Dari 32 peserta didik, 29 atau 90,6 peserta didik merasa tertarik dalam pembelajaran menulis kembali dongeng dengan model Stratta melalui metode
tongkat berbicara. Sedangkan 3 atau 9,4 peserta didik mengaku cukup tertarik dalam menulis kembali dongeng dengan model Stratta melalui metode tongkat
berbicara. Sebagian besar peserta didik terbantu dalam menulis kembali dongeng dengan model Stratta melalui metode tongkat berbicara, karena sebelumnya
mereka belum pernah belajar menulis kembali dongeng menggunakan model Stratta melalui metode tongkat berbicara. Peserta didik merasa dengan model dan
metode ini merasa lebih mudah dan mengerti dalam menulis kembali dongeng. Hasil penelitian ini dari 32 peserta didik, terdapat 4 peserta didik atau
sebesar 12,5 merasa belum nyaman dengan gaya guru mengajar. Apa yang dilakukan guru berbeda dari biasanya. Sebanyak 28 peserta didik atau 87,5
merasa senang dengan proses pembelajaran menulis kembali dongeng dengan model Stratta melalui metode tongkat berbicara.
Kesulitan peserta didik dalam menulis kembali dongeng, sebagian besar peserta didik mengaku kesulitan dalam hal mengingat-ingat dongeng yang telah
dibaca. Kesulitan lain yang mereka hadapi yaitu peserta didik kesulitan dalam membuat kerangka untuk menulis kembali dongeng. Ada juga yang mengatakan
bahwa waktu yang diberikan guru kurang, sehingga mereka tidak bisa maksimal dalam menulis kembali dongeng.
2. Jurnal Guru
Ada lima aspek yang dapat dilihat melalui jurnal guru. Aspek tersebutadalah: 1 respon peserta didik terhadap materi pembelajaran menulis
kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca atau didengar, 2 respon peserta didik terhadap model Stratta melalui metode tongkat berbicara
yang digunakan dalam proses pembelajaran menulis kembali dengan bahasa sendiri dongeng yang pernah dibaca, 3 keaktifan peserta didik saat mengikuti
proses pembelajaran, dan 4 suasana dan situasi kelas. Berdasarkan hasil jurnal guru yang mengacu pada objek sasaran yang
diamati dan dirasakan peneliti saat melaksanakan pembelajaran keterampilan menulis kembali dongeng dengan model Stratta melalui metode tongkat berbicara
dapat dikemukakan bahwa dalam siklus I, kegiatan pembelajaran berjalan kurang optimal. Sebagian peserta didik kurang serius dan kurang tertarik dengan kegiatan
pembelajaran. Respon sebagian peserta didik terhadap materi pembelajaran menunjukan antusiasme yang lumayan tinggi. Respon sebagian peserta didik
terhadap model Stratta dan metode tongkat berbicara yang digunakan dalam proses pembelajaran menulis kembali dongeng terlihat cukup baik, karena mereka
merasa bahwa kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berbeda dengan kegiatan pembelajaran pada hari-hari biasanya.
Keaktifan peserta didik saat mengikuti proses pembelajaran menulis kembali dongeng dengan model Stratta melalui metode tongkat berbicara belum
sesuai harapan. Penerapan model serta metode pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran masih kurang, sehingga
peserta didik merasa tidak memiliki peran penting dalam pembelajaran. Untuk itu diperlukan perbaikan kembali penerapan model serta metode pembelajaran yang
dapat merangsang peserta didik untuk belajar aktif.
Namun demikian suasana dan situasi kelas pembelajaran menulis kembali dongeng dengan model Stratta melalui metode tongkat berbicara dapat terkendali.
Suasana pembelajaran yang kondusif dapat terlaksana dengan baik karena guru mampu mengkondisikan peserta didik dari awal pembelajaran sampai akhir.
4.1.1.2.3 Hasil Wawancara Pembelajaran Menulis Kembali Dongeng Siklus