Gambar 4.6 Kegiatan Guru saat Memberikan Refleksi kepada Peserta Didik
Gambar 4.6 menujukkan kegiatan guru sedang memberikan refleksi kepada peserta didik terkait dengan pembelajaran menulis kembali dongeng
dengan model Stratta melalui metode tongkat berbicara. Peserta didik tampak antusias dan bersungguh-sungguh mendengarkan refleksi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru.
4.1.1.3. Refleksi Siklus I
Hasil pembelajaran menulis kembali dongeng dengan model Stratta melalui metode tongkat berbicara yang diperoleh peserta didik pada siklus I
belum sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal. Hasil tes peserta didik pada siklus I baru mencapai skor 71,95 termasuk dalam kategori cukup. Masih banyak
peserta didik yang nilainya belum mencapai KKM yaitu 75, dengan demikian perlu diadakan siklus II agar dapat mencapai target tersebut.
Selain itu, kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I di antaranya yaitu berkaitan dengan penerapan metode tongkat berbicara. Dengan
pembentukan tempat duduk seperti huruf U dalam praktiknya justru malah menjadikan konsentrasi peserta didik terpecah dan bahkan membuat kondisi kelas
tidak kondusif. Selain itu juga terlalu banyak menyita waktu sehingga waktu yang digunakan peserta didik untuk menulis kembali dongeng jadi berkurang.
Ditambah lagi dengan posisi duduk yang seperti itu menyulitkan peserta didik berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Kekurangan-kekurangan lainnya yaitu
berkaitan dengan penyampaian materi oleh guru peneliti. Materi yang disampaikan oleh guru terlalu melebar dan terlalu banyak ceramah, sehingga
materi yang ingin disampaikan kurang dapat terserap baik oleh peserta didik. Berdasarkan hasil nontes siklus I diantaranya peserta didik banyak yang
tertarik dan antusias mengikuti pembelajaran menulis kembali dongeng dengan model Stratta melalui metode tongkat berbicara, karena menyenangkan dan
mempermudah peserta didik dalam menulis kembali dongeng. Selain perubahan ke arah yang positif, terdapat juga beberapa kekurangan yang masih terjadi dalam
pembelajaran menulis kembali dongeng pada siklus I. Kekurangan yang terjadi di siklus I yaitu masih banyak peserta didik yang belum aktif dalam pembelajaran
menulis kembali dongeng. Sebagian besar dari mereka juga masih belum percaya diri ketika diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaanya di depan kelas.
Untuk mencapai target pembelajaran yang telah ditetapkan peneliti, maka kekurangan yang telah diketahui di atas akan diperbaiki pada siklus II. Hal-hal
yang dilakukan guru berkenaan dengan upaya perbaikan pada pembelajaran
berikutnya, yaitu 1 penyampaian materi tidak dilakukan dengan cara ceramah, namun dengan cara menerapkan metode inkuiri 2 guru menjelaskan kesalahan
yang dilakukan peserta didik pada saat menulis kembali dongeng sehingga peserta didik menjadi lebih jelas dan paham, termasuk kaitannya dengan EYD; 3
melatih peserta didik untuk memperbaiki kesalahan dalam menulis
kembalidongeng; 4 memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada peserta didik untuk bertanya dan meminta bimbingan apabila mengalami kesulitan; 5
peserta didik berkelompok menjadi 8 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri atas 4 orang peserta didik. Pembentukan kelompok dilakukan dengan cara saling
berhadap-hadapan baris depan dan belakang. Hal tersebut akan lebih mengefektifkan waktu dan memudahkan kegiatan diskusi serta tidak mengganggu
konsentrasi peserta didik sehingga kegiatan menulis kembali dongeng dapat lebih maksimal; 6 kegiatan tanya jawab pada saat tongkat berhenti pada salah satu
peserta didik dinilai kurang efektif dan efisien, sehingga perlu dilakukan perbaikan dengan mengubah kegiatan tanya jawab dengan kegiatan menceritakan
bagian-bagian dongeng yang telah dibaca secara lisan. Hal tersebut akan lebih menjadikan peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal;
7 teks yang diberikan pada siklus II akan berbeda dengan siklus I; 8 guru memberi motivasi kepada peserta didik agar menjadi lebih bersemangat dan serius
dalam mengikuti pembelajaran menulis kembali dongeng. Usaha perbaikan yang akan dilakukan oleh peneliti ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan
menulis kembali dongeng dan mampu mengubah sikap peserta didik ke arah yang positif.
Berdasarkan refleksi di atas, maka penelitian ini akan dilanjutkan pada tindakan selanjutnya, yatu siklus II. Hal yang positif pada siklus Iperlu
dipertahankan dan lebih ditingkatkan, sedangkan hal-hal yang masih negatif berusaha untuk diubah ke arah yang lebih positif.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II
Hasil penelitian pada siklus II merupakan perbaikan tindakan serta pemecahan masalah pada siklus I dengan model dan metode yang sama, yaitu
model Stratta melalui metode tongkat berbicara. Perbaikan serta pemecahan masalah dilakukan untuk meningkatkan keterampilan menulis kembali dongeng
yang dimiliki peserta didik. Adapun kriteria penilaian menulis kembali dongeng siklus II ini masih sama dengan siklus I, meliputi kesesuaian isi dongeng, alur,
tokoh, latar, dan penggunaan ejaan. Tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Tindakan siklus
IIdilakukan karena pada siklus I hasil menulis kembali dongengpeserta didik kelas VII C SMP Negeri 16 Semarang hanya mencapai nilai rata-rata 71,95. Hasil
tersebutbelum memenuhi target minimal ketuntasan yang telah ditentukan, yaitu 75 atauberkategori baik. Selain itu, masih ditemukan perilaku negatif peserta didik
dalam pembelajaran menulis kembali dongeng. Dengan demikian, tindakan siklus II perlu dilakukan untuk memperbaiki hasil menulis kembali dongeng peserta
didik pada siklus I. Hasil penelitian dalam siklus II ini meliputi hasil tes dan nontes. Adapun hasil dari kedua data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.