78
Diagram 4.1. menunjukkan persentase siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas belajar. Terdapat 16 siswa yang tuntas belajar atau sekitar 69,56.
Siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 7 siswa atau 30,44. Berdasarkan data hasil belajar siswa pada siklus I, pembelajaran membaca intensif pada siklus I
dapat dikatakan belum mencapai indikator keberhasilan. Hal tersebut disebabkan persentase ketuntasan belajar klasikal yang diperoleh belum memenuhi kriteria
yang ditentukan yaitu 75 .
4.1.1.4 Refleksi
Penerapan metode Cooperative Script pada mata pelajaran bahasa Indonesia materi membaca intensif, baik pertemuan 1 maupun pertemuan 2 dapat
disimpulkan bahwa kurang maksimal. Hal ini disebabkan terdapat indikator yang belum terpenuhi. Berdasarkan hasil observasi pembelajaran yang telah dilakukan
pada siklus I, menunjukkan bahwa pada pertemuan 1 performansi guru belum maksimal. Nilai akhir APKG I dan APKG II pada pertemuan 1 yaitu 79,
sedangkan nilai akhir APKG I dan APKG II pada pertemuan 2 yaitu 81,5. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai APKG I dan
APKG II pada pertemuan 2, tetapi hasil tersebut belum maksimal karena masih terdapat beberapa indikator yang mendapat nilai rendah. Interaksi guru dengan
siswa selama proses pembelajaran belum terlihat. Selama proses pembelajaran guru kurang memberi arahan yang jelas kepada siswa tentang peran kooperatif
yang dilakukan siswa sebagai pembicara dan pendengar. Meningkatnya nilai akhir performansi guru pada pertemuan 2 karena guru sudah lebih menguasai metode
Cooperative Script. Hal ini mengakibatkan proses pembelajaran membaca intensif
79
melalui penerapan metode Cooperative Script menjadi lebih jelas langkah- langkahnya, sehingga materi yang disampaikan mudah dipahami siswa.
Indikator keberhasilan pembelajaran siklus I tidak hanya berdasarkan pada nilai performansi guru, tetapi juga pada aktivitas belajar siswa dan hasil tes
formatif. Aktivitas belajar siswa pada materi membaca intensif dengan menggunakan metode Cooperative Script juga kurang maksimal. Persentase
keaktifan siswa pada pertemuan 1 yaitu 72,83 , sedangkan pada pertemuan 2 sebesar 73,36 . Hasil persentase keaktifan siswa mengalami peningkatan pada
pertemuan 2. Peningkatan tersebut karena pada pertemuan 2 siswa sudah mulai terbiasa melaksanakan pembelajaran membaca intensif menggunakan metode
Cooperative Script. Penggunaan metode pembelajaran baru membuat siswa bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, meskipun masih terdapat
beberapa siswa yang masih ragu atau bingung dalam menentukan perannya. Beberapa siswa masih malu-malu dalam mengajukan pertanyaan dan
membacakan hasil ringkasannya. Berdasarkan hasil tes formatif pada siklus 1, siswa sudah mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditentukan. Rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh yaitu sebesar 70,04. Hasil tersebut menunjukan bahwa rata-rata hasil
belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan ya ng ditentukan yaitu ≥ 68.
Nilai 68 merupakan nilai KKM SDN Lebakgowah 03 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas III. Tujuh siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 68
dinyatakan belum tuntas. Enam belas siswa yang mendapat nilai ≥ 68 dinyatakan
80
tuntas belajar. Pada siklus I ketuntasan belajar klasikal sebesar 69,56. Angka tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu 75.
Berdasarkan
uraian tersebut menunjukan bahwa pembelajaran yang dilakukan guru pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan. Hal tersebut
karena masih terdapat banyak kekurangan pada siklus I baik dilihat dari performansi guru, aktivitas belajar siswa maupun hasil belajar siswa. Hasil
refleksi pada siklus I ini akan dijadikan landasan untuk melanjutkan ke siklus II dengan perbaikan-perbaikan agar siklus II berjalan lebih baik dari siklus I.
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran pada siklus I, peneliti akan melakukan beberapa perbaikan untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Perbaikan
tersebut bertujuan agar performansi guru dan aktivitas belajar siswa dapat meningkat, sehingga akan berdampak baik pada hasil belajar siswa yang
diharapkan dapat meningkat. Perbaikan yang perlu peneliti dan guru mitra lakukan yaitu: 1 guru perlu memberikan penguatan kepada siswa berupa pujian
atau pemberian hadiah kepada siswa yang aktif untuk meningkatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran; 2 guru perlu menentukan pembagian peran
siswa dalam pelaksanann metode Cooperative Script agar siswa tidak lagi ribut saling tunjuk untuk berperan sebagai pembicara dan pendengar; 3 guru perlu
menyuruh siswa menanyakan kata atau kalimat pada teks bacaan yang tidak dipahami agar siswa benar-benar paham terkait isi teks bacaan tersebut.
4.1.2 Data Siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan yaitu pada tanggal 31 Maret dan pada tanggal 1 April 2015. Data yang diperoleh pada siklus II meliputi data