2.2.1 Hakikat Dongeng
Hakikat dongeng yang akan dibahas yaitu meliputi pengertian dongeng, ciri-ciri dongeng, dan unsur-unsur dongeng.
2.2.1.1 Pengertian Dongeng
Menurut Nurgiyantoro 2010:198, dongeng merupakan cerita rakyat yang tidak benar-benar terjadi dan dalam banyak hal sering tidak masuk akal.
Berdasarkan pengertian tersebut, dongeng merupakan salah satu jenis cerita rakyat yang berkembang di masyarakat. Dari sudut pandang ini juga, dongeng dapat
dipandang sebagai cerita fantasi dan terkesan aneh meskipun secara logika sebenarnya tidak dapat diterima.
Pengertian dongeng tersebut sejalan dengan pengertian dongeng menurut Joosen 2005:134, menurutnya dongeng adalah cerita klasik dan tidak masuk
akal yang berkembang dalam masyarakat yang asal usulnya tidak diketahui secara pasti.
Hal tersebut sesuai dengan pengertian dongeng menurut Nur’ani 2010:31 bahwa dongeng adalah cerita tentang sesuatu yang tidak masuk akal, tidak benar
terjadi, dan bersifat fantastis atau khayalan. DS 2009:12 juga mengungkapkan bahwa cerita-cerita dalam dongeng semata-mata hanyalah khayalan. Dari
beberapa pendapat yang diungkapkan di atas, cukup menguatkan bahwa pengertian dongeng adalah cerita yang bersifat khayalan dan fantastis. Maksudnya
fantastis di sini adalah sesuatu yang dilebih-lebihkan dan tidak sesuai dengan kenyataan dan bersifat khayalan. Walaupun hanya cerita khayalan atau cerita
bohongan, tetapi cerita dalam dongeng mengandung nilai-nilai luhur.
Selain itu, Danandjaja 2002:83 menambahkan bahwa dongeng adalah cerita rakyat yang tidak terikat oleh waktu maupun tempat. Artinya, cerita-
ceritayang terlingkup dalam dongeng keberadaanya tidak akan pernah pudar sampai kapanpun dan dimanapun tempatnya. Hal itu menunjukkan bahwa betapa
pentingnya cerita yang terdapat dalam dongeng sangat perlu untuk dijaga sebagai warisan bersama secara turun-temurun. Dongeng diceritakan terutama untuk
hiburan, walaupun banyak juga dongeng yang melukiskan kebenaran, berisi ajaran moral Danandjaja 2002:83.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Haryati 2012:5 juga mengungkapkan bahwa meskipun dongeng digunakan sebagai hiburan, namun dalam dongeng
banyak juga melukiskan kebenaran, berisikan pelajaran moral atau sindiran, misalnya dongeng-dongeng binatang. Kemunculan dongeng sebagai bagian dari
cerita rakyat, selain berfungsi untuk memberi hiburan, juga sebagai sarana untuk mewariskan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat pada waktu
itu. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Nurgiyantoro 2010:200 bahwa dongeng dan berbagai cerita rakyat yang lain dipandang sebagai sarana ampuh
untuk mewariskan nilai-nilai, dan bagi masyarakat lama itu dapat dipandang sebagai satu-satunya cara untuk menyampaikan ajaran moral. Memang sangat erat
kaitannya antara dongeng dengan nilai-nilai moral. Dongeng selalu kental dengan nilai-nilai moral yang terdapat dalam masyarakat. Banyak sekali nilai-nilai moral
yang dapat dipelajari dan tentunya sangat bermanfaat bagi pembacanya, dan hal itulah yang sekaligus menjadi salah satu fungsi dongeng.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik simpulan bahwa dongeng adalah salah satu jenis cerita rakyat yang isi ceritanya tidak benar-
benar terjadi, hanya ada dalam dunia khayal, bersifat fantastis, tidak terikat waktu dan tempat serta fungsinya sebagai hiburan masyarakat dan terdapat ajaran moral
di dalamnya.
2.2.1.2 Fungsi Dongeng