91 terhadap  performansi  guru  dianggap  sudah  memuaskan  bagi  peneliti.  Berdasarkan
hasil  pengamatan  terhadap  performansi  guru  pada  siklus  I  dan  siklus  II,  nilai performansi  guru  telah  mencapai  indikator  keberhasilan  yang  ditentukan  yaitu
minimal 71 dengan kategori B.
4.2.2 Aktivitas Belajar Siswa
Data  aktivitas  belajar  siswa  diperoleh  melalui  pengamatan  pada  saat pembelajaran  b
erlangsung.  Hasil  observasi  aktivitas  siswa  pada  pembelajaran siklus  I  dilakukan  pada  dua  pertemuan.  Hasil  observasi  aktivitas  belajar  siswa
siklus  I  pertemuan  1  adalah  72,83  dengan  kategori  tinggi.  Hasil  observasi aktivitas belajar siswa siklus I pertemuan 2 adalah 73,36 dengan kategori tinggi.
Rata-rata  persentase  keaktifan  siswa  pada  siklus  I  yaitu  73  dengan  kategori tinggi.  Persentase  keaktifan  siswa  pada  siklus  I  belum  memenuhi  indikator
keberhasilan. Hal tersebut karena masih ada beberapa siswa  yang malu bertanya, kurang  menjalin  kerjasama  dengan  teman  satu  kelompoknya,  dan  kurang
memerhatikan penjelasan guru. Oleh karena itu, dilakukan beberapa tindakan pada siklus II untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I.
Pada  siklus  II,  hasil  observasi  aktivitas  siswa  dilakukan  pada  dua pertemuan.  Hasil  observasi  aktivitas  belajar  siswa  siklus  II  pertemuan  1  adalah
79,53  dengan  kategori  sangat  tinggi.  Hasil  observasi  aktivitas  belajar  siswa siklus  II  pertemuan  2  adalah  81,88  dengan  sangat  kategori  tinggi.  Rata-rata
persentase  keaktifan  siswa  pada  siklus  II  yaitu  80,71  dengan  kategori  sangat tinggi. Secara klasikal skor aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini
ditunjukkan  dengan  terciptanya  kerjasama  yang  lebih  baik  antar  siswa  ketika
92
menyelesaikan tugas. Siswa lebih  antusias memerhatikan penjelasan  guru. Siswa juga  sudah  mulai  berani  bertanya  dan  menyampaikan  pendapat.  Suasana  kelas
menjadi  lebih  kondusif  karena  siswa  mengerjakan  tugas  dengan  tertib  dan menyelesaikannya tepat waktu.
Berdasarkan  data  yang  diperoleh  pada  siklus  II,  dapat  disimpulkan  bahwa pembelajaran  membaca  intensif  melalui  penerapan  metode  Cooperative  Script
pada siklus II dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hasil observasi aktivitas siswa dari  siklus  I  ke  siklus  II  mengalami  peningkatan  dari  kategori  tinggi  ke  kategori
sangat  tinggi  sebesar  7,71.  Peningkatan  persentase  aktivitas  belajar  siswa  dari siklus I ke siklus II dapat dibaca pada diagram 4.4.
Diagram 4.4. Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa
4.2.3 Hasil Belajar Siswa