Teknik Menemukan Masalah Penelitian

1. Teknik Menemukan Masalah Penelitian

  Masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan sekarang. Kesenjangan tersebut dapat mengacu ke ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pendidikan dan lain sebagainya. Penelitian diharapkan mampu mengantisipasi kesenjangan-kesenjangan tersebut.

  Titik awal suatu kegiatan penelitian adalah upaya membuat rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah penelitian bisa dibuat oleh seorang peneliti melalui beberapa kemungkinan latar belakang yang dibuat: ! Setelah menyadari adanya suatu permasalahan kehidupan yang sedang dihadapi manusia

  atau masyarakatnya. Masalah kehidupan yang sedang hangat dibicarakan dalam buku ini disebut ”topik masalah” Topik masalah inilah yang menyadarkan seorang pemikir untuk berperan memecahkan sejumlah rumusan masalah penelitian yang terkait dengan topik masalah itu tadi.

  ! Setelah menyadari potensi permasalahan di masa datang setidaknya menurut pandangan

  dan pertimbangan teoritis dari suatu bidang keilmuan. Potensi permasalahan itu perlu dilakukan antisipasi pemecahannya. Sehubungan dengan itu diperlukan penelitian terhadap butir-butir permasalahan yang secara khusus telah dirumuskan.

  Menentukan masalah penelitian memang bukan hal yang mudah apalagi dilakukan oleh peneliti muda. Masalah penelitian yang layak diteliti sebenarnya banyak sekali dan tidak terbatas jumlahnya, yang sulit dilakukan adalah tidak semua peneliti memiliki sensitivitas untuk mengidentifikasikan masalah penelitian. Sebenarnya masalah yang layak diteliti utamanya harus dirumuskan dengan pernyataan jelas dan tidak mendua arti, yang bisa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, tergantung pada metode penelitian yang hendak dilakukan.

  Sesuai dengan karakternya, bahwa masalah itu muncul bila ada kesenjangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang diterimadihadapi (perbedaan antara das sein dan das sollen). Bobot masalah yang dicerminkan baik secara kuantitas dan kualitas, kesenjangan ini dikaitkan dengan dampak tingkat manfaat terhadap pengembangan ilmu dan mutu kehidupan manusia dalam interaksinya dengan alam dan sosial.

  Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002), bahwa untuk memperoleh masalah penelitian umumnya berasal dari masalah-masalah sebelumnya. Sedangkan menurut Mohammad Teguh (1999), bahwa untuk menggali topik dan masalah paling tidak ada 3 (tiga) sumbernya, yaitu:  Dari diri pribadi;

   Sumber perpustakaan yang tersedia, baik hasil-hasil penelitian sebelumnya berupa teori atau

  referensi maupun sumber kepustakaan lainnya yang berhubungan;  Orang lain, yaitu kawan sejawat, pihak sponsor ataupun konsultan.

  Menurut Stoner (1982) yang disitir Sugiyono (2004), menyebutkan bahwa masalah sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi. Selanjutnya dijelaskan bahwa sumber masalah penelitian diperoleh dari beberapa sumber, yaitu:

  Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan; Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan; Ada pengaduan; Ada kompetisi.

  Bagi peneliti ekonomi dan bisnis yang berpengalaman, maka memperoleh sumber masalah yang berasal dari kepustakaan maupun dari diri sendiri tidaklah sulit, namun bagi peneliti ekonomi dan bisnis yang belum berpengalaman, akan mengalami kesulitan. Oleh karena itu bagi peneliti ekonomi dan bisnis, beberapa langkah penting yang dianjurkan Mohammad Teguh yang sebaiknya diperhatikan sebagai berikut:  Kumpulkan berbagai teori, referensi dan lainnya yang berhubungan (data collecting);

   Pelajari satu per satu dengan seksama kepustakaan yang telah dikumpulkan (analysis and

  interpretation);  Usakan membuat klasifikasi temuan-temuan, mana yang sama dan mana yang bertentangan

  dan atas dasar itu dituangkan dalam daftar tertentu sebagai alternatif-alternatif;  Lakukan justifikasi, sehingga diperoleh topik-topik permasalahan yang ideal, akurat dan

  dapat diteliti;  Lakukan evaluasi seperlunya, jika perlu dilakukan pengulangan kembali, dan selanjutnya

  diidentifikasi untuk menentukan masalah yang akan diteliti.

  Menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo setidaknya terdapat 2 (dua) pendekatan untuk menemukan masalah penelitian, yaitu pendekatan formal dan pendekatan informal. Menurutnya, bahwa dari kedua pendekatan tersebut, pendekatan formallah yang dinilai paling baik dibandingkan dengan pendekatan informal.