106
4. Keterlibatan stakeholders
Keterlibatan pemerintah diperlukan untuk mendukung usaha yang dilakukan kelompok pengrajin anyaman. Pemerintah bertanggung jawab
terhadap usaha yang dilakukan warganya dalam meningkatkan taraf hidup mereka. Demikian pula yang dilakukan oleh kelompok pengrajin anyaman di
Desa Sawah Kulon perlu mendapat dukungan dari pemerintah. Keberpihakan pemerintah dapat berupa adanya program kegiatan dengan sasaran kelompok
pengrajin anyaman. Bantuan permodalan melalui lembaga keuangan seperti koperasi. Dukungan dalam produksi berupa penyiapan bahan baku yang bagus,
tenaga kerja yang terampil, pemasaran yang lancar, sehingga usaha ini dapat berkembang dan berkelanjutan.
Kekuatan ekonomi lokal yang ada di Desa Sawah Kulon dapat dilibatkan dalam mengembangkan usaha kerajinan anyaman ini. Pasar desa, usaha
ekonomi produktif, koperas merupakan potensi lokal yang dapat diandalkan untuk menunjang pengembangan usaha kerajinan anyaman. Adanya modal
sosial dan kekuatan ekonomi loka jika disinergiskan dapat menjadi kekuatan untuk mengambangkan potensi kerajinan anyaman.
7.2. Analisis SWOT
Identifikasi potensi dan permasalah dilakukan melalui FGD yang dilakukan bersama dengan para perwakilan kelompok pengrajin anyaman.
Identifikasi dilakukan secara partisipasi aktif anggota FGD dengan menggunakan analisis SWOT Strenght, Weakness. Opportunities, Threats atas pendapat
pengrajin terhadap usaha yang telah mereka lakukan selama ini. Terdapat 2 faktor dalam identifikasi potensi dan permasalahan. Faktor internal terdiri dari
kekuatan strengths dan Kelemahan weakness, faktor eksternal terdiri dari peluang opportunities dan ancaman threats. Tabel berikut menyajikan matriks
analisis SWOT terhadap identifikasi potensi dan permasalahan yang dilakukan melalui FGD dengan metoda Methode Participatory Assessment MPA.
107
Tabel 19. Matriks Analisis SWOT Terhadap Identifikasi Potensi dan Permasalahan yang Dihadapi Pengrajin Anyaman di Desa Sawah
Kulon Kondisi Internal
Strengths Kekuatan Weakness kelemahan
a. Modal sosial : Kebersamaan, gotong royong, kepercayaan.
b. Fleksibilitas waktu produksi dan pemasaran tidak berdasar jam
kerja tapi ada target. c. Keterampilan menganyam yang
diperoleh secara turun temurun. d. Daya dukung : Lahan, tenaga kerja,
modal. e. Usaha turun temurun yang telah
lama ditekuni pengrajin a. Keterampilan tidak berkembang
karena pendidikan yang rendah. b. Sistem kerja dan pengupahan
yang kurang memotifasi pengrajin untuk lebih berprsetasi .
c. Keterbatasan modal.
d. Mencari dan mengolah bahan baku menjadi lebih baik.
e. Pemasaran yang tidak berkembang dan terbatas.
Kondisi Eksternal Opportunities Kesempatan
Threats Ancaman a. Adanya dukungan dari lingkungan
masyarakat tokoh masyarakat, pemerintah desa, dan memperluas
dukungan dari instansi pemerintah daerah dan lembaga lainnya.
b. Keberlanjutan program pemerintah yang pernah ada bagi kelompok
yang pernah mendapat program bantuan, dan kemungkinan
kelompok lainnya untuk memperoleh program bantuan lain.
c. Pasar desa, koperasi di tingkat desa dan kecamatan, dan peran
bandar sebagai alternatif pemasaran.
d. Kerjasama dengan
pengrajin lainmengembangkan usaha.
a. Persaingan dalam pemasaran dengan produk yang sama hasil
produksi dari daerah lain. b. Akses terhadap informasi untuk
pengembangan usaha yang terbatas.
c. Kemampuan untuk membaca pasar yang lemah
Diagram analisis SWOT disusun pengkaji untuk dapat merumuskan faktor-faktor mana saja yang dapat dijadikan sebagai pendukung untuk
keberlanjutan usaha pengrajin anyaman. Sedangkan untuk prioritas masalah dan kebutuhan yang telah dirumuskan melalui FGD, wawancara, pengamatan, dan
MPA, dapat dilihat pada Tabel 20 analisis masalah serta gambar 9 tentang analisis pohon masalah.
108
Gambar 8. Diagram Analisis SWOT Terhadap Identifikasi Potensi dan Permasalahan yang Dihadapi Pengrajin Anyaman di Desa Sawah
Kulon Berbagai Peluang
1. Keterampilan yang
diperoleh turun temurun dan kurang berkembang
2. Program pemerintah
yang pernah ada sebagai awal
dari dukungan pemerintah 3. Pasar desa, bandar,
koperasi sebagai alternatif untuk mengatsi Kesulitan
pemasaran 4. Kerjasama
dengan kelompok lain dalam satu
desa untuk mengatasi kekurangan modal dan
bahan baku
Intinya pada : Kualitas tenaga kerja pengrajin anyaman,
dukungan stake holders, pemasaran, modal dan bahan
baku. 1. Modal sosial yang ada pada
masyarakat Desa Sawah Kulon dan pada kelompok
pengrajin anyaman 2. Pengetahuan
menganyam yang turun temurun
3. Daya dukung alam dan tenaga kerja
4. Program pemerintah yang pernah ada ditunjang oleh
usaha pengrajin anyaman yang telah mengakar
Intinya pada : kualitas tenaga kerja pengrajin anyaman, modal
dan bahan baku, dan keterlibatan stakeholders.
Kelemahan Kekuatan
Internal Internal
1. Persaingan dalam pemasaran dan kesulitan
memahami selera konsumen yang tidak
ditunjang oleh profesionalisme dalam
manajemen usaha anyaman
2. Daya dukung alam yang terbatas berpengaruh
terhadap penyediaan bahan baku
3. Kelemahan dalam mengakses informasi
permodalan yang menyulitkan perolehan
modal
4. Daya dukung tenaga kerja yang memiliki keterampilan
terbatas Intinya pada : Pemasaran,
modal dan bahan baku, kualitas tenaga kerja pengrajin
1. Modal sosial sebagai kekuatan untuk mengatasi
kesulitan persaingan dalam pemasaran
2. Daya dukung tenaga kerja dikembangkan untuk dapat
mengolah daya dukung alam dan keprofesionalan
dalam pengembangan usaha anyaman
Intinya pada : Pemasaran, modal dan bahan baku, kualitas
tega kerja pengrajin
Berbagai Ancaman
109
110
111
7. 3. Strategi Penguatan Kelembagaan Produksi dan Pemasaran Pengrajin Anyaman