43
dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya materi membaca intensif dengan menggunakan model Cooperative Script. Penelitian ini memiliki
kesamaan dengan penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh Rifatun 2014, Wijayanti 2013, dan Muniroh 2010 yaitu pada penggunaan metode
pembelajaran Cooperative Script. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh Rifatun 2014, Wijayanti 2013, dan Muniroh
2010 yaitu pada materi pembelajaran dan subjek penelitiannya. Penelitian ini dilakukan pada materi pelajaran membaca intensif, dan subyek penelitian ini yaitu
guru dan siswa kelas III SDN Lebakgowah 03 Kabupaten Tegal tahun ajaran 20142015.
2.3 Kerangka Berpikir
Bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Pembelajaran bahasa Indonesia
bertujuan untuk meningkatakan keterampilan siswa dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Oleh
karena itu diperlukan pendekatan, strategi, model, maupun metode yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.
Kemampuan guru dalam memilih pendekatan, strategi, model, maupun metode yang sesuai dengan karakteristik siswa sangat diperlukan, agar tujuan
pembelajaran bahasa Indonesia dapat tercapai secara optimal. Selain itu guru juga diharapkan dapat memberikan inovasi dalam proses pembelajaran. Pada
kenyataannya proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat konvensional. Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang sifatnya
44
berpusat pada guru teacher centered sehingga dalam pembelajaran masih didominasi metode ceramah. Hal ini terjadi pada proses pembelajaran di kelas III
SD Negeri Lebakgowah 03 yang masih menggunakan metode ceramah, khususnya dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia materi membaca intensif.
Metode ceramah yang digunakan membuat siswa kurang aktif dan jenuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini mengakibatkan akibatnya materi
yang disampaikan sulit diterima oleh siswa. Hal ini menyebabkan hanya 11 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal KKM. Sebanyak 12 siswa
dinyatakan tidak tuntas KKKM. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti merencanakan perbaikan dengan menggunakan metode pembelajaran Cooperative
Script. Metode pembelajaran Cooperative Script merupakan metode yang menuntut
siswa aktif dalam pembelajaran. Pada metode Cooperative Script siswa dilatih untuk bekerja sama dengan teman satu kelompoknya dalam menyatakan ide atau
gagasannya. Selain itu, metode Cooperative Script diharapkan mampu meningkatkan daya ingat siswa. Kegiatan meringkas pada metode Cooperative
Script diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami teks bacaan yang telah dibacanya. Metode pembelajaran Cooperative script diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi membaca intensif. karena metode tersebut memungkinkan untuk dapat mengoptimalkan partisipasi
siswa dalam pembelajaran, Kerangka berpikir peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia materi membaca intensif pada siswa kelas III SDN Lebakgowah 03
Kabupaten Tegal dapat dibaca pada bagan 2.1.
45
Bagan. 2.1. Kerangka Berpikir
Siswa: a.
Kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran b.
Hasil belajar siswa belum
mencapai KKM. Guru:
Menggunakan metode
pembelajaran konvensional
dalam pembelajaran
bahasa Indonesia.
Kondisi Sebelum
Penelitian
Kondisi Saat
Penelitian
Guru menerapkan metode Cooperative Script dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Guru
membentuk siswa
menjadi kelompok berpasangan.
2 Guru membagikan teks bacaan kepada
setiap kelompok. 3
Guru menyuruh siswa membaca secara intensif
teks bacaan
tersebut, dan
meringkasnya. 4
Siswa membaca teks bacaan secara intensif, kemudian meringkas teks bacaan
tersebut. 5
Siswa menyepakati peran sebagai pembicara dan pendengar. Pembicara
bertugas membacakan hasil ringkasannya, pendengar bertugas menyimak apa yang
dibacakan pembicara.
6 Siswa bertukar peran. Pembicara menjadi
pendengar, begitu juga sebaliknya. 7
Siswa bersama guru membuat kesimpulan
Siswa: a.
Aktivitas belajar siswa
meningkat. b.
Hasil belajar siswa
meningkat. Guru:
a. Kualitas
pembelajaran meningkat.
b.
Performansi guru
meningkat
.
Kondisi Setelah
Penelitian
46
2.4 Hipotesis Tindakan