus khusus; dan kesulitan dan hambatan yang ditampilkan oleh kebutuhan data dalam mengestimasi model yang besar.

e. Tahap estimasi atau pendugaan model

  Setelah model dispesifikasi atau diformulasikan, ahli ekonometrika harus mengestimasinya, dengan perkataan lain ia harus memperoleh estimasi numerik atas parameter dalam model. Parameter yang telah di estimasi dari suatu persamaan disebut dengan koefisien. Estimasi model membutuhkan keahlian dalam berbagai metode atau teknik ekonometrika, asumsi-asumsinya dan implikasi ekonomi untuk estimasi parameternya.

  Tahap estimasi mencakup beberapa langkah berikut:  Membangun pengamatan statistika atau data atas variabel-variabel yang masuk di dalam model;

   Pengujian kondisi identifikasi dari sebuah fungsi;  Pengujian masalah agregasi yang ada dalam setiap variabel dalam fungsi;  Pengujian derajat korelasi di antara variabel-variabe penjelas, missal pengujian derajat multi kolinearitas;  Pemilihan teknik ekonometrika yang tepat untuk mengestimasi fungsi dan pengujian kritis dari asumsi yang pilihan teknik dan implikasi ekonominya untuk mengestimasi parameter dalam model.