Penelitian Kualitatif

2. Penelitian Kualitatif

a. Definisi

  Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Menurut Strauss dan Corbin yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.

  Bogdan dan Taylor (1992:21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, danatau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, danatau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus Bogdan dan Taylor (1992:21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, danatau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, danatau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelah melakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus

b. Model-model kualitatif

  Model-model kualitatif dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) model:  Grounded research – menurut Glaser dan Strauss Grounded research banyak memberi sumbangan operasional kualitatif, terutama dalam

  mencari dan merumuskan teori berdasarkan data empiric. Glaser dan Strauss memberi peluang pengembangan teori substantif menjadi teori formal.  Etnometodologi – menurut Bodgan

  Etnometodologi lebih banyak sumbangannya terhadap metode kualitatif, tetapi banyak hal masih terpaku pada metode kuantitatif, antara lain dengan validasi, reliabilitas.  Paradigma naturalistik – menurut Guba dan Lincoin Paradigma naturalistik dapat dibandingkan dengan latar alami dalam kualitatif. Model ini digunakan dengan model grounded research dan Etnometodologi menjadi ciri kualitatif yang paling konsekuen adalah model ini.  Interaksi simbolik –menurut Blumer Model interaksi simbolik menjurus ke kuantitatif statistik positivistik. Pendekatan positifistik yang dikritik oleh pendekatan rasionalisme karena tidak adanya grand theory (yang dihasilkan hanya tesis-tesis spesifik yang tidak direkonstruksi).

c. Karakteristik penelitian kualitatif

  Guba (1985:39-44) mengetengahkan 14 (empat belas) karakteristik penelitian naturalistik, yaitu:

   Konteks natural (alami), yaitu suatu konteks keutuhan (entity) yang tidak akan dipahami dengan membuat isolasi atau eliminasi sehingga terlepas dari konteksnya.  Manusia sebagai instrumen. Hal ini dilakukan karena hanya manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai ragam realitas dan menangkap makna, sedangkan instrumen lain seperti tes dan angket tidak akan mampu melakukannya.  Pemanfaatan pengetahuan tak terkatakan. Sifat naturalistik memungkinkan mengungkap hal-hal yang tak terkatakan. Sifat naturalistik memungkinkan mengungkap hal-hal yang tak terkatakan yang dapat memperkaya hal-hal yang diekspresikan oleh responden.  Metode kualitatif. Sifat naturalistik lebih memilih metode kualitatif dari pada kuantitatif karena lebih mampu mengungkap realistas ganda, lebih sensitif dan adaptif terhadap pola- pola nilai yang dihadapi.  Pengambilan sampel secara purposive.  Analisis data secara induktif, karena dengan cara tersebut konteksnya akan lebih mudah dideskripsikan. Analisis data induktif menurut paradigma kualitatif adalah analisis data spesifik dari lapangan menjadi unit-unit dan dilanjutkan dengan kategorisasi.  Grounded theory. Sifat naturalistik lebih mengarahkan penyusunan teori diangkat dari empiri, bukan dibangun secara apriori. Generalisasi apriorik nampak bagus sebagai ilmu nomotetik, tetapi lemah untuk dapat sesuai dengan konteks idiografik.  Desain bersifat sementara. Penelitian kualitatif naturalistik menyusun desain secara terus menerus disesuaikan dengan realita di lapangan tidak menggunakan desain yang telah disusun secara ketat. Hal ini terjadi karena realita di lapangan tidak dapat diramalkan sepenuhnya.

   Hasil dirundingkan dan disepakati bersama antara peneliti dengan responden. Hal ini dilakukan untuk menghindari salah tafsir atas data yang diperoleh karena responden lebih

  memahami konteksnya daripada peneliti.  Lebih menyukai modus laporan studi kasus, karena dengan demikian deskripsi realitas ganda

  yang tampil dari interaksi peneliti dengan responden dapat terhindar dari bias. Laporan semacam itu dapat menjadi landasan transferabilitas pada kasus lain.  Penafsiran bersifat idiografik (dalam arti keberlakuan khusus), bukan ke nomotetik (dalam arti mencari hukum keberlakuan umum), karena penafsiran yang berbeda nampaknya lebih member makna untuk realitas yang berbeda konteksnya.  Aplikasi tentatif, karena realitas itu ganda dan berbeda ikatan konteks terfokus. Dengan

  pengambilan fokus, ikatan keseluruhan tidak dihilangkan, tetap terjaga keberadaannya dalam konteks, tidak dilepaskan dari nilai lokalnya.  Kriteria keterpercayaan. Dalam penelitian kuantitatif keterpercayaan ditandai adanya validitas dan reliabilitas.

  Menurut Kirk dam Miller ciri-ciri penelitian kualitatif adalah sbb:  Naturalistic inquiry: mempelajari situasi dunia nyata secara alamiah, tidak melakukan manipulasi, terbuka pada apapun yang timbul;  Inductive analysis: mendalami rincian dan kekhasan data guna menemukan kategori, dimensi, dan kesaling hubungan;

   Holistic perspective: seluruh gejala yang dipelajari dipahami sebagai sistem yang kompleks lebih dari sekadar penjumlahan;  Qualitative data: deskriptif terinci, kajian dilakukan secara mendalam personal contact dan insight peneliti mempunyai hubungan langsung dan bergaul erat dengan orang-orang dan situasi, gejala yang sedang dipelajari;  Dynamic system: memperhatikan proses; menganggap perubahan bersifat konstan dan terus berlangsung baik secara individu maupun budaya secara keseluruhan;  Unique case orientation: menganggap setaip kasus bersifat khusus dan khas context sensitivity menempatkan temuan dalam dalam konteks sosial, historis dan waktu;  Emphatic netrality: penelitian dilakukan secara netral agar objektif tapi bersifat empati;  Design flexibility: desain penelitiannya bersifat fleksibel, terbuka, beradaptasi sesuai perubahan yang terjadi (tidak bersifat kaku) (Patton, 1990:40-41).

  Setelah mensintesiskan pendapat Bogdan dan Biklen dengan pendapat Lincoln dan Guba, Moleong mengemukakan 11 (sebelas) karakteristik penelitian kualitatif yaitu:

   Latar alamiah (penelitian dilakukan pada situasi alamiah dalam suatu keutuhan);  Manusia sebagai alat (manusiapeneliti merupakan alat pengumpulan data yang utama);  Metode kualitatif (metode yang digunakan adalah metode kualitatif);  Analisa data secara induktif (mengacu pada temuan lapangan);  Teori dari dasargrounded theory (menuju pada arah penyusunan teori berdasarkan data);  Deskriptif (data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka);  Lebih mementingkan proses daripada hasil;  Adanya batas yang ditentukan oleh fokus (perlunya batas penelitian atas dasar fokus yang timbul sebagai masalajh dalam penelitian);  Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data (punya versi lain tentang validitas, reliabilitas dan objektivitas);  Desain yang bersifat sementara (desain penelitian terus berkembang sesuai dengan kenyataan lapangan);  Hasil penelitiaan dirundingkan dan disepakati bersama (hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama antar peneliti dengan sumber data).

  Dengan memperhatikan karakteristik penelitian kualitatif yang dikemukakan para ahli sebagaimana dikemukakan di atas, nampaknya lebih bersifat saling melengkapi dan menambah, karakteristik yang dikemukakan oleh Patton lebih bersifat umum yang merupakan ciri-ciri dasar. Rumusan Moleong telah menambahkan hal-hal yang bersifat operasional penelitian. Dengan beberapa variasi tersebut maka akan lebih menambah pemahaman mengenai metode penelitian kualitatif.

  Menurut Sugiyono (2005), metode kuantitatif dan metode kualitatif dapat digunakan bersama-sama atau digabungkan tetapi dengan catatan:

   Untuk meneliti pada objek yang sama, tetapi tujuan yang berbeda. Metode kualitatif dapat digunakan untuk menemukaan hipotesis, sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk

  menguji hipotesis.  Digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan metode kualitatif sehingga ditemukan hipotesis.Selanjutnya, hipotesis tersebut di uji dengan metode kuantitatif.

  Metode penelitian tidak dapat digabungkan karena paradigmanya berbeda. Tetapi dalam penelitian kuantitatif dapat menggabungkan penggunaan teknik pengumpulkan data (bukan metodenya), seperti penggunaan triangulasi dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif misalnya, teknik pengumpulan data yang diperoleh adalah data kuantitatif. Selanjutnya untuk memperkuat dan mengecek validitas data kuisioner tersebut, maka dapat dilengkapi dengan observasi atau wawancara kepada responden yang telah memberikan angket tersebut atau orang lain yang memahami masalah yang diteliti. Bila data antara kuisioner dan wawancara tidak sama, maka dilacak terus sampai ditemukan kebenaran data tersebut. Bila sudah demikian maka proses pengumpulan data seperti triangulasi dalam penelitian kualitatif. Dapat menggunakan metode tersebut secara bersamaan, asal kedua metode tersebut telah dipahami dengan jelas dan seseorang telah berpengalaman luas dalam melakukan penelitian.