34
Melihat lokasi Desa Pasawahan Kulon yang luas tanahnya 57,9 persen adalah tanah pertanian, maka desa ini potensial sebagai produsen hasil
pertanian jika sumber daya alam dimaksimalkan penggunaannya. Keberadaan kelompok pengrajin anyaman adalah sebagai konsumen bahan baku daun
pandan yang dihasilkan wilayah tersebut. Maka akan terjadi hasil kekayaan alam yang distribuasinya dinikmati oleh warga setempat melalui produksi kerajinan
anyaman. Kelompok pengrajin anyaman di Desa Sawah kulon yang berjumlah 142 KK
tersebar pada 5 dusun. Sedangkan jumlah jiwa yang menikmati hasil dari produksi kerajinan anyaman ini sebanyak 468 jiwa dari 4025 jiwa penduduk Desa
Sawah Kulon. Tabel 5. Jumlah Kelompok Pengrajin Anyaman di Desa Sawah Kulon
Berdasarkan Letak Dusun pada Bulan Juli Tahun 2006 No.
Dusun Jml Klp
Jml KK Jml jiwa
1. 2.
3. 4.
5. Warung Kadu
Sukahaji Pasir Angin
Pasawahan Cihuni
3 2
1 4
2 36
25 15
36 30
154 143
84 172
116 Jumlah 12
142 468
4. 2. Kependudukan
Dalam bulan Oktober 2005, penduduk Desa Sawah Kulon sebanyak 4.025 jiwa, terdiri dari jumlah laki-laki 2.020 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
2.005 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1001 KK. Adapun jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin tersaji dalam Tabel 8.
Melihat pada tabel 4 angka kelahiran pada lima tahun terakhir masih sangat tinggi, kelompok usia 0 – 4 tahun mencapai persentase terbesar dari semua
kelompok umur yaitu 16.5 persen. 38,8 persen penduduk merupakan penduduk bukan usia kerja tetapi potensial sebagai penyedia tenaga kerja. Persentase usia
produktif 51,3 persen menurut warga Sawah Kulon dipengaruhi oleh minat penduduk Desa Sawah Kulon untuk bekerja ke luar dari desanya, selain itu
angka tersebut memberikan peluang yang tinggi untuk menambah angka kelahiran. Sedangkan jumlah penduduk lanjut usia 60 tahun ke atas mencapai
9,9 persen menurut wawancara dengan kasi ekonomi di Kecamatan Pasawahan adalah warga pendatang sebagai pensiunan yang membeli tanah dengan harga
murah dari penduduk asli.
35
Tabel 6. Jumlah Penduduk Desa Sawah Kulon Menurut Umur dan Jenis Kelamin pada Bulan Oktober Tahun 2005
No Golongan umur
Jenis Kelamin Jiwa Jumlah
Persentase tahun Laki-laki
Perempuan Jiwa
1. 0 – 4
310 357
667 16,5
2. 5 – 9
238 231
469 11,7
3. 10 – 14
214 209
423 10,6
4. 15 – 19
230 206
436 10,8
5. 20 – 24
185 150
335 8,3
6. 25 – 29
93 92
185 4,5
7. 30 – 34
90 82
172 4,2
8. 35 – 39
51 70
121 3,0
9. 40 – 44
68 53
121 3,0
10. 45 – 49
88 95
183 4,7
11. 50 – 54
120 117
237 5,9
12. 55 – 59
121 155
276 6,9
13. 60 – 64
152 106
258 6,4
14. 65 - ...
60 82
142 3.5
Jumlah 2.020
2.005 4.025
100
Sumber : Laporan kependudukan Desa Sawah Kulon, Oktober 2005
Selain menunjukkan angka kelahiran yang cukup tinggi, terlihat pada jumlah penduduk kelompok umur 0 – 4 tahun, juga terjadi jumlah yang tinggi
pada kelompok umur 60 tahun ke atas yang disebabkan salah satunya karena penduduk pendatang.
Besarnya rasio beban tanggungann penduduk yaitu besarnya jumlah penduduk tidak produktif 0 – 14 tahun dan 64 tahun ke atas dibandingkan
jumlah penduduk usia produktif 15 – 64 tahun adalah sebesar 73. Ini berarti setiap 100 orang produktif menanggung 73 orang yang tidak produktif,
implikasinya dengan mengecilnya jumlah kelompok usia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun akan menurunkan rasio beban tanggungan usia muda dan tua di
Desa Sawah Kulon, hal ini terjadi seiring dengan mengecilnya jumlah anggota keluarga.
Perbandingan besarnya jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di Desa Sawah Kulon pada bulan Oktober 2005 adalah sebesar 99, yang berarti pada
setiap 100 penduduk laki-laki terdapat 99 penduduk perempuan. Angka ini menunjukan adanya kemungkinan mortalitas perempuan lebih tinggi dan
kecenderungan migrasi pada perempuan lebih tinggi dibanding pada laki-laki. Penduduk usia kerja untuk menilai apakah seseorang termasuk angkatan
kerja atau bukan yang digunakan pada pemetaan sosial di Desa Sawah Kulon memakai batas 15 – 59 tahun karena data yang ada, tertulis, dapat dipakai,
menggunakan batas usia tersebut. Di Desa Sawah Kulon jumlah penduduk usia
36
kerja sebesar 2.066 jiwa atau 51,3 persen dari total jumlah penduduk, sedangkan jumlah angkatan kerja sebesar 1386 jiwa atau 45,6 persen dari jumlah penduduk
merupakan angkatan kerja. Jika dibandingkan dengan jumlah usia kerja sebesar 2066 jiwa, maka ada angka pengangguran di wilayah ini sebesar 680 jiwa atau
terdapat 33,56 persen pengangguran dari jumlah penduduk usia angkatan kerja. Angka tersebut merujuk pada kategori pengangguran tidak kentara yaitu mereka
yang bekerja tidak tetap seperti buruh bangunan, pekerja borongan, ibu rumah tangga, atau mereka yang baru menyelesaikan pendidikan dan belum
mendapatkan pekerjaan. Tabel 7. Komposisi Jumlah Penduduk Pengrajin Anyaman di Desa Sawah Kulon
Menurut Umur dan Jenis Kelamin pada Bulan Juli Tahun 2006 No
Golongan umur Jenis Kelamin Jiwa
Jumlah Persentase
tahun Laki-laki
Perempuan Jiwa
1. 0 – 4
2 -
2 0,04
2. 5 – 9
12 14
26 5,30 3.
10 – 14 17
22 39
8,00 4.
15 – 19 24
20 64
1,31 5.
20 – 24 20
21 41
8,40 6.
25 – 29 32
33 65
1,33 7.
30 – 34 30
35 65
1,33 8.
35 – 39 40
37 77
1,58 9.
40 – 44 38
47 85
1,74 10.
45 – 49 11
7 18
0,37 11.
50 – 54 5
2 7
1,44 12.
55 – 59 4
1 5
0,10 13. 60
– 64 1
2 3
0,06 14.
65 - ... 1
2 3
0,06 Jumlah
237 231
468 100,00
Besarnya rasio beban tanggungann penduduk yaitu besarnya jumlah penduduk tidak produktif 0 – 14 tahun dan 64 tahun ke atas dibandingkan
jumlah penduduk usia produktif 15 – 64 tahun adalah sebesar 55. Ini berarti setiap 100 orang produktif menanggung 55 orang yang tidak produktif,
implikasinya dengan mengecilnya jumlah kelompok usia di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun akan menurunkan rasio beban tanggungan usia muda dan tua
pada kelompok pengrajin anyaman, hal ini terjadi seiring dengan mengecilnya jumlah anggota dalam setiap keluarga pengrajin.
Perbandingan besarnya jumlah penduduk perempuan dan laki-laki pada kelompok pengrajin bulan juli 2006 adalah sebesar 97, yang berarti pada setiap
100 penduduk laki-laki terdapat 97 penduduk perempuan. Angka ini dapat pula dijadikan petunjuk bahwa kegiatan menganyam banyak dilakukan oleh laki-laki.
37
Namun berkaitan dengan peran gender dan pola nafkah ganda, angka tersebut tidaklah mutlak.
Penduduk usia kerja untuk menilai apakah seseorang termasuk angkatan kerja atau bukan yang digunakan pada pemetaan sosial kelompok pengrajin
anyaman memakai batas 15 – 59 tahun karena data yang ada, tertulis, dapat dipakai, menggunakan batas usia tersebut. Pada kelompok pengrajin anyaman
jumlah penduduk usia kerja sebesar 388 jiwa atau 81,3 persen dari total jumlah penduduk, sedangkan jumlah angkatan kerja sebesar 206 jiwa atau 45,6 persen
dari jumlah penduduk merupakan angkatan kerja. Jika dibandingkan dengan jumlah usia kerja sebesar 388 jiwa, maka ada angka pengangguran pada
kelompok pengrajin anyaman sebesar 162 jiwa atau terdapat 42,6 persen pengangguran dari jumlah penduduk usia angkatan kerja. Angka tersebut
merujuk pada kategori pengangguran tidak kentara yaitu mereka yang bekerja tidak tetap seperti buruh bangunan, pekerja borongan, ibu rumah tangga.
Komposisi kelompok pengrajin anyaman berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Komposisi Penduduk Pengrajin Anyaman Desa Sawah Kulon Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Bulan Juli Tahun 2006
NO. Tingkat Pendidikan
Jumlah Jiwa 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
Belum sekolah Tidak sekolah
Tidak tamat SD Tamat SD
SLTP SLTA
AkademiSarjana muda Sarjana
S 2 7
2 76
103 148
132 -
- -
1,5 0,4
16,3 22,0
31,6 28,3
- -
- Jumlah
468 100,0
Tingkat pendidikan yang rendah, jumlah kelompok pengrajin yang menyelesaikan pendidikan SD tidak melanjutkan ke SLTP sangat tinggi yaitu
18,2 persen yang akan berpengaruh kepada tingkat pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman pengrajin.
Menurut wawancara dengan setiap kepala dusun, migrasi pada kelompok pengrajin anyaman jarang sekali terjadi. Anggota keluarga dari para pengrajin
yang telah menamatkan pendidikan baik pada tingkat SD, SLTP, maupun SLTA biasanya tetap tinggal di dusunnya. Pekerjaan yang mereka lakukan dengan
mengerjakan apa yang telah ada, atau mengikuti jejak orang tua mereka. Hal ini
38
menunjukkan bahwa pada kelompok pengrajin anyaman lapangan pekerjaan yang tersedia diusahakan atau dipaksakan untuk dapat menampung usia
angkatan kerja atau lapangan pekerjaan yang ada walaupun tidak mendatangkan penghasilan yang memadai.
Angka pengangguran yang mencapai 162 orang dari 388 usia kerja dapat memberikan peluang kepada kelompok pengrajin untuk menciptakan lapangan
kerja dengan menambah omzet pembuatan kerajinan. Sehingga angka pengangguran yang ada pada kelompok pengrajin dapat di tampung pada
lapangan pekerjaan ini, apalagi ditunjang oleh luasnya lahan untuk menanam bahan baku. Potensi produksi kerajinan anyaman apabila dikembangkan dapat
memberikan peluang untuk terciptanya lapangan kerja.
4. 3. Kondisi Perekonomian Masyarakat