Fungsi Dongeng Hakikat Dongeng

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa dongeng adalah salah satu jenis cerita rakyat yang isi ceritanya tidak benar- benar terjadi, hanya ada dalam dunia khayal, bersifat fantastis, tidak terikat waktu dan tempat serta fungsinya sebagai hiburan masyarakat dan terdapat ajaran moral di dalamnya.

2.2.1.2 Fungsi Dongeng

Dongeng merupakan bagian dari kenyataan bahasa dan budaya Nusantara. Bukan sekadar cerita biasa, banyak pelajaran bijak tentang kehidupan dapat kita pelajari dari dongeng. Danandjaja 2002:140-141, mengemukakan fungsi dongeng sebagai berikut: a sebagai sistem proyeksi keinginan tersembunyi dari seseorang atau sekelompok orang tertentu; b sebagai alat pengisahan pranata sosial dan lembaga kebudayaan, karena isi ceritanya membenarkan dan memperkuat suatu tindakan atau perilaku suatu kolektif tertentu; c sebagai alat pendidikan anak pedagogi. Di dalam cerita tersebut terdapat nasihat-nasihat, seperti ajaran untuk bersifat sabar, ikhlas, dan berbuat baik; d sebagai penghibur hati yang sedang lara; e sebagai penyalur ketegangan yang ada pada masyarakat, f sebagai kendali masyarakat social control atau protes sosial. Isi ceritanya menyinggung penyelewengan yang terdapat dalam masyarakat. Sedangkan menurut Joosen 2005:134 bahwa cerita yang terdapat dalam dongeng sering kali digunakan untuk menyampaikan pesan atau maksud penulis kepada pembaca. Bahkan menurutnya, tidak jarang isi cerita dalam dongeng dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mempengaruhi setiap orang yang membacanya. Hal ini berarti fungsi utama dongeng yaitu sebagai sarana atau media untuk menyampaikan pesan atau nilai-nilai kepada pembacanya. Seperti yang telah diuraikan tersebut, bahwa fungsi dongeng tidak hanya sebagai hiburan semata, namun dongeng juga berfungsi sebagai sarana untuk menyalurkan nilai-nilai pendidikan atau dalam hal ini yaitu nilai-nilai moral yang terdapat dalam masyarakat. Dengan membaca sebuah cerita dongeng, seseorang akan dapat mengambil nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya, dengan begitu secara tidak langsung dongeng dapat dijadikan sebagai penyalur dan penyebar nilai-nilai moral terhadap masyarakat luas. Selain itu dongeng juga dapat dijadikan sebagai sarana atau media penyalur keinginan atau inspirasi oleh suatu orang atau kelompok tertentu. Pada zaman dahulu, masyarakat sering kali mengungkapkan keinginan dan aspirasinya melalui dongeng. Dalam hal ini, dongeng dipandang sebagai media yang tepat untuk menuangkan dan menyalurkan segala yang dirasakannya kepada publik. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi dongeng sangat beragam, namun fungsi utama dongeng adalah sebagai alat atau sarana untuk menyampaikan nilai-nilai moral atau nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam masyarakat. Hal tersebut sekaligus dijadikan sebagai acuan supaya keberadaan dongeng tetap terjaga.

2.2.1.3 Unsur-Unsur Dongeng

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI DONGENG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MEDIA GAMBAR SERI PADA PESERTA DIDIK KELAS VII DI SMPN 2 GEBOG KABUPATEN KUDUS

0 19 294

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENCERITAKAN KEMBALI CERITA ANAK BERMUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN METODE SQ3R PADA PESERTA DIDIK KELAS VII H SMP NEGERI 16 SEMARANG

0 15 311

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KEMBALI DENGAN BAHASA SENDIRI MELALUI MEDIA FILM DONGENG PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B MTS MU’ALLIMIN MALEBO TEMANGGUNG

2 35 232

Peningkatan Keterampilan Mengapresiasi Puisi melalui Pendekatan Sosiopragmatik dengan Penerapan Model Pembelajaran Stratta Siswa Kelas VII C SMP Negeri 3 Batang.

1 2 2

Penerapan Model Stratta sebagai Upaya Meningkatkan Keterampilan Menceritakan Kembali Cerita Anak yang Dibaca Siswa Kelas VII B MTs Al Islam Limpung Kabupaten Batang.

1 2 2

Peningkatan Keterampilan Menulis Kembali Dongeng yang Pernah dibaca dengan Menggunakan Strategi Stratta pada Siswa Kelas VII C SMP Negeri 2 Mranggen Demak.

0 0 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI DONGENG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 4 SEMARANG.

1 1 121

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII C MTs. NEGERI PACITAN.

0 0 18

Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi melalui Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta.

0 0 19

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE BELANJA KATA DAN GAMBAR PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 1 SEYEGAN.

0 2 230