3. Kondisi Perekonomian Masyarakat Struktur Komunitas

38 menunjukkan bahwa pada kelompok pengrajin anyaman lapangan pekerjaan yang tersedia diusahakan atau dipaksakan untuk dapat menampung usia angkatan kerja atau lapangan pekerjaan yang ada walaupun tidak mendatangkan penghasilan yang memadai. Angka pengangguran yang mencapai 162 orang dari 388 usia kerja dapat memberikan peluang kepada kelompok pengrajin untuk menciptakan lapangan kerja dengan menambah omzet pembuatan kerajinan. Sehingga angka pengangguran yang ada pada kelompok pengrajin dapat di tampung pada lapangan pekerjaan ini, apalagi ditunjang oleh luasnya lahan untuk menanam bahan baku. Potensi produksi kerajinan anyaman apabila dikembangkan dapat memberikan peluang untuk terciptanya lapangan kerja.

4. 3. Kondisi Perekonomian Masyarakat

Jenis mata pencaharian penduduk Desa Sawah Kulon dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 9. Komposisi Penduduk Desa Sawah Kulon Berdasarkan Mata Pencaharian pada Bulan Juli Tahun 2006 No. Mata Pencaharian Jumlah Jiwa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Petani Buruh tani PNS Pertukangan Pengrajin Pedagang Peternak ABRI BuruhPegawai swasta Montir Dokter Wiraswasta 238 352 45 214 170 120 5 258 15 2 67 17,00 19,90 3,20 13,40 12,20 8,60 0,40 18,60 1,10 0,14 5,16 Jumlah 1386 100,00 Data jenis mata pencaharian menurut hasil wawancara dengan pegawai desa selain diperoleh dari hasil sensus, juga dilihat dari data kartu keluarga yang ada di desa. Khusus pada jenis mata pencaharian pengrajin, dari 214 pertukangan dan pengrajin terdapat 142 sebagai pengrajin anyaman. Data sebesar 142 adalah dihitung berdasarkan kepala keluarga yang mekelakukan pekerjaan pengrajin anyaman sebagai mata pencaharian. Pola nafkah ganda dalam data pengrajin tidak terungkap, karena setiap melakukan pendataan jenis pekerjaan dan siapa saja yang bekerja untuk menambah penghasilan keluarga selalu mendapat jawaban tidak ada. Pada kenyataan di lapangan, yang 39 melakukan pekerjaan anyaman bisa dilakukan tidak oleh kepala keluarga saja tetapi anggota keluarga lain ikut membantu. 4. 4. Struktur Komunitas Lazimnya sebuah komunitas, sturktur dalam komunitas akan terbentuk seiring dengan terjadinya interaksi antara individu-individu dalam komunitas. Dari seringnya terjadi interaksi akan muncul ikatan sosial pada masing-masing individu. Pola interaksi yang memunculkan ikatan sosial pada kelompok pengrajin anyaman menimbulkan ciri karakteristik kelompok tersebut.

A. Pelapisan Sosial

Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi, pelapisan sosial yang terbentuk di kelompok pengrajin anyaman dapat dilihat secara fisik dan non fisik. Pelapisan sosial yang terjadi tidak menimbulkan kesenjangan karena adanya saling membutuhkan diantara lapisan sosial. Khusus pada kelompok pengrajin anyaman Di Desa Sawah Kulon pelapisan soial terbentuk karena didasarkan pada : 1 Kekayaan yang dimiliki Orang yang memiliki kekayaan berupa tanah yang luas biasanya memiliki beberapa pekerja sebagai penjaga sawah atau kebun. Dari interaksi seperti itulah terbentuk saling membutuhkan, yang kaya memberikan upah, penjaga memiliki tenaga. Dari 142 KK yang terlibat dalam produksi anyaman terdapat 32 KK yang memiliki lahan sawah tetapi tidak luas hanya berkisar 100 – 250 meter persegi. Juga diantaranya yang memiliki lahan pertanian yang digunakan untuk menanam bahan baku anyaman. 2 Tingkat pendidikan formal Orang yang berpendidikan tinggi berada pada lapisan atas pada struktur komunitas karena mereka memiliki cara berpikir yang lebih maju dibanding dengan yang berpendidikan rendah. Mereka dianggap bisa dijadikan rujukan untuk menyelesaikan permasahan yang timbul di masyarakat. Pada struktur kelompok pengrajin anyaman tingkat pendidikan yang tinggi hanya sampai pada SLTA. 3 Aktifitas dalam kegiatan organisasi kemasyarakatankeagamaan Orang yang aktif dalam kegiatan organisasi kemasyarakatankeagamaan dianggap memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dan memiliki akses untuk dapat berhubungan dengan pejabat pemerintah baik tingkat kecamatan maupun 40 kabupaten. Anggota kelompok pengrajin anyaman rata-rata terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan terutama keagamaan.

B. Kepemimpinan dan Sumber Kepemimpinan

Kepemimpinan yang muncul pada kelompok pengrajin di dasarkan pada : 1 Jabatan dari pekerjaan seseorang Kades, Sekdes, PNS, ABRI 2 Pada kelompok mana tokoh tersebut berada pemuda, agama, dll 3 Aset kekayaan yang dimiliki seseorang Dari sumber kepemimpinan tersebut timbul kriteria tokoh kepemimpinan : 1. Tokoh Formal : Yang dibentuk karena jabatan dalam pekerjaan seperti Kepala Desa, sekretaris Desa, Pegawai KUA Kecamatan, Guru, dan lain-lain. 2. Tokoh Informal :Dibentuk karena kekayaan yang dimiliki, aktifitas dalam kegiatan keagamaan, pemuda, remaja, organisasi PKK, Pos Yandu, dan lain- lain.

C. Respon anggota kelompok pengrajin terhadap kepemimpinan

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara, kelompoki pengrajin akan mengunjungi tokoh pemimpin informal dan formal secara kekeluargaan apabila mereka memiliki masalah. Kepatuhan terhadap tokoh formal juga menyangkut hal-hal yang bersifat prosedural seperti pembuatan KTP, KK, surat pindah, dan lain-lain. Pada pemilihan ketua RT atau RW saran dari tokoh formal sangat diperhatikan. Pemilihan dilakukan secara demokratis dengan memperhatikan wibawa, kharismatik dan kedekatan dengan masyarakat. Pemimpin informal kelompok pengrajin banyak berperan di masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan dan keagamaan. Tokoh informal tersebut banyak berperan dalam pengembangan usaha kerajinan. Seperti musyawarah yang dilakukan mendapat sumbang saran yang paling dominan dari tokoh informal tentang bagaimana mengembangkan usaha kerajinan anyaman agar diprioritaskan untuk diusulkan ke tingkat kecamatan.

D. Jejaring Sosial kelompok pengrajin anyaman dalam Komunitas

Tokoh formal diyakini kelompok pengrajin anyaman memiliki hubungan dengan pembuat dan pengambil kebijakan yaitu pemerintahan kabupaten. Seperti Camat, pegawai KUA, Guru, atau PNS lainnya. Oleh karena itu apabila anggota kelompok pengrajin di hadapkan pada masalah yang berhubungan dengan kebijakan pemerintah, mereka akan mendatangi tokoh formal tersebut. Keberadaan kelompok pengrajin anyaman juga terlibat dalam Badan Permusyawaratan Desa BPD sehingga jejaring sosial dapat terbentuk. 41 Keterlibatan kelompok pengrajina anyaman dalam BPD tidak terlepas dari peran pimpinan kelompok baik pimpinan formal dan informal. Untuk lebih jelasnya daoat dilihat pada gambar berikut. Tokoh Masyarakat formal dan informal Klp. pengrajin Desa aparatnya MUSYAWARAH BPD Badan Perwakilan Desa Keputusan Bersama Kecamatan Gambar 3. Jejaring Sosial Kelompok Pengrajinn Anyaman dalam Masyarakat Desa Sawah Kulon : Memiliki kontribusi Dalam kaitannya dengan pengembangan usaha kerajinan anyaman, tokoh formal dan informal perlu dilibatkan untuk menggali potensi dalam kelompok pengrajin anyaman. Keberadaan pengrajin akan menyangkut kepentingan masyarakat banyak, maka keterlibatan tokoh formal dan informal diperlukan sebagai orang yang dipercaya oleh masyarakat banyak.

4. 5. Organisasi dan Kelembagaan A. Lembaga Kemasyarakatan