Pendidikan Hakikat Belajar Landasan Teori

19

2.2.1 Pendidikan

Pendidikan mempunyai peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Pendidikan diperlukan masyarakat Indonesia untuk membekali diri agar mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Melalui pendidikan siswa dapat mengembangkan potensi dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1, menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan sussana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Munib 2011: 34, menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis. Usaha tersebut dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi siswa agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Menurut Thompson 1957 dalam Prianto, et al 2011: 1.3, pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan, pemikiran, sikap, dan tingkah laku. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang pendidikan, disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi siswa. Pengaruh tersebut bertujuan agar siswa mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan. Siswa diharapkan mengalami perubahan tingkah laku yang relaif tetap melalui pendidikan. 20

2.2.2 Hakikat Belajar

Pengertian belajar telah banyak dikemukakan oleh beberapa ahli pendidikan. Menurut Gagne 1989 dalam Susanto 2013: 1, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. Slavin 1994 dalam Rifa‟i dan Anni 2011: 82, menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Slameto 2010: 2 mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu terjadi secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Hamalik 2013: 27 berpendapat bahwa “learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing”. Pendapat tersebut diartikan bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, bukan suatu hasil atau tujuan. Menurut pengertian ini, belajar bukan sekedar mengingat atau mengahafal, akan tetapi mengalami. Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Winkel 2002 dalam Susanto 2013: 4 bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi antara seseorang dengan lingkungan, sehingga menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas. Seseorang dikatakan belajar apabila orang tersebut melakukan suatu 21 aktivitas yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang relatif konstan atau tetap. Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu dalam berpikir, merasa, atau bertindak. Perubahan tingkah laku itu, terjadi secara sadar sebagai hasil dari pengalaman yang telah dialami, baik pengalaman secara langsung maupun tidak langsung. Pengalaman tersebut berupa berbagai kegiatan seperti membaca, mendengarkan, mengamati, dan meniru.

2.2.3 Pembelajaran

Dokumen yang terkait

METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS III SDN ASMOROBANGUN 03 PUNCU KABUPATEN KEDIRI

1 33 22

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS III SD NEGERI LIMPUNG 03 KABUPATEN BATANG

0 26 255

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BERORGANISASI PADA SISWA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BERORGANISASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KAYUAPAK KECAMATAN P

0 1 13

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

0 0 31

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA.

0 0 7

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS III SDN WINONGO TIRTONIRMOLO, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 152

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA AUDIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDN Kebonbuah Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang) | Widayanti | Pena Ilmiah 19839 2 PB

0 0 10

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 06 BELANGKO BENGKAYANG

0 0 8

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA Hasnibeti Guru SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman hasnibetti592gmail.com ABSTRAK - PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATK

0 1 10