Definisi Operasional

F. Definisi Operasional

  Penelitian merupakan kegiatan menguji hipotesis yaitu menguji kecocokan antara teori dengan fakta empirik di dunia nyata. Hubungan nyata ini lazim dibaca dan dipaparkan dengan bersandar kepada variabel, sedangkan hubungan nyata lazim dibaca dengan memperhatikan data tentang variabel itu.

  Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Variabel merupakan pengelompokan secara logis dari dua atau lebih atribut dari objek yang diteliti. Atribut itu misalnya tidak sekolah, tidak tamat SD, tidak tamat SMP. Maka variabelnya adalah tingkat pendidikan dari objek penelitian itu.Variabel tingkat pendidikan merangkum semua atribut tadi.

  Variabel merupakan suatu istilah yang berasal dari kata vary dan able yang berarti “berubah” dan “dapat”. Jadi kata variabel berarti dapat berubah. Oleh sebab itu setiap variabel dapat diberi nilai, dan nilai itu berubah-ubah.Nilai itu berupa nilai kuntitatif maupun kualitatif. Ukuran kuantitatif maupun kualitatif suatu variabel adalah jumlah dan derajat atributnya.

  Dilihat dari segi nilainya, variabel dibedakan menjadi variabel diskrit dan variabel kontinu. Variabel diskrit nilai kuantitatifnya selalu berupa bilangan bulat. Variabel kontinu nilai kuantitatifnya bisa berupa pecahan. Apabila diambil dua bilangan bulat yang wajar sebagai nilai variabel, terdapat tak hingga banyaknya angka-angka yang mungkin menjadi nilai dari variabel yang sedang diukur itu. Ini jika digambarkan akan memberi kesan bahwa nilai-nilai variabel itu bersambung atau kontinu.

  Konsep-konsep yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang lebih operasional, yaitu, variabel dan konstruk, biasanya belum sepenuhnya siap untuk diukur. Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Selain itu definisi operasional didefinisikan semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin mengukur variabel yang sama. Contoh: Variabel=pendidikan.

  Definisi operasional adalah pendidikan formal keperawatan tertinggi yang pernah ditamatkan oleh perawat pada saat mengisi kuisioner penelitian ini. Cara dan alat ukur

  :wawancara dengan kuisioner

  Hasil ukur

  :1=lulus SPK, 2=lulus Akper

  Skala ukur

  :ordinal

  Sutrisno Hadi (1982:437) membedakan variabel menjadi: ŏ Variabel eksperimen atau treatment variabel yaitu kondisi yang hendak diselidiki bagaimana

  pengaruhnya terhadap gejala atau behaviour variable. ŏ Variabel non eksperimental yaitu variabel yang dikontrol dalam arti baik untuk kelompok

  eksperimental.

  Sedangkan Suharsimi Arikunto (1998:101) membedakan variabel menjadi variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas, atau independen variabel (X), dan variabel akibat yang disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat, atau dependent variabel (Y).

  Data adalah hasil pengukuran atau penghitungan nilai-nilai suatu variabel. Yang dimaksud dengan pengolahan data pada prinsipnya adalah upaya penyajian dan pembacaan hubungan-hubungan yang ada antar variabel. Menurut Narbuko dan Ahmadi, hubungan antar variabel dapat berupa hubungan simetris yaitu hubungan variabel yang satu tidak disebabkan oleh yang lainnya; hubungan timbal balik yaitu hubungan suatu variabel dapat menjadi sebab dan akibat dari variabel lainnya; hubungan asimetris yaitu hubungan variabel satu mempengaruhi variabel lainnya.

  Yang termasuk hubungan variabel simetris: Pertama, kedua variabel merupakan indikator dari sebuah konsep yang sama. Misalnya bila

  “mengerjakan cepat selesai” sedang “hasilnya tepat”, maka kedua variabel tersebut merupakan indikator dari seorang yang intelejen. Hal ini dapat diartikan kalau “karena cepat” lalu “hasilnya tepat” atau sebaliknya; “jantung yang berdenyut semakin cepat sering dibarengi keluarnya keringat tanda kecemasan“ namun demikian, tidak kdapat dikatakan “jantung yang berdebar cepat menyebabkan tangannya berkeringat” dan sebagainya. Kedua, variabel merupakan akibat dari suatu faktor yang sama; meningkatkan pelayanan kesehatan dibarengi pula dengan bertambahnya pesawat udara. Kedua variabel tidak saling mempengaruhi, tetapi keduanya merupakan akibat dari peningkatan pendapatan. Ketiga, kedua variabel saling berkaitan secara fungsional, dimana yang satu berada yang lainnya pun pasti di sana, di mana ada guru, di sana ada murid, di mana ada majikan, di sana ada buruh. Keempat, “hubungan yang kebetulan semata-mata”. Seorang bayi ditimbang lalu mati keesokan harinya. Berdasarkan kepercayaan, kedua peristiwa tersebut dianggap berkaitan, tetapi di dalam penelitian empiris tidak dapat disimpulkan bahwa bayi tersebut meninggal karena ditimbang.

  Hubungan timbal balik disini bukanlah hubungan, di mana tidak dapat ditentukan variabel yang menjadi sebab dan variabel yang menjadi akibat. Tetapi yang dimaksudkan di sini adalah apabila suatu waktu, variabel X mempengaruhi variabel Y, sedang pada waktu yang lain, variabel Y mempengaruhi variabel X. Contohnya penanaman modal mendatangkan keuntungan dan pada gilirannya keuntungan akan memungkinkan penanaman modal. Jelasnya variabel terpengaruh dapat menjadi variabel pengaruh.

  Dalam hubungan asimetris ini ada beberapa ketentuan hubungan sebagai

  berikut:

  Pertama, hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan yang demikian itulah merupakan salah satu hubungan kausal, yang lazim dipengaruhi para ahli. Contohnya, seorang insinyur pertanian mengamati adanya pengaruh pupuk terhadap buah yang dihasilkannya; seorang psikolog meneliti pengaruh kerasnya musik terhadap tingkah konsentrasi. Seorang pendidik mengamati pengaruh metode mengajar terhadap prestasi belajar para siswa. Kedua, hubungan antara disposisi dan respon. Disposisi adalah kecenderungan untuk menunjukkan respons tertentu dalam situasi tertentu, bila stimulus datangnya pengaruh dari luar dirinya, sedangkan disposisi berada dalam diri seseorang. Contohnya sikap kebiasaan, nilai, dorangan, kemampuan, dan lain sebagainya. Suatu respon sering diukur dengan mengamati tingkah laku seseorang, misalnya pemakaian konstrasepsi, migrasi, perilaku inovasi dan sebagainya. Ketiga, hubungan antara diri individu dan disposisi atau tingkah laku. Artinya ciri di sini adalah sifat individu yang relatif tidak berubah dan tidak dipengaruhi lingkungan, seperti seks, suku bangsa, kebangsaan, pendidikan, dan lain-lain. Keempat, hubungan antara para kondisi yang perlu dengan akibat tertentu. Contohnya agar pedagang kecil dapat memperluas usahanya diperlukan antara lain persyaratan pinjaman bank yang lunak, hubungan antara kerja keras dengan keberhasilan jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh. Kelima, hubungan yang imanen antara dua variabel. Di dalam hubungan ini terdapat jalinan yang erat antara variabel satu dengan variabel yang lain. Jelasnya apabila variabel yang satu berubah, maka variabel yang lain ikut berubah. Contohnya hubungan antara semakin besarnya syatu organisasi dengan semakin rumitnya peraturan yang ada. Keenam, hubungan antara tujuan dan cara. Contohnya penelitian tentang hubungan antara kerja keras dan keberhasilan. Jumlah jam belajar dengan nilai yang diperoleh pada waktu ujian, besarnya penanaman modal dengan hasil keuntungan.