Membaca intensif Landasan Teori

31 Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar bertujuan agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan serta meningkatkan kemampuan berbahasa baik lisan maupun tulisan. Kemampuan berbahasa lisan meliputi kemampuan berbicara dan menyimak, sedangkan kemampuan berbahasa tulis meliputi kemampuan membaca dan menulis. Kemapuan berbahasa tersebut diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berinteraksi dan berkomuniaksi dengan orang lain baik secara lisan maupun secara tertulis.

2.2.9 Membaca intensif

Menurut Iskandarwassid dan Sunendar 2008: 246, “membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa yang tertulis di dalam teks”. Hal serupa juga dikemukakan oleh Hodgson 1960 dalam Tarigan 2008: 7, bahwa “membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata- katabahasa tulis”. Selanjutnya Tarigan 2008: 8, mengutarakan bahwa membaca dapat pula diartikan sebagai suatu metode yang kita pergunakan untuk berkomunikasi baik dengan diri kita sendiri maupun dengan orang lain. Komunikasi tersebut mempunyai arti mengkomunikasikan makna yang terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca ialah suatu proses yang dilakukan untuk memahami makna atau memperoleh pesan dari kata-kata yang tertulis dalam teks. Hal ini berarti kegiatan 32 membaca merupakan suatu bentuk komunikasi melalui sarana tulisan. Tujuan membaca adalah memahami apa yang dituturkan penulis melalui sarana tulisan. Santosa 2008: 6.4, mengemukakan bahwa tujuan setiap pembaca adalah memahami bacaan yang dibacanya. Tujuan membaca bagi siswa SD menurut Iskandarwassid dan Sunendar 2008: 289, yaitu: 1 Mengenali lambang-lambang simbol-simbol bahasa; 2 Mengenali kata dan kalimat; 3 Menemukan ide pokok dan kata-kata kunci; 4 Menceritakan kembali isi bacaan pendek. Berdasarkan uraian tersebut, membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks dan rumit. Rahim 2008: 12 mengemukakan bahwa proses membaca melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Kegiatan fisik berupa melihat simbol-simbol tertulis yang ada pada teks bacaan. Kegiatan mental berupa proses berpikir. Supaya dapat memahami bacaan, pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-kata atau kalimat yang terdapat pada teks bacaan. Broughton 1978 dalam Tarigan 2008: 12 mengemukakan bahwa terdapat dua aspek penting dalam membaca. Kedua aspek tersebut yaitu keterampilan yang bersifat mekanik dan keterampilan yang bersifat pemahaman. Aktivitas membaca yang sesuai dengan keterampilan mekanis yaitu membaca nyaring dan membaca bersuara. Aktivitas membaca yang yang sesuai dengan keterampilan pemahaman yaitu membaca ekstensif dan membaca intensif. Pada silabus kelas 3 SD terdapat materi membaca intensif yang meliputi membaca teks 150-200 kata. Menurut Brooks 1964 dalam Tarigan 2008: 36, membaca intensif intensive reading adalah studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua 33 sampai empat halaman. Hal yang diutamakan dalam membaca intensif bukanlah hakikat keterampilan yang terlihat melainkan hasilnya. Hasil tersebut berupa suatu pemahaman yang mendalam terhadap suatu simbol-simbol tertulis yang terdapat pada teks. Tarigan 2008: 37 menyatakan bahwa membaca intensif pada hakikatnya memerlukan teks yang panjangnya tidak lebih dari 500 kata yang dapat dibaca dalam jangka waktu 2 menit dengan kecepatan kira-kira 5 kata dalam satu detik. Tarigan 2008: 37 menyatakan bahwa tujuan utama membaca intensif adalah untuk memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap tujuan sang pengarang. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa membaca intensif adalah proses yang dilakukan pembaca dengan cara studi seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang bertujuan untuk memperoleh pemahaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam membaca intensif bukan hanya menekankan pada cara membacanya tetapi juga pemahaman siswa mengenai apa yang dibacanya.

2.2.10 Model Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

METODE MEMBACA TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS III SDN ASMOROBANGUN 03 PUNCU KABUPATEN KEDIRI

1 33 22

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF MELALUI MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PADA SISWA KELAS III SD NEGERI LIMPUNG 03 KABUPATEN BATANG

0 26 255

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BERORGANISASI PADA SISWA PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MATERI BERORGANISASI PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 02 KAYUAPAK KECAMATAN P

0 1 13

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS.

0 0 31

PENERAPAN STRATEGI KWL (KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA BERKESULITAN BELAJAR KELAS III SDN MANAHAN SURAKARTA.

0 0 7

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS III SDN WINONGO TIRTONIRMOLO, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 152

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN MEDIA AUDIO UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas III SDN Kebonbuah Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang) | Widayanti | Pena Ilmiah 19839 2 PB

0 0 10

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 06 BELANGKO BENGKAYANG

0 0 8

PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA Hasnibeti Guru SDN 012 Lebuh Lurus Kecamatan Inuman hasnibetti592gmail.com ABSTRAK - PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT DALAM MENINGKATK

0 1 10