Hasil Belajar Karakteristik siswa SD

27

2.2.6 Hasil Belajar

Menurut Rifa‟i dan Anni 2011: 85, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perilaku yang diperoleh sebagai hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Susanto 2013: 5 menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Bloom 1956 dalam Suprijono 2009: 6 mengklasifikasi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut. 1 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang meliputi enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian; 2 Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang meliputi sikap menerima, menjawab, menilai, organisasi dan karakterisasi; 3 Ranah Psikomotorik berkenaan dengan keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek saja. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang mencakup kemampuan kognitif berupa pengetahuan, ingatan, pemahaman, menjelaskan, meringkas, menilai, dan lain sebagainya. Hasil belajar mencakup kemampuan afektif berupa sikap menerima, merespon, menilai, dan membentuk karakter. Hasil belajar juga mencakup kemampuan psikomotorik yang berupa keterampilan fisik, sosial, intelektual serta manajerial. 28

2.2.7 Karakteristik siswa SD

Usia sekolah dasar merupakan masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun hingga 12 tahun. Piaget 1950 dalam Susanto 2013: 77 membagi tahap perkembangan kognitif menjadi empat tahap, yaitu tahap sensori motor 0-2 tahun, pra-operasional 2-7 tahun, operasional konkret 7-11 tahun, dan operasional formal 11-15 tahun. Berdasarkan teori perkembangan kognitif, anak SD berada pada tahap operasional yakni pada usia 7-11 tahun. Desmita 2012: 35 mengemukakan karakteristik anak-anak usia sekolah dasar, yaitu senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Pada masa usia sekolah dasar, anak-anak cenderung senang bermain. Waktu yang mereka miliki sering dihabiskan hanya untuk bermain dan bergerak kesana kemari melakukan berbagai hal yang disukai. Sebagaimana orang dewasa, anak-anak juga butuh bersosialisasi dengan orang lain, terutama dengan teman sebayanya. Saat bersosialisasi anak dapat belajar mematuhi aturan-aturan kelompok, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat sportif, serta belajar keadilan dan demokrasi. Berdasarkan apa yang dipelajari di sekolah, anak belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Bagi anak SD penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih mudah dipahami jika anak melaksanakan sendiri. Berdasarkan uraian di atas tentang karakteristik siswa SD, baik menurut Piget maupun Desmita, anak usia sekolah dasar berada pada tahap operasional konkret 7-11 tahun. Oleh karena itu, pembelajaran yang dirancang oleh guru 29 hendaknya memperhatikan karakteristik anak usia sekolah dasar, sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Karakteristik siswa SD yang telah disebutkan menuntut guru untuk melaksanakan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan siswa berpindah atau bergerak, memungkinkan anak bekerja dalam kelompok, dan memungkinkan anak terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode Cooperative Script dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa SD yang telah uraikan di atas. Hal ini karena metode Cooperative Script memungkinkan siswa siswa bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, dan melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Metode Cooperative Script menyediakan kesempatan kepada siswa bekerjasama dengan siswa lain untuk memecahkan suatu masalah dalam pembelajaran. Metode Cooperative Script juga memudahkan siswa melakukan interaksi sosial, sehingga dapat mengembangkan keterampilan berdiskusi.

2.2.8 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD

Dokumen yang terkait

METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS III SDN ASMOROBANGUN 03 PUNCU KABUPATEN KEDIRI

1 33 22

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS III SD NEGERI LIMPUNG 03 KABUPATEN BATANG

0 26 255

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BERORGANISASI PADA SISWA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BERORGANISASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KAYUAPAK KECAMATAN P

0 1 13

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

0 0 31

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA.

0 0 7

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS III SDN WINONGO TIRTONIRMOLO, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 152

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA AUDIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDN Kebonbuah Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang) | Widayanti | Pena Ilmiah 19839 2 PB

0 0 10

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 06 BELANGKO BENGKAYANG

0 0 8

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA Hasnibeti Guru SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman hasnibetti592gmail.com ABSTRAK - PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATK

0 1 10