Sedangkan variabel terikatnya berupa keterampilan peserta didik dalam menulis kembali dongeng.
3.3.1 Keterampilan Menulis Kembali Dongeng
Keterampilan menulis kembali dongeng adalah kemampuan atau kesanggupan peserta didik untuk mengungkapkan ide dan gagagasan ke dalam
bahasa tulis berdasarkan gambaran isi cerita sebuah dongeng yang telah dibacanya dengan menggunakan bahasa sendiri serta dengan urutan yang runtut dan logis.
Salah satu Kompetensi Dasar dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dicapai oleh peserta didik kelas VII C SMP berdasarkan kurikulum 2006
yaitu “Menulis Kembali dengan Bahasa Sendiri Dongeng yang Pernah Dibaca atau
Didengar”. Oleh sebab itu, peserta didik harus menguasai kompetensi tersebut. Peserta didik harus memperhatikan lima aspek yang dinilai dalam tes
menulis kembali dongeng, yaitu 1 kesesuaian isi dengan dongeng, 2 alur, 3 tokoh dan penokohan, 4 latar, dan 5 penggunaan bahasa ejaan. Dalam
penelitian ini, peserta didik dikatakan berhasil menguasai kompetensi tersebut jika nilai setiap peserta didik mencapai 75.
3.3.2 Model Stratta melalui Metode Tongkat Berbicara
Penelitian ini menggunakan model Stratta melalui metode tongkat berbicara. Model Stratta adalah model pembelajaran yang mengikuti pola
pengajaran yang berproses, yang berarti pembelajaran dimulai dari peserta didik mengenali bacaan atau karya sastra, kemudian menginterpretasi unsur-unsurnya,
baru kemudian mengolah kembali karya sastra tersebut menjadi produk atau karya baru.
Adapun metode tongkat berbicara adalah metode pembelajaran yang disertai dengan tongkat dalam pengaplikasiannya. Peserta didik yang
mendapatkan tongkat ketika musik dimatikan wajib menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Metode tongkat berbicara ini juga sekaligus digunakan sebagai
alat untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam menentukan unsur-unsur dongeng berdasarkan dongeng yang telah dibaca.
3.4 Indikator Kinerja