1. Kelembagaan Produksi TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Tinjauan Teoritis

14 memiliki fleksibilitas sekaligus menjamin efisiensi adalah melalui pembentukan jejaring networking. Jejaring dapat dibentuk dengan kerjasama antar lembaga pada tingkatan yang sama atau berbeda pada berbagai tingakatan daerah, propinsi, atau pusat. 2. 1. 2. Kelembagaan Produksi Istilah kelembagaan instituion dapat diartikan sebagai tata aturan atau pola hubungan yang mengatur perilaku dalam sebuah sebuah sistem abstark. Dapat pula diartikan sebagai bentuk wujud berupa lembaga seperti organisasi tertentu konkrit. Kelembagaan menurut Hayami dan Kikuchi 1982 dalam Syahyuti 2003 adalah suatu perangkat aturan yang mengatur atau mengikat dan dipatuhi oleh masyarakat. Pengembangan kelembagaan dalam kaitannya dengan ekonomi lokal dapat didefinisikan sebagai proses untuk memperbaiki kemampuan lembaga guna mengefektifkan penggunaan sumber daya manusia dengan keuangan yang tersedia Israel, 1992. Aninditya 2004 berpendapat bahwa produksi merupakan proses kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap dipakai dengan semuan sistem yang manjadi faktor penunjang. Assauri dalam Nilasari dan wilujueng 2006 berpendapat bahwa Produksi adalah merupakan segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan utilitiy sesuatu barang atau jasa. Kegunaan yang diperoleh dari proses produksi adalah : 1. Kegunaan bentuk Utility of Form. Seperti daun pandan menjadi tikar, topi, tas, dompet. 2. Kegunaan Waktu Utility of Time. Tejadi proses penyimpanan setelah berbentuk barang siap pakai dengan tujuan untuk menunggu pasar memerlukan produk tersebut. 3. Kegunaan Tempat Utility of Place. Adanya pendistribusian barang sehingga memerlukan jasa transportasi. 4. Kegunaan Milik Utility of Ownership. Melalui usaha perdagangan maka pengrajin memiliki dan bebas memperdagangkan hasil produksi yang diciptakannya untuk mendapatkan hasil atau keuntungan. Fungsi produksi yang dijalankan oleh pengrajin anyaman adalah berupa aktifitas menciptakan barangjasa sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan waktu, harga, dan jumlah yang tepat. Terdapat 4 fungsi produksi dalam kelembagaan produksi anyaman, yaitu : 15 1. Proses, meliputi berbagai metode dan teknik yang digunakan dalam pengolahan bahan baku. 2. Jasa, aktifitas yang dilakukan sehingga proses dapat dipergunakan secara efektif. Jasa sangat berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi untuk menjamin berlangsungnya proses produksi. 3. Perencanaan, merupakan pedoman dari kegiatan produksi untuk waktu tertentu. Perencanaan dilakukan untuk pencapaian tujuan produksi agar dilaksanakan secara afektif. 4. Pengawasan, dilakukan untuk menjamin bahwa kegiatan dapat dilaksanakan semsestinya. Pengawasan diperlukan untuk membandingkan antara rencana dengan kenyataan, sehingga apabila terjadi penyimpangan akan dilakukan koreksi sebelum produk dipasarkan. Pembuatan kerajinan anyaman dari daun pandan sehingga menjadi sebuah hasil anyaman tikar, topi, tas, sandal, dan lain-lain yang siap pakai, banyak melibatkan faktor yang mendukung untuk terjadinya sebuah hasil produksi :. 1. Tenaga kerja yang mengerjakan pembuatan kerajinan yang berkaitan dengan sistem pengupahan, 2. Modal finansial untuk memperoleh kemudahan fasilitas dan sistem upah, 3. Bahan baku sebagai bahan dasar pembuat kerajinan, 4. Teknik keterampilan untuk membuat kerajinan sehingga menghasilkan produk yang beraneka ragam dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. 5. Pola produksi yang dilakukan bersifat musiman atau menatapkonsisten. Usaha kecil yang dilakukan secara berkelompok, khususnya pada pengrajin anyaman, dikarenakan letak tempat tinggal pengrajin yang berdekatan. Lokasi para pengrajin yang berdekatan ternyata dapat membantu proses produksi dalam hal memperoleh tenaga kerja dan bahan baku yang cukup. Oleh karena itu, pengkaji lebih menitik beratkan kelembagaan produksi pada definisi operasional menurut Tambunan 2001 sebagai pola hubungan yang mengatur perilaku kelompok usaha kecil dari mulai pelibatan tenaga kerja, upah, keragaan produksi, perolehan bahan baku, permodalan, teknologiketerampilan, dan pihak ketiga usaha kelompok kecil. Definisi operasional ini didasarkan pula pada hasil pangamatan di lapangan selama melakukan kajian. Pengkaji melakukan pengamatana pada tahapan definisi kelembagaan produksi karena kegiatan yang berhubungan denga produksi yang ditemukan di lapangan adalah seperti 16 tertera pada definisi operasional menurut Tambunan 2001. Oleh karena itu, bahasan kelembagaan produksi pada kajian ini pun selanjutnya akan lebih menekankan pada : 1. Tenaga kerja dan Upah, 2 Bahan Baku, 3 Permodalan, 4 Teknologi dan Keterampilan, dan 5 Pihak ketiga mitra Kerja. Sistem kelembagaan produksi kerajinan anyaman akan menjadi input bagi tercapainya hasil pemasaran yang dapat meningkatkan kesejahteraan para pengrajin. Sistem upah tenaga kerja dan penentuan harga produksi dapat dipengaruhi oleh pola kelembagaan produksi yang selama ini dilakukan. Penggunaan teknologi pada proses produksi sangat memungkinkan dilakukan pada kelompok pengrajin anyaman. Tetapi karena pola hidup di pedesaan yang mengutamakan kekeluargaan dan gotong royong, bukan tidak mungkin untuk menggunakan teknologi, tetapi lebih pada pentingnya penyerapan tenaga kerja di desa dan pembagian hasil upah yang merata.

2. 1. 3. Kelembagaan Pemasaran