Model Pembelajaran Kooperatif Landasan Teori

33 sampai empat halaman. Hal yang diutamakan dalam membaca intensif bukanlah hakikat keterampilan yang terlihat melainkan hasilnya. Hasil tersebut berupa suatu pemahaman yang mendalam terhadap suatu simbol-simbol tertulis yang terdapat pada teks. Tarigan 2008: 37 menyatakan bahwa membaca intensif pada hakikatnya memerlukan teks yang panjangnya tidak lebih dari 500 kata yang dapat dibaca dalam jangka waktu 2 menit dengan kecepatan kira-kira 5 kata dalam satu detik. Tarigan 2008: 37 menyatakan bahwa tujuan utama membaca intensif adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap tujuan sang pengarang. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa membaca intensif adalah proses yang dilakukan pembaca dengan cara studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam membaca intensif bukan hanya menekankan pada cara membacanya tetapi juga pemahaman siswa mengenai apa yang dibacanya.

2.2.10 Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif dalam bahasa inggris disebut cooperative learning. Menurut Isjoni 2014: 15 cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lain sebagai satu kelompok. Suprijono 2009: 54, menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Menurut Sanjaya 2006 dalam Rusman 2011: 203, Cooperative 34 Learning merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Menurut Dyson dan Rubin Constantinou 2010: 30 pembelajaran kooperatif sebagai berikut: “Cooperative learning has many benefits. It can help students to improve motor skills, develop social skills, work together as a team, take control of their learning process, give and receive feedback, and become responsible individuals.” Pernyataan tersebut berarti bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai banyak keuntungan. Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan motorik, mengembangkan keterampilan sosial, kerja sama sebagai tim, mengendalikan proses belajar mereka, memberi dan menerima umpan balik, dan menjadi individu yang tanggung jawab. Menurut Siegel 2005: 339 pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut “Cooperative learning involves group of students working to complete a common task .” Pernyataan tersebut mengandung arti pembelajaran kooperatif melibatkan suatu kelompok siswa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas bersama. Ciri-ciri pembelajran kooperatif menurut Isjoni 2014: 20 yaitu: 1 setiap anggota memiliki peran; 2 terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa: 3 setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya dan juga teman- teman sekelompoknya: 4 guru membantu mengembangkan keterampilan- 35 keterampilan interpersonal kelompok: 5 guru hanya beriteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Isjoni 2014: 21, menyatakan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif adalah agar siswa dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temannya. Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasan yang disampaikan secara berkelompok. Keberhasilan belajar dalam pembelajaran kooperatif ini bukan semata-mata ditentukan oleh kemampuan individu secara utuh, melainkan perolehan belajar itu akan semakin baik apabila dilakukan secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok belajar kecil yang terstruktur dengan baik. Hal ini sesuai dengan karakteristik siswa SD yang senang bekerja dalam kelompok, sehingga dalam proses pembelajaran akan lebih baik jika dilakukan secara berkelompok.

2.2.11 Metode pembelajaran

Dokumen yang terkait

METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS III SDN ASMOROBANGUN 03 PUNCU KABUPATEN KEDIRI

1 33 22

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS III SD NEGERI LIMPUNG 03 KABUPATEN BATANG

0 26 255

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BERORGANISASI PADA SISWA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BERORGANISASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KAYUAPAK KECAMATAN P

0 1 13

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

0 0 31

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA.

0 0 7

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS III SDN WINONGO TIRTONIRMOLO, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 152

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA AUDIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDN Kebonbuah Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang) | Widayanti | Pena Ilmiah 19839 2 PB

0 0 10

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 06 BELANGKO BENGKAYANG

0 0 8

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA Hasnibeti Guru SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman hasnibetti592gmail.com ABSTRAK - PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATK

0 1 10