35
keterampilan interpersonal kelompok: 5 guru hanya beriteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Isjoni 2014: 21, menyatakan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah agar siswa dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya.
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasan yang
disampaikan secara berkelompok. Keberhasilan belajar dalam pembelajaran kooperatif ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara
utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan
baik. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa SD yang senang bekerja dalam kelompok, sehingga dalam proses pembelajaran akan lebih baik jika dilakukan
secara berkelompok.
2.2.11 Metode pembelajaran
Menurut Susanto 2013: 43 mengajar yang berhasil menuntut penggunaan metode yang tepat. Seorang guru harus memahami dengan baik metode yang
digunakan. Metode yang digunakan dalam pembelajaran harus bervariasi, karena tidak ada satu metode yang terbaik dan dapat digunakan pada semua mata
pelajaran. Joni 1993 dalam Abimanyu et al 2008: 2-5, mengartikan metode
pembelajaran sebagai cara kerja yang bersifat relatif, umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai
carajalan menyajikan atau melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
36
Haryadi 2006: 6, menyatakan bahwa metode mengacu pada pengertian tahap-tahap secara prosedural dalam mengolah kegiatan belajar mengajar bahasa
yang dimulai dari merencanakan, melaksanakan sampai mengevaluasi. Rusman 2011: 132 , menyatakan bahwa metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Menurut Susanto 2013: 43 metode adalah cara yang digunakan guru dalam mengorganisasikan kelas atau dalam menyajikan bahan
pelajaran. Metode ini diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan metode dapat memudahkan siswa menerima dan memahami materi
pelajaran yang diberikan guru. Berdasarkan uraian di atas maka, disimpulkan bahwa metode adalah cara
yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan belajar dengan melakukan tahap- tahap secara prosedural. Tahap-tahap tersebut dimulai dari perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
2.2.12 Metode Pembelajaran Cooperative Script
Metode pembelajaran Cooperative Script merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif. Menurut Mursitho 2011: 36, Cooperative Script adalah
metode belajar yang melatih peserta didik untuk bekerja sama, menghargai pendapat orang lain pasangannya, belajar mendengarkan, dan belajar berbicara
secara sistematis. O„Donnell dan Dansereau 1992 dalam Meisinger, et.al
2004:116 menyatakan tentang Cooperative Script sebagai berikut:. One variant of cooperative learning, scripted cooperative
interaction, is thought to promote learning and decrease negative social processes through the imposition of structure in the
interaction. In scripted cooperative interactions, children are
37
assigned alternating roles that correspond to specific cognitive activities.
Maksud dari pernyataan di atas adalah salah satu jenis dari pembelajaran kooperatif, yaitu Cooperative Script. Cooperative Script dianggap dapat
meningkatkan pembelajaran dan mengurangi proses sosial yang negatif melalui pengenaan struktur dalam interaksi. Pada interaksi Cooperative Script, anak-anak
ditugaskan berperan bergantian yang sesuai dengan aktivitas kognitif tertentu. Pada metode Cooperative Script siswa akan dikelompokan berpasangan
dengan temannya. Siswa berperan sebagai pembicara dan pendengar.
Pembicara membuat ringkasan dari teks bacaan, kemudian disampaikan kepada pendengar dan
pendengar akan menyimak atau mengoreksi apa yang disampaikan oleh pembicara.
Menurut Huda 2013: 213, langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode Cooperative Script adalah sebagai berikut.
1 Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok berpasangan.
2 Guru membagi wacanamateri untuk dibaca dan dibuat
ringkasannya. 3
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.
4 Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin dengan
memasukan ide-ide pokok ke dalam ringkasannya. Selama proses pembacaan, siswa-siswa lain harus menyimakmenunjukkan ide-
ide pokok yang kurang lengkap dan membantu mengingat dan menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkannya dengan
materi sebelumnya atau materi lainnya.
5 Siswa bertukar peran, yang semula sebagai pembicara ditukar
menjadi pendengar dan sebaliknya. 6
Guru dan siswa melakukan kembali kegiatan seperti di atas. 7
Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan materi pelajaran.
8 Penutup.
38
Karakteristik metode pembelajaran Cooperative Script adalah siswa bekerja secara berpasangan untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran yang
telah dipelajari. Hal ini akan meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi pelajaran yang telah dipelajari. Meningkatnya daya ingat siswa terhadap materi
pelajaran merupakan salah satu kelebihan metode pembelajaran Cooperative Script. Suatu metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan Metode Pembelajaran Cooperative Script menurut Huda 2013: 214, yaitu:
1 Dapat menumbuhkan ide-ide atau gagasan baru, daya berpikir
kritis, serta mengembangkan jiwa keberanian dan menyampaikan hal-hal baru yang diyakini benar.
2 Mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya
lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain, dan belajar dari siswa lain.
3 Mendorong siswa berlatih untuk memecahkan masalah dengan
mengungkapkan idenya secara verbal dan membandingkan ide siswa dengan ide temannya.
4 Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan
siswa yang kurang pintar serta menerima perbedaan yang ada. 5
Memotivasi siswa yang kurang pandai agar mampu mengungkapkan pemikirannya.
6 Memudahkan siswa berdiskusi dan melakukan interaksi sosial.
7 Meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
Selain kelebihan yang telah diuraikan di atas, menurut Huda 2013: 215, metode Cooperative Script juga memiliki kelemahan, diantaranya: 1 Ketakutan
beberapa siswa untuk mengeluarkan ide karena dinilai oleh teman dalam kelompoknya; 2 Kesulitan menilai siswa sebagai individu karena mereka berada
dalam kelompok; 3 Kesulitan membentuk kelompok yang solid dan dapat bekerjasama dengan baik.
39
Metode pembelajaran ini mengajarkan siswa untuk percaya kepada guru dan lebih percaya lagi pada kemampuan sendiri untuk berpikir, mencari informasi dari
sumber lain, dan belajar dari siswa lain. Peserta didik dilatih untuk mengungkapkan idenya secara lisan dan membandingkan dengan ide temannya,
sehingga dapat membantu peserta didik belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang kurang pintar dan menerima perbedaan yang ada.
2.2.13 Penerapan metode Cooperative Script pada materi membaca intensif