Verifikasi Teori Akuntansi

8. Verifikasi Teori Akuntansi

  Dalam pengembangan pemahaman akuntansi atau praktik akuntansi, teori akuntansi harus dapat dikonfirmasi. Konfirmasi harus dapat diterima pada beberapa tingkat yaitu premis mengenai dunia nyata harus berdasarkan hubungan antara pernyataan dan gejala yang dapat diamati. Hubungan beberapa pernyataan di dalam teori harus dapat di uji dari segi konsistensi logis. Jika terdapat premis yang didasarkan pada pertimbangan nilai yang tidak pasti, maka kesimpulan teori atau hipotesis yang sedang di uji harus tergantung pada verifikasi nilai yang independen.

a. Kontroversi dalam pengembangan prinsip dan prosedur akuntansi

  Setiap pendekatan teori akuntansi berperan membantu penerapan dan pengevaluasian prinsip dan prosedur akuntansi. Pengembangan dan penerapan teori akuntansi berusaha menempatkan semua pendekatan teori dalam prespektif yang tepat dengan penekanan khusus pada proses deduktif yang disertai pembahasan verifikasi empiris dimana temuan penelitian dianggap relevan.

b. Lingkungan akuntansi

  Lingkungan akuntansi berpengaruh langsung terhadap tujuan akuntansi dan penjabaran prinsip dan aturan secara logis. Tidak semua aspek masyarakat relevan bagi akuntansi, beberapa tidak relevan, beberapa lainnya relevan secara tidak langsung. Aspek masyarakat yang relevan secara langsung adalah aspek ekonomi, sosial, dan politik.

c. Kesatuan akuntansi

  Definisi kesatuan akuntansi adalah menentukan unit ekonomi yang mengendalikan sumber-sumber daya, bertanggung jawab membuat dan melaksanakan Definisi kesatuan akuntansi adalah menentukan unit ekonomi yang mengendalikan sumber-sumber daya, bertanggung jawab membuat dan melaksanakan

d. Kesinambungan

  Unit kesatuan ekonomi akan beroperasi selama periode waktu yang tak terbatas untuk melaksanakan komitmen yang ada, dan tidak bermaksud untuk melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika likuidasi terpaksa dilakukan maka prosedur akuntansi yang biasa tidak dapat diterapkan lagi, harus disusun dengan dasar berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan.

e. Tujuan akuntansi

  Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi mengenai transaksi dan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun, tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan.

  Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka pada perusahaan tersebut.

f. Relevansi

  Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu.

g. Kendala pemakai

  Kendala utama timbul karena para akuntan kurang mampu mengendalikan kemampuan para pemakai untuk mengelola data yang sangat banyak atau untuk menginterpretasikan data yang terikhtisar dalam membuat ramalan, tanpa memperhatikan perbaikan laporan keuangan dan penyajian semua informasi yang perlu untuk membuat keputusan atas ramalan tersebut.

h. Materialitas

  Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Informasi dianggap material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atsa dasar laporan keuangan. Materialitas tergantung pada besarnya pos dan kesalahan yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat.

i. Konsistensi

  Konsistensi penggunaan prosedur akuntansi yang sama oleh satu perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya, penggunaan konsep dan prosedur pengukuran yang sama untuk perkiraan yang bersangkutan dalam laporan perusahaan dalam suatu periode, dan penggunaan prosedur yang sama oleh perusahaan yang berbeda. Jika digunakan prosedur pengukuran yang berbeda maka sulit untuk memproyeksikan tren atau menjelaskan pengaruhnya terhadap perusahaan dari periode ke periode yang dipengaruhi faktor eksternal.

j. Tepat waktu

  Informasi harus tepat waktu, artinya informasi yang digunakan investor dan kreditor pada saat membuat ramalan dan keputusan harus terbaru. Pengumpulan dan pengikhtisaran informasi akuntansi dan publikasinya harus secepat mungkin guna menjamin tersedianya informasi yang tepat waktu bagi para pemakai.

k. Pengukuran di dalam akuntansi

  Pengukuran melibatkan proses penggolongan, pengidentifikasian, serta pengungkapan informasi yang tidak bersifat kuantitatif. Pengukuran dalam akuntansi diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk penggunaan yang ditetapkan. Keterbatasan data yang tersedia dan ciri-ciri lingkungan membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Kendala-kendala pengukuran tersebut antara lain: ˚ Ketidakpastian

  Ketidakpastian dalam akuntansi timbul dari dua sumber utama:

  a. Informasi akuntansi diharapkan tetap beroperasi dimasa mendatang, karena alokasi dilakukan antara periode masa lalu dan masa datang, maka asumsi harus dibuat berdasarkan harapan mengenai masa datang.

  b. Pengukuran akuntansi sering diasumsikan mengungkapkan kekayaan dalam nilai uang yang membutuhkan estimasi jumlah mendatang yang tidak pasti. ˚ Objektivitas dan variabilitas

  Objektivitas mengandung pengertian yang berbeda, diantaranya ialah:

  a. Pengukuran yang bersifat impersonal atau berada di luar pikiran orang yang melakukan pengukuran.

  b. Pengukuran didasarkan pada bukti yang dapat diperiksa.

  c. Pengukuran didasarkan pada kesepakatan para pihak yang kompeten.

  d. Lebar sempitnya dispersi statistis dari pengukuran bila dilakukan oleh pengukur yang berbeda.

  e. Bebas dari bias.

  f. Bebas dari bias atau netral dan wajar merupakan kemampuan prosedur pengukuran untuk memberikan deskripsi yang akurat atas atribut yang sedang diteliti.