Teknologi dan keterampilan Mitra kerja 3. Kelembagaan Pemasaran

85

4. Teknologi dan keterampilan

Proses pembuatan kerajinan anyaman selama ini tidak menggunakan peralatan teknologi. Menganyam secara tradisional dengan menggunakan tangan. Pada proses akhir merapikan ujung anyaman menggukan alat yang mereka sebuah ”catok” untuk menguatkan ujung lipatan. Proses pembuatan seperti ini memerlukan ketelitian. Untuk proses pewarnaan pun mereka melakukan tanpa bantuan teknologi. Pengecatan dilakukan dengan merendam bahan baku dalam cairan pewarna yang kemudian dijemur. Setelah kering kemudian proses menganyam. Keterampilan yang diperoleh para pengrajin ini semuanya diperoleh secara turun temurun. Dimulai dengan melihat orang lain, kemudian mencoba meniru, dan akhirnya bisa membuat sendiri. Kualitas hasil anyaman yang diperoleh cukup memenuhi standar untuk dijual di pasaran.

5. Mitra kerja

Pada penyediaan bahan baku, permodalan, dan pemasaran, kelompok pengrajin ini melakukan mitra kerja dengan koperasi dan bandar. Dalam perkembangan kelompok pengrajin anyaman di Desa Sawah Kulon, koperasi pasar desa, koperasi desa, dan koperasi kecamatan pernah memberikan bantuan dalam hal permodalan, bahan baku dan pemasaran. Pemberian modal yang diberikan koperasi desa dan kecamatan tidak menjangkau 12 kelompok yang ada. Tetapi dalam pemasaran kerajinan, koperasi pasar desa telah menjangkau semua kelompok pengrajin. Koperasi pada tingkatan yang lebih tinggi seperti koperasi yang ada di tingkat kabupaten hanya koperasi pada Dinas Koperasi dan UKM. Itupun tidak lama karena melakukan kemitraan apabila ada bantuan atau kegiatan pameran. Melakukan kemitraan dengan bandar hanya dilakukan oleh beberapa kelompok saja. Kemitraan dalam pemasaran dan bahan baku.

6. 3. Kelembagaan Pemasaran

Seperti halnya kelembagaan produksi, kelembagaan pemasaran pun pada kajian ini menitik beratkan pada definisi operasional yaitu sebagai tata aturan atau pola hubungan yang mengatur perilaku pengrajin anyaman dari mulai aturan main sanksi, persaingan, pola hubungan dan dasar penentuan harga, serta hubungan dengan bandar. Definisi operasional pun didasarkan pada hasil pangamatan di lapangan selama melakukan kajian. Pengamatan yang dilakukan 86 pada tahapan definisi kelembagaan pemasaran menekankan pada kegiatan yang memilik hubungan denga pemasaran yang ditemukan di lapangan, seperti tertera pada definisi operasional di atas. Bahasan kelembagaan pemasaran pada kajian ini pun selanjutnya akan lebih menekankan pada : 1. Aturan Main dan Sanksi, 2 Persaingan, 3 Pola