1. Karakteristik Pengrajin Anyaman Kepemimpinan

73

VI. KELEMBAGAAN PRODUKSI DAN PEMASARAN PENGRAJIN ANYAMAN

6. 1. Karakteristik Pengrajin Anyaman

Secara operasional, pengranijn anyaman dalam kajian ini didefinisikan sebagai orang-orang penduduk Desa Sawah Kulon yang terlibat dalam proses produksi dan pemasaran kerajinan anyaman. Adapun keterlibatan mereka tidak terbatas hanya pada partisipasi tenaga saja tetapi mereka yang memiliki modal maupun tidak, modal disini bisa berupa uang, tenaga, dan lahan. Gambaran mengenai karakterisitik pengrajin anyaman yang berjumlah 142 KK di Desa Sawah Kulon yang tersebar di 5 dusun diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap 142 pengrajin dan pengamatan disekitar lingkungan tempat tinggal pengrajin. Pengrajin anyaman berumur antara 25 – 64 tahun. Tabel berikut menunjukkan karakteristik pengrajin yang tersebar di 5 dusun. Tabel 13 Karakteristik Pengrajin Anyaman Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin di Desa Sawah Kulon pada Bulan Juni tahun 2006 Klp. Umur Jumlah Pendidikan Jiwa Jiwa Tdk tmt SD Tmt SD SMP SLTA ... 30 30 – 50 50 ... 43 89 10 - 4 2 8 53 8 32 27 - 2 3 - Data tersebut di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan para pengrajin anyaman relatif masih rendah dengan hampir 50 persen berpendidikan SD. Kondisi ini akan berdampak pada tingkat keterampilan, pemahaman teknologi, dan pengembangan usaha anyaman selanjutnya. Terlebih data 50 persen tersebut berada pada usia produktif yang memiliki kesempatan sangat luas untuk dapat mengembangkan usaha anyaman ini. Pengrajin anyaman di Desa Sawah Kulon bekerja secara kelompok yang dibentuk oleh adanya perasaan saling memerlukan dan bahwa lahan yang mereka tempati dapat memberikan kehidupan kepada semuanya. Karenanya pada komunitas pengrajin ini timbul perasaan komunitas community sentiment antara lain seperasaan, sepenanggungan, dan saling memerlukan.

1. Kepemimpinan

Pengrajin anyaman di Desa Sawah Kulon bekerja secara kelompok, kepemimpinan diantara pengrajin terjadi secara alamiah. Pemimpin kelompok adalah yang paling tua usianya diantara pengrajin yang lain. Dari 12 kelompok 74 pengrajin, 8 kelompok diantaranya dipimpin oleh orang yang paling tua usianya. Pertimbangan memilih yang tertua sebagai pemimpin kelompok adalah karena faktor pengalaman dan kearifan dalam mengambil keputusan. 4 kelompok lainnya 2 kelompok di Pasawahan, 1 kelompok di Sukahaji, dan 1 kelompok di Cihuni dipilih berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh ketua. Seperti ketua kelompok pengrajin di Dusun Pasawahan dan Cihuni diketuai oleh seorang guru madrasah. Proses pemilihan ketua dilakukan secara musyawarah dengan kesepakatan semua anggota pengrajin. Tabel 14. Alasan Pemilihan Ketua Kelompok Pengrajin Anyaman di Desa Sawah Kulon pada Bulan Juli 2006 Dusun Jumlah Alasan pemilihan Ketua kelompok Tokoh Usia Pekerjaan Mufakat Warung Kadu 3 v v v - Sukahaji 2 - - v V Pasir angin 1 - v - - Pasawahan 4 - V 2 klp - V 2 klp Cihuni 2 v - - V Pemilihan dengan pertimbangan bahwa orang yang memilki pendidikan lebih tinggi dari anggota lainnya, maka Ia dapat mewakili kelompoknya menyalurkan aspirasi kelompok di luar kelompoknya. Kelompok pengrajin anyaman di Dusun Sukahaji dipimpin oleh Bapak Ajo umur 32 tahun, pendidikan Aliyah, seperti penuturan Pak Ihin salah satu anggota pengrajin di Dusun Sukahaji : Abdi mah percanten ka Ayi Ajo, tiasa janten guru ngaos di madrasah ge tos pinter. Mingpin usaha karajinan anyaman ge tiasaeun pisan. Buktosna, tos bade 5 warsih lancar wae. Kantos kenging bantosan ti Kecamatan, lancar. Pami aya pesenan ih tiasa pisan si Ayi Ajo mah ngordinirna, bubuhan guru atuda. Dina ngabagi hasil kauntungan ge estuning tara aya nu protes da tos kenging nginten-nginten si Ayi sakumaha-sakumahana. Saya percaya pada saudara Ajo, bisa menjadi guru ngaji di madrasah tandanya pinter. Memimpin usaha kerajinan anyaman juga bisa. Buktinya, sudah 5 tahun lancar saja. Pernah mendapat bantuan dari Kecamatan, lancar. Kalau ada pesanan bisa sekali saudara Ajo mengkordinir, karena dia seorang guru. Dalam membagi hasil keuntungan tidak pernah ada yang protes karena sudah hasil menghitung berapa besarnya. Berbeda dengan kelompok pengrajin di Dusun Pasir Angin dan Warung Kadu yang semua pemimpin dipilih berdasarkan usia dan pengalaman . Ketua kelompok pengrajin di Dusun Pasir Angin adalah Bah Akun umur 56 tahun, pendidikan SD. Berdasarkan hasil wawancara dengan Mak Eya umur 50 tahun, 75 pendidikan tidak tamat SD salah satu anggota pengrajin di Pasir Angin, beliau mengemukakan pendapat tentang kepemimpinan Abah Akun selama ini. Bah Akun tos biasa mingpin kagiatan, boh di masjid pangaosan atawa di kegiatan masyarakat, tujuhwelasan, gotong royong, pemilu, sagala bisa da geus kolot loba pangalamanna. Jadi ka kami ge dina ngolah karajianan anyaman nyieun samak, topi, kantong, sok alus wae katarima na teh. Tara loba cacarita, der-der digawean ku nu geus biasa migawena, jeung deuih lamun babagi hasil jujualan tara ngabeda-beda, ngeunah kakabehan. Bah Akun sudah biasa memimpin kegiatan, di mesjid pengajian atau kegiatan kemasyarakatan, tujuhbelasan, gotong royong, panitia pemilu, serba bisa karena banyak pengalaman. Jadi pada pembuatan kerajin anyaman samak, topi, tas, selalu bagus diterima oleh anggota. Tidak pernah banyak cerita, langsung membuat dengan yang biasa membuat kerajinan, dan dalam membagi hasil tidak pernah membeda-bedakan, enak buat semua anggota. Kelompok pengrajin anyaman lainnya yang memilih ketua berdasarkan ketokohan adalah 3 kelompok di Dusun Warung Kadu. Salah satunya Pak Saudi umur 54 tahun, pendidikan SMP, pekerjaan pesuruh di Kecamatan adalah ketua kelompok karena ketokohan di masyarakat. Ibu Rani umur 38 tahun, pendidikan Aliyah, ibu rumah tangga mengemukakan pendapat tentang kepemimpinan Pak Saudi dalam wawancara. Walaupun Pak Saudi cuma upas di kantor Kecamatan, tapi beliau cukup bisa mengelola kegiatan pembuatan kerajinan anyaman. Bisa karena biasa Bu, kan sehari-harinya gaul dengan orang kecamatan. Kalau sedang banyak bahan baku atau pesanan, Pak Saudi bisa dan terbiasa mengkordinir kegiatan dan kami nurut aja sama dia karena selama ini tidak pernah mengecewakan baik dalam pembagian kerja maupun hasil keuntungan.

2. Ikatan dan Struktur terbentuknya kelompok