6 Selama tongkat alternatif benda lain berpindah dari peserta didik satu ke
peserta didik lain sebaiknya disertai iringan musik 7
Guru membimbing simpulan-refleksi-evaluasi.
2.2.4 Penerapan Model Stratta melalui Metode Tongkat Berbicara Talking
Stick Metods dalam Pembelajaran Menulis Kembali Dongeng
Dalam penelitian Peningkatan Keterampilan Menulis Kembali Dongeng dengan Model Stratta Melalui Metode Tongkat berbicara Pada Peserta Didik
Kelas VII C SMP Negeri 16 Semarang, peserta didik dituntut untuk dapat menuliskan kembali dongeng yang telah dibaca dengan menggunakan bahasanya
sendiri. Dengan model Stratta melalui metode tongkat berbicara, diharapkan proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.
Tabel 2.1 Penerapan Model Stratta melalui Metode Tongkat dalam Pembelajaran
Menulis Kembali Dongeng No.
Tahapan Pembelajaran
Kegiatan Peserta Didik Kegiatan Guru
1 Penjelajahan
a. Peserta didik pada tiap-tiap
kelompok membaca
secara keseluruhan teks dongeng yang
telah dibagikan guru. b.
Peserta didik pada tiap-tiap kelompok
membaca dan
mengamati dengan saksama teks dongeng mulai dari unsur-unsurnya
sampai ke dalam makna. a.
Guru meminta peserta didikpada
tiap-tiap kelompok
untuk membaca dongeng yang
sudah diberikan..
2 Interpretasi
pemahaman
a. Peserta didik pada tiap-tiap
kelompok berdiskusi
dan bertukar
pikiran untuk
mengidentifikasi unsur-unsur
serta isimakna yang terkandung dalam teks dongeng.
Penerapan Tongkat
Berbicara:
a. Guru meminta peserta
didik pada
tiap-tiap kelompok
untuk berdiskusi
mengidentifikasi unsur-
unsur, makna, serta hal- hal yang berkaitan dengan
dongeng yang dibaca.
b. Peserta didik pada tiap-tiap
kelompok menutup
teks dongeng yang telah dibaca
tersebut. c.
Peserta didik pada tiap-tiap kelompok memperhatikan guru
yang sedang
membacakan aturan
permainan tongkat
berbicara. d.
Peserta didik mengatur tempat duduk menyerupai huruf U, dan
tiap-tiap kelompok
duduk bersebelahan
sehingga akan
memudahkan perpindahan
tongkat. e.
Peserta didik pada tiap-tiap kelompok
menerima dan
memindahkan tongkat alternatif benda lain secara estafet dan
berurutan dari peserta didik kelompok satu ke peserta didik
kelompok lain sambil diiringi musik.
b. Guru meminta peserta
didik menutup
teks dongeng
yang telah
dibaca. c.
Guru membacakan aturan permainan metode tongkat
berbicara. d.
Guru meminta peserta didik
untuk mengatur
posisi tempat
duduk menyerupai huruf U.
e. Guru menyiapkan tongkat
yang panjangnya lebih kurang
20 cm,
atau alternatif benda lain jika
tidak ada tongkat seperti pengahapus papan tulis,
botol, spidol, dll dan musik
yang akan
digunakan dalam metode ini.
f. Guru memutar musik, dan
tongkat pun berpindah
f. Peserta
didik menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru,
setelah mendapakan
tongkat alternatif benda lain ketika
musik dimatikan.
Sementara itu, peserta didik lain yang
tidak mendapatkan
pertanyaan, mencatat
pertanyaan serta jawaban dari kegiatan tanya jawab tersebut.
Begitu seterusnya
sampai sebagian besar peserta didik
memperoleh pertanyaan dari guru.
Pertanyaan berkaitan
dengan urutan peristiwa, unsur- unsur dongeng, makna dongeng
serta hal-hal yang berkaitan dengan dongeng yang telah
dibaca. secara estafet dari peserta
didik satu kepada peserta didik lain.
g. Guru
memberikan pertanyaan pada peserta
didik yang mendapatkan tongkat
setelah musik
dimatikan.Pertanyaan berkaitan
dengan teks
dongeng yang
sudah dibaca.
h. Guru meminta peserta
didik lain yang tidak mendapatkan pertanyaan
untuk mencatat
pertanyaan dan jawaban dari kegiatan tersebut.
3 Rekreasi
pendalaman
a. Peserta didik pada tiap-tiap
kelompok berdiskusi
untuk membuat kerangka berdasarkan
catatan yang
dibuat dari
a. Guru meminta tiap-tiap
kelompok untuk
berdiskusi b.
Guru membimbing tiap-
kegiatan tanya jawab tersebut. b.
Peserta didik pada tiap-tiap kelompok menuliskan kembali
dongeng dengan bahasa sendiri berdasarkan kerangka dari hasil
catatanpertanyaan dan jawaban yang telah dibuat sebelumnya.
tiap kelompok dalam menulis
kembali dongeng.
2.3 Kerangka Berpikir
Pada dasarnya pembelajaran menulis mempunyai tujuan supaya peserta didik memiliki keterampilan, pengalaman, dan memanfaatkan keterampilan
menulis dalam berbagai keperluan. Keterampilan menulis kembali dongeng yang pernah didengar atau dibaca bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Kenyataan
yang ada dalam pembelajaran menulis kembali dongeng yang pernah dibaca atau diperdengarkan belum memenuhi tujuan pembelajaranyang akan dicapai. Pada
umumnya, peserta didik kurang tertarik dengan dongeng. Selain itu peserta didik kesulitan dalam menentukan unsur-unsur dongeng yang telah dibaca, sehingga
kemampuan mereka dalam menuliskan kembali dongeng masih rendah. Selain itu, dalam pembelajaran menulis kembali dongeng, daya keaktifan, keberanian dalam
mengungkapkan pendapat, dan keantusiasan peserta didik juga masih sangat rendah.
Hal tersebut disebabkan oleh model dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam mengajarkan keterampilan menulis kembali dongeng