2.2.2.1 Pengertian Menulis Kembali Dongeng
Jauhari 2010:17 berpendapat bahwa menulis merupakan aktivitas menuangkan gagasan yang diwujudkan dengan lambang-lambang fonem. Mukh.
Doyin dan Wagiran 2011:12 juga menyatakan bahwa menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan dalam komunikasi secara tidak
langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Menulis juga merupakan keterampilan
berbahasa yang produktif dan ekspresif. Mukh. Doyin dan Wagiran 2011:12 menambahkan dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan
grafologi, kosakata, struktur kalimat, pengembangan paragraf, dan logika berbahasa. Menurut Suparno dan Yunus 2008:29 sebagai suatu keterampilan
berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk
dapat menyusun
dan mengorganisasikan
isi tulisannya
serta menuangkannya dalam formulasi ragam bahasa tulis dan konvensi penulisan
lainnya. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
menulis adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dalam mengungkapkan ide, gagasan, perasaan, dan pikirannya ke dalam bahasa tulis secara jelas dan
runtut untuk dapat dipahami dan dikomunikasikan kepada orang lain. Kemudian yang dimaksud dengan menulis kembali dalam hal ini sama
artinya dengan reproduksi. Reproduksi atau menulis kembali dalam KBBI 2011:323 yaitu kegiatan melakukan membuat reproduksi, menghasilkan
memproduksi ulang, dan menghasilkan mengeluarkan kembali. Selanjutnya
menurut Suharma 2006:57, yang dimaksud dengan menulis kembali adalah suatu kegiatan mengungkapkan ide, gagagasan, perasaan, dan pikiran ke dalam
bahasa tulis dari bahan yang sudah ada. Bahan yang sudah ada tersebut bisa bersumber dari bacaan atau yang lain yang kemudian dituangkan lagi dengan
menggunakan bahasa sendiri dan dengan urutan yang runtut dan logis sehingga pesan yang terkandung di dalamnya bisa disampaikan kepada orang lain.
Ringkasnya, kegiatan menulis kembali ini adalah suatu kegiatan menuangkan dari bahan yang sudah ada kemudian ditulis lagi. Sedangkan yang dimaksud dengan
menulis kembali dongeng yang telah dibaca adalah suatu kegiatan yang diawali dengan membaca dongeng terlebih dahulu, kemudian menuliskannya kembali
dengan menggunakan bahasa sendiri berdasarkan interpretasi yang telah diperoleh.
Selanjutnya yang dimaksud dengan keterampilan menulis kembali dongeng adalah kemampuan atau kesanggupan peserta didik untuk
mengungkapkan ide dan gagagasan ke dalam bahasa tulis berdasarkan gambaran isi cerita sebuah dongeng yang telah dibacanya dengan menggunakan bahasa
sendiri serta dengan urutan yang runtut dan logis.
2.2.2.2 Langkah-langkah Menulis Kembali Dongeng