Penentuan Ukuran Sampel

3. Penentuan Ukuran Sampel

  Sampel adalah sebagian populasi yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan penelitian. Peneliti menggunakan sampel sebagai cara utama guna menaksir perilaku di dalam suatu populasi. Sebab itu, patut dipertimbangkan secara serius pengambilan sampel ini.

  Apa beda sensus dan sampel. Sensus adalah perhitungan seluruh elemen populasi dan digunakan untuk menggambarkan karakteristik populasi. Sampel adalah pemilihan elemen (anggota atau unit) dari suatu populasi; ia digunakan untuk membuat pernyataan yang mengatasnamakan populasi. Sampel ideal adalah sampel yang mewakili populasi secara sempurna, dengan seluruh ciri populasi termaktub di dalam sampel tersebut. Sampel ideal jarang terdapat dalam penelitian.

  Probabilita sampel memberi kesempatan kepada semua elemen populasi untuk menjadi sampel. Non probabilita sampel tidak memberi setiap anggota populasi kesempatan untuk dipilih. Hubungan antara ukuran sampel dan ukuran populasi disebut dengan sampling rasio.

  Metode sampling terdiri atas probabilita sampling, dan non probabilita sampling. Probabilita sampling kerap dikaitkan dengan penelitian kuantitatif. Non probabilita sampling kerap dikaitkan dengan penelitian kualitatif. Namun, penelitian kuantitatif yang kini beredar banyak pula yang menggunakan Non probabilita sampling untuk menentukan unit analisisnya.

  Tidak ada jumlah akurat berapa sampel harus dipakai. Semua bergantung pada tujuan dan metode penelitian yang digunakan peneliti. Namun, sekadar acuan belaka penentuan jumlah sampel, Cohen dan rekan-rekannya memberikan secara jelas dan mudah dipahami.

  Misalnya, penelitian korelasional butuh sampel minimal 30 responden. Penelitian eksperimental, kausal komparatif, butuh minimal 15 respondenobjek. Penelitian survei (masuk kategori penelitian deskriptif) butuh minimal 100 responden kelompok utama dan minimal 50 responden kelompok minor. Penelitian lapangan atau etnografis (kualitatif) tentunya butuh sampel tidak sebesar penelitian kuantitatif karena tingkat kesulitannya. Penentuan jumlah sampel juga dibatasi masalah biaya, waktu, uang, stres, dukungan administratir, jumlah penelitian dan sumber daya.

  Dalam menentukan jumlah anggota sampel sangat tergantung dari homogenitas populasi, semakin homogen populasi, maka sampel yang diambil secara randomacak, sedangkan jika populasi cenderung heterogen, maka pengambilan secara acak perlu dipertimbangkan, karena akan terjadi kesalahan pembuatan kesimpulan. Perlu diketahui bahwa penelitian sampel pada hakikatnya yang diteliti adalah populasi, oleh karena itu kesimpulan yang diteliti untuk sampel akan digeneralisasikan untuk keseluruhan populasi. Misalkan penelitian terhadap sampel sebesar 100 KK yang diambil dari populasi 10.000 KK dari suatu kecamatan. Walaupun yang diteliti hanya 100 KK, namun kesimpulannya untuk 10.000 KK di kecamatan Dalam menentukan jumlah anggota sampel sangat tergantung dari homogenitas populasi, semakin homogen populasi, maka sampel yang diambil secara randomacak, sedangkan jika populasi cenderung heterogen, maka pengambilan secara acak perlu dipertimbangkan, karena akan terjadi kesalahan pembuatan kesimpulan. Perlu diketahui bahwa penelitian sampel pada hakikatnya yang diteliti adalah populasi, oleh karena itu kesimpulan yang diteliti untuk sampel akan digeneralisasikan untuk keseluruhan populasi. Misalkan penelitian terhadap sampel sebesar 100 KK yang diambil dari populasi 10.000 KK dari suatu kecamatan. Walaupun yang diteliti hanya 100 KK, namun kesimpulannya untuk 10.000 KK di kecamatan

  Dalam menentukan jumlah sampel dari suatu populasi, para ahli mengemukakan bermacam-macam cara, antara lain penarikan langsung dari populasi yang telah tersedia dan penarikan dengan cara taksiran. Untuk teknik kedua, dengan cara taksiran, dilakukan apabila jumlah populasi sangat besar, jumlah populasi tidak diketahui, atau dengan menaksir parameter tertentu, misalkan rata-rata (µ) atau proporsi (p) tertentu.

  Dalam tulisan ini hanya akan dijelaskan teknik dengan cara menentukan jumlah sampel dengan teknik menarik langsung dari populasi yang telah disepakati bersama oleh para ahli.

a. Menentukan ukuran sampel menurut Gay dan Diehl

  Gay dan Diehl (1996) mengemukakan bahwa beberapa ketentuan umum dalam menentukan jumlah anggota sampel yang akan diteliti adalah:

  2 Untuk penelitian deskriptif minimal diambil 10 dari populasi untuk populasi besar, sedangkan bila populasinya relatif kecil diambil minimal 20 dari populasi. Namun jika populasi yang relatif kecil dapat dijangkau, sebaiknya meneliti keseluruhan populasi tersebut. Karena semakin besar sampel yang diteliti semakin baik, dan semakin mendekati kebenran populasi yang digenaralisasikan dalam membuat kesimpulan.

  2 Untuk penelitian yang sifatnya menguji hubungan antara satu variabel atau lebih (penelitian korelasional) minimal diambil 30 sampel.

  2 Untuk penelitian ex post facto yang bersifat kausalitas (hubungan sebab akibat) atau sering juga disebut penelitian menguji pengaruh dianjurkan minimal 30 subjek per kelompok, dengan teknik tertentu dan tanpa mengurangi aturan-aturan sampling.

  2 Untuk penelitian eksperimen, dianjurkan minimal diambil sampel minimal 15 subjek per kelompok, dengan teknik tertentu dan tanpa mengurangi aturan-aturan sampling.

  2 Semua itu dilakukan dengan teknik tertentu dan tanpa mengurangi aturan-aturan sampling.

b. Menentukan ukuran sampel menurut ketentuan Slovin

  Dalam menentukan ukuran sampel penelitian menurut Slovin dilakukan dengan cara menentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus tertentu. Dalam rumus tersebut Slovin memasukkan unsur kelonggaran, ketidaktelitian (batas kesalahanketidaktelitian), karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi. Nilai toleransi ini dinyatakan dalam persentase mulai dari 1 sampai dengan 10. Formula yang digunakan sebagai berikut:

  Keterangan rumus: n

  =ukuran sampel

  N

  =ukuran populasi

  α

  =batas toleransi ketidaktelitian dalam persen (1, 5, atau 10)

  Contohnya diketahui jumlah populasi penelitian sebesar 1200 orang, sedangkan ketidaktelitian yang dikehendaki adalah 5, maka jumlah ukuran sampel yang diperlukan untuk diteliti sebesar:

c. Menentukan ukuran sampel menurut ketentuan Krejcie

  Dalam konteks sampel acak, sampel dapat ditentukan dengan cara pertimbangan jujur peneliti bahwa sampel mewakili populasi dengan menetapkan jumlah sampel minimal atau menggunakan tabel yang dibuat dengan rumus matematika yang menghasilkan jumlah sampel yang mencukupi bagi jumlah populasi tertentu. Contoh sampel dengan cara ini adalah yang dikembangkan Krejcie dan Morgan tahun 1970 yang populer dengan nama tabel Krejcie and Morgan.

  Krejcie dalam melakukan ukuran sampel didasarkan pada kesalahan 5. Jadi sampel yang diperoleh mempunyai tingkat kepercayaan 95 terhadap populasi. Dalam menentukan jumlah ukuran sampel, Krejcie telah menentukan dalam sebuah tabel sebagaimana tergambar pada Tabel 4.

  Tabel 4 Penentuan Sampel Menurut Krejcie (Hasil Perhitungan Sesuai Tingkat Kepercayaan 95 Atau Pada α=5)

  Catatan N=jumlah populasi; S=sampel

  Contohnya bila populasinya 500, maka jumlah sampel yang dapat diambil sebanyak 217. (Dikutip Dari Sugiyono, 2003)

  Dari tabel di atas, diketahui bahwa semakin kecil jumlah populasi, semakin besar sampel yang harus diambil dari populasi tersebut. Semakin besar jumlah populasi, semakin kecil jumlah sampel yang harus diambil dari populasi tersebut. Tabel Krejcie and Morgan sangat populer digunakan guna menentukan jumlah sampel yang kesederhanaannya.

  Krejcie bersama-sama dengan Morgan juga menentukan ukuran sampel dengan menggunakan pendekatan tertentu. Pendekatan jumlah sampel yang perlu diambil dari suatu populasi tertentu, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

  Keterangan rumus: n

  =ukuran sampel

  N

  =ukuran populasi

  P

  =proporsi populasi (50)

  d =derajat ketelitian (95 atau kekeliruan pada α=5)

  X 2 =nilai tabel X 2 =3,84 (nilai ini jika kekeliruan 5)

  Atas dasar rumus, di atas, dapat dilakukan perhitungan jumlah sampel yang diperlukan. Misalkan populasi sebesar 1200, maka ukuran sampel yang dapat diperlukan sebagai berikut:

  = (telah dibulatkan)

d. Menentukan ukuran sampel menurut ketentuan Harry King

  Harry King menentukan jumlah sampel dengan menggunakan sistem nomogram. Perhitungan sampelpun tidak hanya ditentukan sebesar 5 kesalahan, namun bervariasi sampai dengan derajat kesalahan 15. Jumlah populasi paling tinggi sebesar 2000. Nomogram tersebut ditunjukkan pada Gambar 9 berikut ini dikutip dari Sugiyono (2003).

  Gambar 9. Nomogram Harry King Untuk Menentukan Ukuran Sampel Dari Populasi Sampai 2000

e. Menentukan ukuran sampel menurut ketentuan Cohen

  Cara lain untuk menentukan besar sampel adalah dengan memperhitungkan taraf keyakinan dan sampling error penelitian. Misalnya dengan taraf keyakinan 95 dan 99 serta sampling error 5 dan 1, jumlah sampel baru ditentukan. Cohen dan rekan-rekannya lalu membentuk tabel penentuan jumlah sampel berdasarkan taraf keyakinan dan sampling error penelitian sebagai berikut:

  Tabel 5. Penentuan Jumlah Sampel Berdasarkan Cohen

  Tabel Cohen dan rekan-rekan di atas terdiri atas 3 (tiga) taraf keyakinan penelitian yaitu (kiri ke kanan) 90, 95, dan 99. Di masing-masing taraf keyakinan, Cohen dan rekan-rekan juga memuat 3 interval keyakinan yaitu (kiri ke kanan) 5,

  4, dan 3. Misalnya Boim membuat penelitian yang populasinya 1.000.000 orang dengan taraf keyakinan penelitian 95 dan interval keyakinan 3, maka sampel Boim harus 1.066 orang. Mudah sekali, bukan?