2. 2. Dampak UP2K terhadap Pengembangan Ekonomi Lokal Kelompok Pengrajin Anyaman

63 1. Kelompok yang terdiri dari anggota yang sangat memerlukan dana usaha perbaikan pengembangan perajinan anyaman, baik yang telah atau belum mendapatkan bantuan dana dari program manapun, 2. Kelompok pengrajin anyaman yang terdiri dari anggota dengan keluarga yang memilki usaha belum tergabung pada kelompok usaha ekonomi produktif secara bersama. 3. Setiap kelompok terdiri dari 7 – 10 keluarga yang diwakili oleh 1 orang yang masuk dalam 1 kelompok pelaksana usaha. 4. Program UP2K-PKK memfokuskan pada wanita sebagai anggota kelompok usaha dengan pertimbangan wanita sebagai motor penggerak ekonomi keluarga. Kegiatan usaha yang dilaksanakan dalam UP2K-PKK di Kabupaten Purwakarta meliputi : 1. Usaha merupakan penyediaanpengadaan kebutuhan masyarakat sehari- hari. 2. Hasil usaha produksi yang mudah untuk dipasarkan. 3. Bahan baku usaha mudah diperoleh dan tersedia sebagai kekayaan lokal yang dimilki warga anggota kelompok usaha. 4. Usaha produktif dapat menghasilkan dalam waktu singkat 3 – 6 bulan. 5. Usaha yang berkelanjutan, artinya usaha yang dirintis adalah usaha yang telah mengakar pada kelompok dan menjadi kebutuhan bagi anggota kelompok. 6. Kegiatan usaha yang dilakukan tidak bertentangan dengan tata nilai, norma, dan peraturan yang ada dan dengan kebudayaan setempat.

5. 2. 2. Dampak UP2K terhadap Pengembangan Ekonomi Lokal Kelompok Pengrajin Anyaman

Pengembangan ekonomi lokal local economic development merupakan kerja sama seluruh komponen masyarakat di suatu daerah local untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sustainable economic growth yang akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi economic welfare dan kualitas hidup quality of life seluruh masyarakat di dalam komunitas. Pengembangan ekonomi lokal lebih menunjuk pada adanya aktivitas ekonomi lokal yang dilakukan secara bersama-sama oleh komunitas lokal dengan tujuan untuk mencapai perkembangan ekonomi secara berkelanjutan. 64 Usaha kelompok pengrajin anyaman merupakan lembaga ekonomi lokal masyarakat Desa Sawah Kulon. Aktivitas yang dilakukan pengrajin anyaman menunjuk pada usaha bersama untuk pertumbuhan ekonomi pengrajin dan masyarakat desa secara berkelanjutan. Aktifitas tersebut merupakan aktifitas bersama antara pengrajin dalam kelompok usaha, penyedia bahan baku, pedagang dan pembeli.

A. UP2K dan Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Sasaran program UP2K-PKK adalah keluarga dengan penghasilan rendah, telah atau belum memilki kegiatan usaha, benar-benar menambahkan penambahan dana. Data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan kelompok khusus pokja PKK desa. Bantuan yang diberikan kepada amnggota kelompok berupa stimulan yang harus dikembalikan kepada pengelola kegiatan kelompok untuk diputarkan atau digulirkan kepada anggota kelompok lainnya. Dari sistem kelembagaan perguliran dana bantuan UP2K-PKK nampak dengan jelas bahwa bantuan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi anggota kelompok usaha. Kegiatan usaha kerajinan anyaman dilakukan dengan : 1. Merupakan usaha yang dilakukan secara berkelompok karena penggunaan bahan baku secara bersama-sama. 2. Kekuatan dan kohesifitas Kebersamaan, gotong royong, kepercayaan dalam kelompok menjadi penentu tetap berlangsungnya usaha tersebut. 3. Usaha bersama pada kelompok masyarakat yang masih dalam kondisi pra sejahtera dan sejahtera 1. 4. Kelompok usaha ini merupakan kekuatan ekonomi lokal yang dapat mengembangkan ekonomi lokal. 5. Memperluas kesempatan kerja dan berusaha melalui aktivitas produksi, perdagangan dan jasa. 6. Dapat meningkatkan pendapatan asli desa. Keberadaan usaha kelompok pengrajin anyaman dinilai mampu menjadi tulang punggung bagi pertumbuhan perekonomian masyarakat Desa Sawah Kulon. Usaha ini pun dapat menunjang pertumbuhan ekonomi masyarakat desa khususnya di Desa Sawah Kulon melaui kegiatan : a. Penyerapan tenaga kerja pada sistem produksi dan pemasaran. b. Pemerataan pendapatanpenghasilanupah. c. Peningkatan hasil pertanian bahan baku utama kerajinan anyaman. 65

B. UP2k dan Pemanfaatan Potensi Ekonomi Lokal

Pelaksanaan program UP2K-PKK lebih menekankan pada pemanfaatan potensi ekonomim lokal, sumber daya manusia, serta mendorong agar usaha berkelanjutan. Usaha kerajinan anyaman merupakan potensi ekonomi lokal yang dijalankan anggota kelompok dengan keterbatasan dalam keahlian, bahan baku, modal, pemasaran, maka kontribusi untuk pemasaran yang lebih luas pun cenderung sedikit. Potensi ekonomi lokal yang terdapat di Desa Sawah Kulon diantaranya berupa : 1. Kelompok pengrajin anyaman yang dilakukan oleh 12 kelompok 142 KK. 2. Pembuat makanan ringan simping, wajit dan opak yang dikerjakan oleh kelompok ibu-ibu yang tergabung dalam kegiatan usaha ekonomi produktif. 3. Pembuat gula aren yang dekerjakan oleh 5 kelompok ibu-ibu. 4. Pengrajin pembuat sapu injuk yang dikelola oleh 3 kelompok. 5. Pasar desa dan koperasi. Kelompok pembuat kerajinan anyaman dan pembuat makanan tersebut dapat dikatakan sebagai pengusaha skala kecil yang keuntunganya hanya memperhitungkan biaya produksi saja. Mereka menyalurkan hasil produksi sebagian ke pasar desa Sawah Kulon dan sebagian dipasarkan sendiri. Jika melihat perputaran anyaman mereka menjual di pasar desa, maka pasar desa sangat membantu memasarkan produk mereka. Artinya potensi ekonomi lokal dapat ditampungdipasarkan melalui pasar desa. Kenyataan di lapangan adanya pasar desa tidak semua hasil produksi pertanian, industri rumah tangga dan kerajinan penduduk dapat ditampung di pasar desa. Seperti yang diungkapkan olah ketua kelompok pengrajin samak anyaman, ibu Diah yang menyatakan : “... kalaui samak ini di jual di pasar desa, harganya tidak bisa ditawar. Penjual pasar menginginkan kami menjual lebih murah supaya pedagang bisa menjual lagi dengan keuntungan yang lebih besar. Misalnya kami menjual seharga Rp. 25.000,- mereka tidak terima karena berapa mereka harus menjual, mereka terima kalau kita jual Rp. 15.000,-. Tapi kalau kami menitipkan di salah satu kios biasanya samak kami tidak dipajangkan malah disembunikan...” Ungkapan lain dikatakan oleh pak Haji Yasin, seorang pedagang di pasar Desa Sawah Kulon : “ ... samak anyaman dari daun pandan sudah jarang peminatnya palagi harga jualnya mahal. Karpet dari kota saja hanya Rp. 66 25.000,- lumayan bagus. Paling kalau ada pembeli yang menanyakan samak itu baru saya katakan ada dan mau pesan ukuran berapa da berapa banyak ...” Sementara untuk pembuat gula dan wajit, mereka tidak banyak mengeluhkan tentang barang produksi yang mereka titipkan di pasar desa. Beriktu penuturan ibu Ani pembuat gula aren dan wajit : “ Saya sudah lama menitipkan barang dagangan di beberapa kios di pasar, Alhamdulillah dalam semingggu hasil penjuialan sudah bisa diambil. Wajit dan gula aren sudah ada peminatnya sendiri. Harga yang saya jual juga tidak terlalu mahal, yang penting usaha saya jalan terus” Ternyata dalam kenyataannya pasar desa Sawah Kulon dapat menampung sebagain hasil produksi warga desa. Artinya pasar desa Sawah Kulon belum maksimal dapat menampung potensi ekonomi lokal Desa Sawah Kulon. Namun persaingan dalam menitipkan berbagai jenis barang dagangan melalui kios di pasar desa pun tidak dapat dihindari. Adanya kerja sama antar produsen dan pedagang pasar desa harus lebih dikuatkan agar tecipta hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme. Pada tabel berikut dapat dilihat bagaiman tingkat kemajuan yang dicapai pengrajin anyaman dalam mengelola bantuan UP2K. Tabel 12. Perkembangan Bantuan UP2K pada Kelompok Pengajin Anyaman di Desa Sawah Kulon pada Bulan Juli Tahun 2006 Kelompok Dana Awal Bantuan UP2K Perkembangan Rp Rp Rp 2004 2005 Pasawahan 500.000,- 1.500.000,- 1.700.00,- 2.200.000,- Sukahaji 500.000,- 1.500.000,- 2.00.000,- 2.700.000,-

C. UP2K dan Program Ekonomi Lokal

Program UP2K-PKK dapat dikategorikan menjadi tiga kegiatan, yaitu : 1. Kegiatan ekonomi produktif, yang berkaitan dengan peningkatan pendapatan. 2. Penguatan kelembagaan yang dapat dilakukan melalui interaksi dan relasi antar anggota kelompok pengrajin. 3. Pengembangan kapasitas anggota dan pengurus melalui pelatihan keterampilan praktis. Mengacu pada pelaksanaan program UP2K-PKK tahun 2003 dengan program ekonomi lokal, anggota kelompok yang terlibat adalah perempuan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarga. Dua kelompok Sukajahi dan Pasawahan yang masing-masing terdiri dari 10 anggota jadi 20 anggota 67 kelompok, 14 anggota diantaranya adalah perempuan. Program UP2K-PKK pada kelompok pengrajin ini mengutamakan peran gender dalam keluarga sebagai pencari nafkah dalam keluarga. Pengembangan ekonomi lokal merupakan pengembangan dalam komunitas yang menitikberatkan pada penciptaan kesempatan kerja dan menghasilkan pendapatan yang nyata bagi masyarakat. Pemilihan kegiatan usaha ekonomi disesuaikan dengan kondisi pada masyarakat. UP2K-PKK melihat adanya potensi pengrajin anyaman yang dapat dikembangkan melalui kegiatan program ini. Pengaruh program UP2K-PKK terhadap keberhasilan pengembangan ekonomi lokal, dapat dianalisis dengan melihat apakah program tersebut dapat mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan sustainable economic, dapat meningkatkan kesejahteraan sosial social welfare dan kualitas hidup quality of life. Bagaimana peran stakeholders dalam pelaksanaan program UP2K-PKK ini, dan yang juga penting bagaimana peran program ini dapat menciptakan peningkatan daya saing competitveness. Competitive advantage timbul ketika jenis usaha mampu memasarkan produk dengan harga yang sama dengan yang dipasarkan pihak lain. Tetapi dengan tingkat biaya yang rendah dan kualitas yang sama atau bahkan lebih tinggi. Dengan adanya tingkat biaya yang rendah cost advantages akan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi differentiation advantages, sehingga jenis usaha tersebut mampu menciptakan nilai-nilai value yang lebih unggul di mata konsumen. Kesinambungan antara SDA dengan SDM dengan dukungan modal akan dapat meningkatkan pendapatan dari suatu jenis usaha. Tetapi masih banyak faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan sebuah usaha, antara lain manajemen, teknologi, pasar input, dan pasar produk. Sedangkan penerimaan pasar terhadap hasil produksi dipengaruhi oleh harga. Kondisi pasar dipengaruhi biaya dalam produksi. Apabila biaya produksi tinggi, untuk mendapatkan keuntungan yang signifikan, maka harga jual akan dinaikan. Kondisi produksi anyaman memiliki kendala dalam hal manajemen, produksi dan pemasaran. Keberhasilan usaha kerajinan anyaman perlu ditunjang oleh bahan baku, tenaga kerja, pengelolaam keuangan, teknologi dalam produksi, teknik pemasaran, sampai pada melakukan kemitraan dan jejaring networking dengan usaha yang lain. Selama ini usaha kerajinan anyaman 68 dilakukan secara tradisional sehingga prinsip yang mereka jalankan adalah asal barang laku, asal ada uang masuk.

5. 2. 3. UP2K, Pengembangan Kelembagaan, Modal Sosial, dan Gerakan Sosial